5

13 3 2
                                    

[izinkan aku pergi]

Tuhan.....
Boleh kah aku pergi saja
Aku lelah

"Dar, apa kau sakit"-F
Fifi mencoba memastikan teman sebangkunya benar benar baik baik saja

"ntah lah, aku tak yakin"-D

"wajah mu seperti mayat hidup. Aku ingin ke kantin, apa kau tak ikut?"-F

Dara menggeleng lemah

~~~~~
Bel sekolah berdering dengan semangatnya, disambut dengan sorakkan setiap kelas. Namun hari ini Dara begitu tak bersemangat

"Dar, apa kau tak pulang"-F

"Dyto?"-D

"aku tak tau, dari tadi ia belum masuk kelas"

Dyto memang sering sekali bolos sekolah, walau nyatanya tak begitu

"pulang lah. Aku menunggu Dyto saja"-D

Ia sudah berjanji, setelah jam pulang sekolah ia akan menjemput Dara di kelas. Dara terus saja menelfon Dyto, mamun tak terhubung.

Dara menilik sedikit jam dinding kelasnya, pukul 4 sore. Biasa pukul segitu, sekolah sudah tak berpenghuni selain pak Irwan, security sekolah.
Suara langkah kaki perlahan mulai mendendekati kelas, dan suara gagang pintu yang terbuka

Dara benar benar lemas, penglihatannya mulai tak jelas

"Dyto....."-D panggil nya lemah yang memastikan bahwa orang yang berdiri didepannya benar benar Dyto

Jdarrrr

"kau kenapa?"

Ia hanya menggeleng, laki laki paruh baya itu langsung meninggalkan tempat pelatihan itu bahkan ia meninggalkan handphone nya

"Dara mana ma?"-P dengan nafas terengah engah ia melangkahkan kakinya mendekati istrinya, memastikan kalau putri nya baik baik saja

"belum pulang. Emang kenapa, mungkin sedang pergi dengan Dyto"-M

"firasatku tak enak"-P

~
Penglihatannya buram dan berganti gelap. Darahnya tak kunjung henti menyucur, Sekantung oksigen terus saja dikepal salah satu suster kehidung Dara

Dtttttt

Dara tak sadarkan diri, ia kehilangan kekebalan tubuhnya.
~
Ia mengekori seorang wanita berjaket hitam hingga menutupi sebagian wajahnya, dengan senyum manisnya ia terhipnotis. Ia terus mengikutinya, bayang bayang mulut wanita itu terbuka, seakan mengatakan sesuatu, namun Dara tak dapat mendengarnya. Dara terus saja merengek agar wanita itu mengulang ucapannya, namun ia berusaha keras mengartikannya. Saat ia berfikir keras kata apa yang wanita itu ucapkan, sekejap mata ia menghilang, benar benar lenyap. Layaknya pesulap yang sedang beraksi, Dara terus saja menjerit

"hei!! dimana kau?"-D

~~~
Perlahan matanya mulai melihat dunia kembali, ia telusuri setiap sudut ruangan. Ia melihat seorang yang selalu ada untuknya sedang tertidur lelap di sampingnya, dengan lemahnya ia mencoba menyingkirkan rambut nakal yang menutupi keindahan bola matanya, dan ia tersentak bangun

"Dara....."-Dy jawabnya dengan lemah, mencoba membenahi matanya, ia mengusap wajah tampannya

"kau sudah bangun, kau lebih cepat sadar daripada yang kuperkirakan"-Dy

"kau memang BF yang tak baik, mendo'akan aku koma"-D Dara menekuk bibir pucatnya

Alhasil, satu cubitan kasih sayang Dyto jatuh dengan begitu saja ke pipi Dara

"aku lebih suka kau marah, kau lebih cantik. Aku lebih leluasa memandangi wajahmu ketika tidur"-Dy

"Dyto!"-D wajah Dara memerah, ia benar benar malu jika Dyto sudah berucap seperti itu

"maafkan aku"-Dy

"untuk?"-D

"aku mengingkari janjiku"-Dy

"tak apa. Kau sudah membawaku kerumah sakit tepat waktu saja aku sudah bahagia"-D

Dyto mengkerutkan keningnya, ia mencoba mengingat. Seingatnya, bukan dia yang membawa Dara kerumah sakit siang itu

"apa kau tak salah orang"-Dy

"siapa lagi kalau bukan kau"-D

"sungguh, aku hanya mendapat pesan dari handphonemu bahwa kau dirumah sakit siang itu"-Dy

"jika bukan kau lalu siapa?"-D

"siapapun dia, aku berhutang budi dengannya karna menolong kau saat itu"-Dy

~~~~~

Dyto menangkap basah Dara yang sedang memikirkan sesuatu di jendela kamar rumah sakit, ia terus saja menggigit kukunya hingga terkoyak. Dyto yang memperhatikannya tak kan tega membiarkan Dara menanggungnya sendiri

"apa yang kau pikirkan?"-Dy Dyto menarik kursi yang terletak didekat Dara

"aku berfikir?"-D

"apa yang kau pikirkan?"-Dy

"maksud dari gerak bibirnya"-D

"maksudmu siapa?"-Dy

"ntahlah, aku tak yakin?"-D

Beberapa saat Dara membenahi kaca matanya

"sudahlah, tak usah kau pikirkan"-Dy

"tapi, aku yakin itu penting Dyt"-D

"kau memiliki aku"-Dy

Dara memperhatikan Dyto dengan dalam, Dara memperhatikan bibir Dyto semakin dekat, saat Dyto memajukan wajahnya. Ups! Hampir saja mereka berciuman saat itu, namun mereka masihlah anak kelas 3 SMA. Seketika rasanya jantung Dara ingin copot dari letaknya, saat diantara mereka tak ada jarak, mata dara terbelangak saat Dyto hampir menyentuh bibirnya

"DYTO!!!"-D

"kau yang memulainya"-Dy

"berhentilah melihatku begitu, itu hanya membuat jantungku berdebar lebih cepat"-Dy

"ulangi katamu yang sebelumnya"-D

"yang mana?"-Dy

"yang sebelumnya"-D

"berhentilah melihatku begitu, itu hanya membuat jantungku berde----"-Dy

"bukan yang itu. 'kau memiliki aku' "-D

"kau memiliki aku"-Dy
Dara memperhatikan gerak bibir Dyto

"ucapkan lebih pelan Dyt?"-D

"kaauuu memiliki a ku. Memangnya kenapa?"-Dy

Ketika Dyto berucap, Dara terus membayangkan gerak bibir wanita itu

"aku yakin itu maksud dari gerak bibirnya. Itu persis seperti yang kau ucapkan"-D

Dara terus saja menjadikan kata itu mantra ajaib dan terus mengingat siapa wanita itu sebenarnya. Apa ia kenal wanita itu, kenapa wanita itu tersenyum, tapi karna jaket hitam itu menutupi hingga sebagian wajahnya, hal itu membuat ia tak dapat mengenalinya.

"sudahlah itu hanya mimpi, atau.... Sebuah pesan?"Dara terus saja memikirkan hal itu walau hatinya mengatakan sebuah kebenaran, kalau itu hanya mimpi.
~~~~~~~~

Maaf banget ya.....
Bakal lama up nya, soalnya kan bentar lagi bakal banyak ujian. Jadi bakal jarang up, tapi kalau ada waktu pasti up deh.
O ya, kalau ada yang tau siapa sih perempuan di mimpi Dara itu?
Dan yang bawa Dara kerumah sakit siapa?
Kalau tau jawabannya silahkan ya coment, sekalian juga kasih masukkan buat cerita kedepannya gimana. O ya, one again, jangan lupa vote loh. votenya gratis kok ga bayar, jadi sher ke temen temen kalian juga kalau ceritanya bagus, kalau ga. Coment aja yang banyak, maklum baru thor pemula😂

DaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang