One Step Closer

132 20 19
                                    

Hari ini Ong senang sekali karena diantarkan Daniel ke rumahnya yang di komplek elit 101. Komplek yang membuat tukang cilok enggan keliling di komplek tersebut karena ibu-ibunya BCDE 'Bahenol-Cantik-Demplon-Enaena'.

Ong sebenernya anak orang kaya tapi si Ong-nya yang berakting kayak anak gembel, contohnya dia suka ikut tahlilan tapi ngga kenal siapa orang yang meninggalnya dengan alasan pahala padahal pengen nasi kotaknya atau dia ke kondangan ke orang yang ga dikenal terus ngasih amplop tanpa nama dengan isi 2 ribu rupiah lalu makan dengan wajah tanpa dosanya 'kapan lagi makan cuma bayar 2 ribu?' katanya untuk memperkuat niat kondangan dengan penggelapan amplop itu.

Ok, back to topic. Membahas kebobrokan Ong itu sampe ini cerita sebanyak episode sinetron 'Tukang Bubur Naik Delman Ku Duduk di Muka' ga akan selesai-selesai.

Daniel mengantarkan Ong depan rumahnya yang terlihat besar.

"Ini kak rumahnya?" Tanya Daniel dengan mata memperhatikan rumah dan muka Ong secara bergantian.

"Iya, masa ini rumah orang kakak masukin sih.

"Kok kakak gaya hidupnya kayak gembel ya?"

'Ya lord ini ibaratnya gue ikut tawuran terus dada gue ketusuk pisau terus dikasih air garam di atasnya eh pas nengok liat gebetan jalan sama mantannya terus cuma gue yang dipanggil guru BK padahal bukan gue biang keroknya. Jadi, intinya jinjja real heol daebak wanjeon suckydd heart' batin Ong.

Ong hanya tersenyum dan mengumpat dalam hati seperti kata-kata di atas.

"Mampir dulu, Niel?"

"Iya deh soalnya kakak maksa."

'Coba reader tolong tunjukan mana kata-kata gue yang memaksa Daniel buat mampir. Gue kesel tapi seneng, gue kudu ottokeh?' batin Ong.

"Ya udah ayo masuk." Kata Ong sambil membuka gerbang tanpa ada kata kemerdekaan.

Daniel mengikuti Ong masuk ke rumahnya Ong yang segede gaban itu

"Kak, kok sepi amat sih?" kepo banget sih jadi seme, dedeq Ong heran deh sama Abang Daniel:(.

"Orang tua kakak lagi kerja. Sepupu kakak, Bae Jinyoung, lagi ngerjain tugas kelompok di rumah temennya."

"Bae Jinyoung? Baejin yang kelas 10 itu? Yang sekelas sama Jihoon bocah jeojang yang menjadikan warna pink menjadi tema hidupnya?

"Iya, itu Niel. Anda real wanjoen daebak heol neomu jinjja jeongmal tepat!" Ong menjawab dengan antusias.

"Itu sih gue kenal deket, kak. Sering main bareng juga."

Begitulah obrolan mereka yang tidak terbatas oleh waktu itu. Daniel yang semangat ngomong dan Ong yang menjawab dengan antusias.

"Kak, gue pulang ya udah jam setengah 4 nih takut Mama nyariin."

Ong mengantarkan Daniel sampai ke depan gerbang

Saatnya Ong menuju ke singgasana kerajaan kasur yang berada di kamarnya.

'Yu mek mi fil so haigh......' tiba-tiba bel rumah Ong berbunyi.

"Daniel? Kok balik lagi ada yang ketinggalan?" Tanya Ong yang buru-buru keluar kamar langsung menuju pintu dan menemukan Daniel dengan wajah polosnya itu.

"Lupa jalan, kak. Kemana ya jalan ke jalan raya lagi nya?"

"Kamu lurus terus belok udah deh jalan raya."

"Oh ya udah kak makasih"

Ong pun mengantar Daniel ke depan gerbang lagi dan memastikan Daniel berada dalam jalan yang benar dan dalam lindungan Tuhan yang maha Esa.

Limerence [OngNiel]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang