Keana menatap ibunya yang sedang sibuk membuat kue. Kue pesanan tentunya. Sebenarnya Ibu Keana
membuka toko Kue di depan rumah secara kecil-kecilan, dan juga menerima pesanan kue.Keana terduduk sambil di depan ibunya. "Ayah mana bu?"tanya Keana.
Lia menoleh menatap kearah anaknya. "Ayah kamu lagi kerja,"ucap wanita itu lalu kembali sibuk membuat kue pesanan orang.
Keana mengangguk kecil. "Mau aku bantuin?"tawar gadis itu dan Lia menggeleng tanda tak usah
"Nggak usah. Kamu main aja sana sama temen kamu. Tapi nanti pulang ya, anterin kue ini,"
Keana bangkit "Sip bu,"gadis itu mengacungkan jempolnya "Yaudah Keana keluar dulu ya,"ucap gadis itu pamit lalu keluar dari rumah kecilnya dan segera menuju ke rumah yang berada di samping rumahnya.
Gadis itu mengetuk pintu lalu segera mengucapkan salam. "Assalamualaikum, Syila!" panggil gadis itu dan tak berapa lama muncul seorang gadis yang seumuran dengannya. Gadis itu tampak cantik dengan kulit putihnya dan rambut sebahu.
Syila tersenyum mendapati sahabatnya sedang tersenyum juga ke arahnya. "Mau kemana?"tanya gadis itu.
"Lapangan, mungkin?" jawab Keana agak ragu. Sebenarnya yang selalu mereka lakukan bila sore begini adalah menonton anak laki-laki yang bermain bola di lapangan, atau mengendarai sepeda mereka untuk berjalan-jalan sore.
Syila tersenyum mantap "Ayo," ajak gadis itu sambil menarik tangan Keana dengan bersemangat.
Mereka berdua sangat suka melakukan hal-hal bersama. Berjalan-jalan, bermain, menonton, bahkan tidur bersama sering mereka lakukan. Ya setidaknya, mereka menciptakan kenangan yang tidak akan mereka lupakan ketika tua nanti.
Keana tersenyum, sedetik kemudian gadis itu merubah raut wajahnya ketika ia lupa membawa ponselnya.
"Astaga,"ucap Keana membuat Syila dan bertanya "Kenapa?"
"Gue lupa bawa Hape. Bentar ya gue pulang dulu,"ucap Keana membuat Syila mengerucutkan bibirnya.
"Yaudah cepet," ucap Syila dan Keana segera mengangguk dan berlari menuju kerumahnya.
Gadis itu mendapatkan ponselnya di atas meja belajar. Setelah itu Keana menekan tombol Power dan melihat ada sebuah pesan masuk. Keana mengernyit saat di buka dan dibacanya pesan itu dari orang yang tak ia kenal.
Gibran: Ini Gibran.
Kening Keana terlihat bergelombang. Siapa yang mengiriminya pesan seperti itu?
Untuk apa orang itu mengirimi pesan kepadanya hanya untuk mengatakan Dia adalah Gibran?
Oke, sebenarnya yang mengajak Keana chat bukan cuma satu orang. Tapi banyak. Dan Keana juga tidak mengerti mengapa itu terjadi, padahal dirinya tidak cantik, tidak populer dan hanya orang sederhana. Lalu apa yang mereka sukai dari dirinya? Lagipula dia adalah cewek kasar.
Peduli apa Keana?
"Gila," gumam Keana sambil memasukkan ponselnya ke dalam saku celananya dan segera keluar dari kamar.
Namun langkahnya terhenti ketika ia mendengar suara ibunya. "Keana,"
Keana "Iya bu?"Keana Menatap Lia yang mendekat ke arahnya sambil menyodorkan sebuah plastik.
"Ini, cepetan bawa."ucap Lia dan Keana segera mengangguk. Gadis itu lalu keluar dari rumah setelah mendapatkan alamat pelanggannya
Mesin motor matic Keana menyala. Gadis itu lalu keluar dari halaman rumah dan mendapati Syila sudah ada dilapangan tengah menonton bersama dengan teman-temannya yang lain. Keana lantas menepikan motornya dan memanggil Syila, tak lama setelah itu Syila menghampirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Summerain
Teen FictionMemang benar, Tuhan itu adil. Setiap takdir pasti punya kebalikan masing-masing. Bila ada kesedihan, maka akan datang kebahagiaan setelahnya. Bila ada kebahagiaan, maka Kesedihan akan menunggu di akhir kebahagiaan itu.