P E R T A M A

218 86 114
                                    

In another life, I would be your girl
We'd keep all our promises
Be "us" against the world

Satu tetes air mata perlahan jatuh..

In another life, I would make you stay

Hening..

So I don't have to say
You were the one that got away
The one that got away

Suara musik itu tidak lagi mengalun. Diberhentikan seketika, entah karena apa.

"Hancur!! hilang!! pergi! Semuanya pergi gitu aja!! Gue benci elu, Gal! Benci!! "

Dada gadis itu naik turun, menandakan nafasnya yang tidak beraturan. Belum sempat menetralkan kembali nafasnya, ia melanjutkan umpatannya karena emosi sedang menguasainya saat ini.

"Omongan lu itu manis banget! Sampe sampe gue gak sadar kalo ternyata omongan lu selama ini fake! Gue.. Hiks.. Gue benci elu, Gal! "

Inti dari umpatan gadis itu hanyalah benci kepada seseorang yang ia panggil 'Gal' itu.
Gadis itu, Latisya Aditami, Lala, begitulah panggilan akrab nya.
Baginya hanya beberapa orang saja yang bisa memanggilnya dengan sebutan 'Lala'. Orang-orang terdekat misalnya.

Tak lama kemudian telinga gadis itu menangkap sebuah suara dari kejauhan. Terdengar sangat akrab dengan telinganya. Namun begitu menyakitkan.

"Galih! Ish " panggil seorang gadis dengan kain, jilbab, yang membalut dengan anggun di kepalanya.

"Kenapa? Mau ini atau ini? Haha" seorang pria berperawakan tinggi dengan jaket yang ia kenakan, mengangkat 2 benda yang kini berada di tangan nya. Coklat dan payung.

"Payung aja lah! Percuma, coklatnya juga udah basah kena hujan! "

"Tapi 'kan kamu juga udah basah kena hujan, jadi buat apa pake payung lagi" jawab pria itu dengan tersenyum jail.

"Rese ya kamu"

Pria yang diketahui bernama Galih itu pun berlari lari kecil di tengah hujan demi menggoda gadis yang kini bersamanya. Bukan Lala, tapi Aini.
Aini pun sebal melihat perilaku Galih yang sedari tadi tidak mau memberikan coklat dan juga payung miliknya.  Alhasil mereka berdua basah kuyup karena terjebak di tengah hujan. Aini sebal, tapi rasa sebal nya tidak sebanding dengan rasa senang nya yang membeludak.

'asal sama lo gal, gue rela basah basahan kayak gini, asal gue bisa terus sama lo gal.'

Beralih ke seorang gadis yang kini berada di balkon kost-an nya. Terlalu elit, kah disebut balkon? Abaikan.
Dia menatap nanar ketika melihat dua orang itu sedang bersenda gurau di tengah hujan.
Air matanya kembali meleleh.

Beriringan dengan gadis yang bernama Aini itu jatuh tersungkur karena sedari tadi berlarian di tengah hujan.

Galih, pria yang tadi menggoda Aini pun dengan sigapnya memberi pertolongan untuk gadis itu.
Lala masih melihat dari kejauhan. Hatinya memanas. Jantungnya berdegup kencang tak karuan. Air matanya turun sederas hujan hari ini.

"PERGI!!" Teriak Lala dari kejauhan.

Galih dan Aini pun terkejut melihat seorang gadis meneriakkan kata itu. Jelas kata itu untuk mereka.
Mereka hanya terdiam. Seolah tidak mengetahui makna dari kata 'pergi' yang diucapkan oleh gadis itu.

TeralihTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang