"Ck! Lama sekali dia..." kulihat jam tam tanganku untuk kesekian kalinya. Apa yang ia lakukan di dalam... menyebalkan sekali.
"Maaf membuatmu menunggu lama, ada sesuatu yang harus ku kerjakan." Aku melihatnya dengan tatapan menyelidik, menunggu kelanjutan penjelasannya.
"Apa yang kau tunggu? Kau tidak ingin pergi makan siang Cho Kyuhyun?" Ia masih menatapku tanpa dosa. Ingin ku tinggal saja dia disini rasanya.
"Kau tidak ingin menjelaskan kepadaku apa yang kau kerjakan di dalam dan membuatku menunggu selama 30 menit di parkiran kampus yang panas ini?" Ia mengerutkan keningnya menatapku aneh sambil memiringkan kepalanya.
"Tidak. Ayo Cho Kyuhyun... aku lapar..." Ditariknya lenganku sambil merengek seperti anak kecil yang sudah lama tidak makan. Kenapa kau membuatku jatuh cinta kepada gadis ini Ya Tuhan?!
"Tidak sebelum kau menjelaskan kepadaku." Ucapku tegas sambil menatap serius matanya.
"Saat makan. Akan kujelaskan saat makan. Ayolah... aku belum makan seharian.... maag ku akan kambuh kalau kau semakin lama menunda jam makan siangku...." Aku menyerah ketika teringat ia memiliki penyakit maag. Aku langsung masuk ke dalam mobilku tanpa menunggunya.
Kulihat ia makan dengan sangat lahap dan tidak peduli dengan tatapanku yang tidak lepas darinya sedari tadi. Kugelengkan kepalaku melihatnya makan dengan lahap sambil sesekali kubersihkan makanan di sudut bibirnya.
"Ah aku kenyang..." ucapnya sambil mengelus perut ratanya. Ku berikan air putih untuk dia minum karena gadis ini sangat sulit untuk disuruh untuk minum air putih.
"Aku ingin kopi...." ia mengedip-ngedipkan matanya untuk merayuku. Bagaimana maagnya tidak semakin parah kalau ia tidak bisa mengurangi konsumsi kopi...
"Minum air putih Kim So Eun." Ucapku penuh penekanan sambil menatap tajam matanya. Ia meneguk sekali air putih yang kuberikan tadi.
"Sudah! Kopi?" Kusentil keningnya dan ku tarik hidung mancungnya itu. Kenapa aku seperti mengurus anak daripada kekasihku?
"Habiskan air putihmu dulu." Ia mengerucutkan bibirnya dan meminum air putihnya hingga habis. Aku tersenyum melihatnya menuruti ucapanku.
"Kau terlihat manis kalau kau menurutiku... ayo kita pulang." Aku berdiri sambil meletakkan beberapa lembar uang di atas meja untuk membayar pesanan kami.
"Yak! Kopiku? Kau sudah berjanji!" Protesnya kepadaku sambil menahan lenganku. Aku tersenyum miring sambil mencubit pelan pipinya.
"Aku tidak pernah berjanji akan membelikanmu kopi sayang... aku hanya berkata padamu untuk menghabiskan air putihmu dulu... aku tidak berjanji akan membelikanmu kopi setelah itu..."
Mata bulatnya membesar mendengar ucapanku dan wajahnya memerah menahan amarah. Bukannya takut, aku justru sangat gemas melihat ekspresinya saat ini.
"Kau menyebalkan Cho Kyuhyun! Aku membencimu!" Ia pergi meninggalkanku dengan berjalan cepat walaupun tidak begitu cepat karena kakinya yang pendek.
Aku terkekeh melihat kelakuan kekasihku yang sangat menggemaskan itu. Terkadang aku lupa apakah aku sedang berkencan atau sedang menjaga seorang anak kecil. Bahkan mengurus anak kecil akan terlihat lebih mudah dibandingkan mengurus Kim So Eun.
"Ayo kuantar pulang." Ku tarik pelan lengannya dan ku hadapkan dirinya yang sedang merajuk itu. Aku harus memiliki kesabaran berlapis ketika membujuknya yang sedang merajuk.
"Aku bisa pulang sendiri." Dihempaskannya tanganku dan bergeser menjauhiku. Kutahan tawaku agar tidak terdengar oleh nya.
"Jangan merajuk Kim So Eun... aku minta maaf sudah mengerjaimu... maafkan aku ya?" Kupeluk dirinya dari belakang walaupun tubuhnya tidak bergeming. Ku tunggu dan akhirnya ia bergerak ingin melepaskan pelukanku. Semakin kupeluk erat tubuhnya hingga ia berhenti melawan.
"Kau bahkan belum menjelaskan kepadaku urusan yang kau kerjakan tadi. Anggap saja ini pembalasan dendamku. Bagaimana kalau sekarang kau jelaskan, dan akan aku belikan kopi. Deal?"
Ia menolehkan kepalanya dan menatapku dari samping.
"Janji?" Kuanggukkan kepalaku sambil kukecup bibirnya. Ku balikkan tubuh mungilnya dan ku lingkarkan kedua lenganku di pinggangnya.
"Tadi aku diminta oleh dosenku untuk menjadi asistennya dalam membimbing salah seorang mahasiswa. Nilainya sangat buruk, sehingga aku diminta untuk membantunya karena mungkin jika ia belajar dengan seseorang yang ia kenal dekat akan membuatnya lebih nyaman."
Aku terheran mendengar penjelasannya dan kutatap kedua matanya.
"Mahasiswa? Siapa?" Ia seperti sedikit ragu ketika ku tanya siapa yang akan ia bimbing.
"Shim Chang Min sunbae..." ucapnya pelan dan penuh keraguan sambil menutup kedua matanya.
"APA?! SHIM CHANGMIN?! APA KAU TIDAK TAHU KALAU DIA ITU TIDAK MUNGKIN MEMILIKI NILAI YANG BURUK! APALAGI HINGGA MEMBUTUHKAN BIMBINGAN BELAJAR! SEHARUSNYA IA YANG MENJADI PEMBIMBING! APA KAU TIDAK TAHU KALAU IA MELAKUKAN ITU SEMUA AGAR BISA MENDEKATIMU LAGI!! BAHKAN KETIKA KAU SUDAH MENJADI MILIKKU IA MASIH BERUSAHA MENDEKATIMU! DAN KAU MENERIMANYA?! KAU MAU MATI?!" Ia semakin memejamkan matanya dengan erat saat aku meneriakinya penuh kekesalan... apa yang gadis ini pikirkan Ya Tuhan...
"Aku tahu... maka dari itu dosen memintaku untuk menjadi pembimbingnya agar aku bisa dekat dengan nya... sehingga ia tidak perlu berpura-pura bodoh dan mengorbankan nilainya..." Kutarik rambutku penuh frustasi dan kekesalan. Shim Changmin, kau akan mati di tanganku!
"Aku harus ikut." Perintahku tidak terbantahkan. Ia menatapku dengan bingung.
"Aku tidak akan membiarkan kalian hanya berdua. Aku harus mengawasimu dari si mesum itu. Meskipun dia sahabatku, aku tidak akan merelakanmu dengannya. Tidak akan pernah! Dan aku akan membunuhnya ketika ia macam-macam denganmu. Maka dari itu, aku harus ikut ketika kau memberikan bimbingan untuknya." Ia tersenyum sambil memelukku erat. Kubalas pelukkannya tak kalah erat sambil kuelus rambut halusnya.
"Ini baru kekasihku. Aku mencintaimu yang penuh dengan rasa cemburu seperti ini... sangat menggemaskan!" Dikecupnya bibirku dan pipiku. Aku terkekeh melihatnya seperti ini... bagaimana aku bisa tidak jatuh cinta kepadamu Kim So Eun?
"Sekarang waktunya untuk kopiku... ayo..." kuputar bola mataku malas mendengarnya selalu meminta kopi.
"Kau lebih menyukai kopi atau aku?" Mataku menyipit dan tatapanku mengintimidasinya. Bukannya terintimidasi, ia justru tersenyum dengan lebar.
"Kopi... karena rasa kopi benar-benar sesuai dengan style ku... pahit dan manis menjadi satu sehingga rasanya seimbang.... kalau kau, aku tidak tahu mengapa kau benar-benar tidak sesuai dengan style yang kuharapkan... tapi justru itu yang kusuka darimu. Kau penuh dengan kejutan yang tidak pernah ku sangka, dan itu membuatku semakin mencintaimu.., bukan hanya menyukaimu. Puas Cho Kyuhyun?"
Aku tersenyum lebar dan memeluknya dengan erat. Gadis ini paling bisa membuat moodku berubah-ubah. Dan hanya dia yang bisa membuat moodku kembali baik setelah ia hancurkan.
"Aku mencintaimu Kim So Eun. Jangan tinggalkan aku."
"Aku juga mencintaimu Cho Kyuhyun... jangan saling meninggalkan... karena aku tidak akan sanggup kau tinggalkan dan meninggalkanmu."
"Pasti." Kucium bibir mungilnya sebentar dan ku bawa ia masuk ke dalam mobilku lalu kujalankan mobilku sambil terus menggenggam tangannya. Bahkan hanya untuk melepaskan genggaman tanganmu saja aku tidak sanggup, bagaimana bisa aku melepaskanmu dari hidupku... Kim So Eun?
-tbc-
KAMU SEDANG MEMBACA
Style
Fanfiction"Kenapa harus aku?" "Kau mirip dengan ibuku." "Lalu?" "Aku mengingingkan seseorang yang mirip dengan ibuku." "Jadi kau tidak benar-benar menyukaiku? Kau hanya menginginkanku karena aku mirip dengan ibumu? Begitu Cho Kyuhyun?" "Kau selalu saja berisi...