surat cinta

111 13 4
                                    

i.

aku menuliskan surat cinta untuk anjingku di rumah. menuliskan betapa aku merindukannya, rindu memeluk dirinya. menulisakan tentang aku yang kemarin memimpikan dirinya yang berlari kearahku ketika aku pulang ke rumah.

aku menuliskan surat cinta untuk anjingku dirumah, meskipun aku tahu dia tidak bisa membacanya, meskipun adikku yang membacakan suratku kepadanya dan mengatakan padaku kalau anjingku merindukanku juga.

ii.

aku menulisakan surat cinta untuk nenekku di surga. menuliskan betapa aku merindukannya, merindukan belaian lembut dan senyuman hangat ketika aku memeluk dirinya tanpa kata. menuliskan tentang aku yang masih mengeluarkan air mata tiap kali mengingatnya di kala malam tiba.

aku menuliskan surat cinta untuk nenekku di surga, meskipun aku tahu ia tidak akan membacanya. menaruhnya di pojok kamar yang gelap, yang tersimpan rapih di sebuah kotak yang tak ada siapapun yang boleh menyentuhnya.

iii.

aku menuliskan surat cinta untuk bintang dan bulan di langit malam. menuliskan tentang rasa terima kasihku kepadanya, yang menemaniku ketika malam datang. menuliskan rasa terima kasihku karena telah membuatku merasa tidak sendirian, karena selama bulan dan bintang masih bersinar, malamku tidak akan pernah sepi dan kelam.

aku menuliskan surat cinta untuk bintang dan bulan di langit malam, meskipun aku tahu suratku tak akan sampai padanya. melipat surat tersebut menjadi sebuah perahu kertas dan menaruhnya di pantai ketika air laut sedang pasang.

iv.

aku menuliskan surat cinta untukmu yang sedang berada dipelukan lelaki yang kau cinta. menuliskan tentang harapan-harapanku padamu--agar kamu selalu bahagia, agar kamu selalu diberi kesehatan, agar aku hanya melihat pipimu yang bersemu merah dan bukan air mata kesedihan. terkadang, aku menuliskan tentang harapan-harapan egoisku--berharap akulah yang memelukmu ketika malam datang, berharap akulah yang dapat mencium bibir merahmu ketika kamu terbangun, berharap akulah yang dapat memilikimu.

aku menuliskan surat cinta untukmu yang sedang berada dipelukan lelaki yang kau cinta, meskipun aku tahu aku tidak akan pernah memberikannya. mengubahnya menjadi abu ketika aku selesai menulisnya, tanpa memberi diriku sendiri waktu membaca untuk yang kedua kalinya--karena surat-surat cintaku padamu hanya untuk diriku, sama halnya dengan perasaanku padamu.

terpaut oleh waktuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang