2. Cahaya kecil

89 11 9
                                    

Syifa baru saja lulus dari bangku SD, dan ia telah di jerumuskan ke suatu sekolah yang serba sunnah Nabi oleh ayahnya. Suatu sekolah yang sangat-sangat islamiyah. Dan terlebih lagi semuanya adalah wanita, hanya ada satu guru pria yang mengajar, sisanya wanita.

Dan besok adalah hari senin, hari dimana ia pertama kali masuk sekolah dan akan melaksanakan MPLS. Dikarenakan sekolahnya berada di kota sebelah, tempat neneknya tinggal, maka malam ini ia akan mulai menginap di rumah neneknya.

           •   •   •   •

Saat bangun tidur Syifa langsung menuju kamar mandi untuk berwudhu dan segera ia melaksanakan sholat subuh. Sehabis itu, ia langsung merebahkan diri kembali dikasur, merasa tidurnya belum cukup.

Tak terasa waktu berjalan begitu cepat saat ia berleha-leha, jam dinding di salah satu kamar milik neneknya menunjukkan jam 06.45 pagi. Itu artinya 15 menit lagi bel sekolahnya akan berbunyi. Syifa langsung melakukan ritual mandi paginya, dengan kecepatan yang seperti kilat. Syifa dapat siap dalam waktu kurang dari 10mnt. Syifa mengenakan pakaian syar'i berwarna biru donker dan kerudungnya yang memiliki warna seirama namun ada sedikit corak abstrak. Sangat berbeda dengan pakaiannya yang bergaya casual, mengenakan celana jeans yang selalu memiliki ciri khas yang berbeda, dan mengenakan kaos simple namun memberikan kesan glamor.

Ia langsung berpamitan kepada nenek tercintanya dan langsung di antar oleh ayahnya yang belum berangkat ke Brunnai, kebetulan sekolahnya memang tidak jauh dari rumah neneknya. Hanya butuh waktu kurang dari 5 menit, ia sudah menginjakkan kaki di sekolahnya.

Begitu sampai disana ia melihat wanita dengan pakaian yang sangat tertutup. Hembusan angin yang membuat kerudung lebar dan panjang mereka berkibaran. Pancaran senyum yang sangat berkilau terkena sorotan cahaya matahari. Tidak sedikit pun yang mengenakan hand sock, atau malah ada beberapa kakak kelas yang mengenakan cadar, menutupi wajah cantik yang dimiliki wanita itu.

"Ayo semuanya baris dulu" ucap salah satu guru disana dan menyebabkan Syifa tersadar dari lamunannya. Syifa lantas mengikuti instruksi yang diberikan guru tersebut, ia baris di daerah belakang. Padahal dirinya tidak terlalu tinggi untuk baris dibelakang.

Setelah baris, semuanya masuk ke dalam aula. Disana, guru-guru mengenalkan dirinya masing-masing dan menyebutkan bidang mata pelajarannya masing. Yang unik disana, guru-guru disana bukan dipanggil dengan sebutan 'ibu guru' atau 'bu guru' melainkan dengan sebutan 'udztazah'.

•   •   •   •

Seminggu sudah ia menjalani pembelajarannya di SMP, hari ini ia pulang ke rumahnya.

"Assalamualaikum, Syifa pulang" ucap Syifa seraya membuka pintu rumahnya. Tidak ada yang menjawab.

Ia berjalan menuju kamar Mama-nya disana terlihat Mamanya sedang leha-leha di atas kasur sambil memegangi handphonenya "Mah ade pulang" ucap Syifa

"Mah ade pulang!" Ulang Syifa dengan sedikit penekanan di akhir kalimatnya.

"Oh iya de" jawab Mamanya.
Ha? Hanya itu? batin Syifa.

Syifa tentu merasa sedih dengan sifat mamahnya yg tak acuh dengan dirinya, ia berjalan ke kamarnya dengan mata memanas yg sedikit dihiasi dengan selaput bening.

Sesampainya di kamar ia langsung merebahkan dirinya, semoga ini bisa menghilangakn rasa penatnya. Cukup lama Syifa merebahkan diri disana hingga ia tertidur pulas.

  •   •   •   •

Begitu Syifa terbangun ia langsung melihat jam yang menempel di dinding kamarnya, sudah mau Isya. Syifa saat itu sedang berhalangan, jadi ia tidak merasa kaget dengan tidur pulasnya itu.

Ia berniat mandi dan akan mencari hiburan di luar sana.

•   •   •   •

Maaf sempat menghilang,... ujian baru selesai, baru bisa kebut nulis 😂😂
Maaaaaf,.... kalau masih ada typo yhhh.

❣️❣️ para readers ❣️❣️

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 27, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Give me happinessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang