Style Pt. 5

777 69 8
                                    

Kesabaranku kembali diuji kali ini, sudah 2 kali eh tidak! 4 kali tepatnya gadis itu membuat emosiku tersulut terhadap teman-temanku. Apa gadis itu tidak bosan menguji kesabaranku hah? Mengapa ia selalu melakukannya lagi dan lagi? Hah......

"Kyuhyun-ah.... Dengarkan aku, ini tidak seperti yang kau pikirkan...". Kubalikkan tubuhku menghadap kearahnya yang sedari tadi mengejarku dan memohon maaafku.

"Ini bukan yang pertama kali...bahkan bukan juga yang kedua ataupun ketiga kali, tapi keempat kali! Sudah berapa kali kukatakan kalau aku tidak suka! Kenapa kau tidak memikirkan perasaanku sama sekali? Apakah hanya aku yang mencintaimu selama ini?" Ku hempaskan pelan tangannya yang menahan lenganku sambil menatapnya sinis.

Ia menatapku sedikit malas sambil memukul kepalaku pelan. Hei harusnya dia yang ku pukul saat ini! Bukannya aku yang dipukul! Dasar wanita! Selalu tidak mau disalahkan!

"Kau kan tahu mengapa aku melakukan ini semua... dan kau bilang sudah empat kali bukan aku melakukan ini? Lalu mengapa kau masih saja protes dengan berlebihan!" Tunggu... mengapa ia yang jadi lebih galak..... Kan yang awalnya marah aku.... kenapa jadi lebih galak gadis ini....

"Ya..... bayangkan saja kalau kau menjadi aku! Setiap tahun melihatmu melakukan hal itu terus! Dan parahnya lagi, kau melakukannya dengan semua sahabatku! Satu persatu sahabatku! Kau mau melihatku membunuh mereka semua hah?!"

Ia terlihat sedikit mengingat-ingat dan sekarang ia terkekeh kecil. Ku lipat kedua tanganku di depan dada sambil mengerucutkan bibirku.

"Aku bahkan tidak menyadarinya, Cho Kyuhyun. Aku bahkan lupa kalau aku melakukannya hampir dengan semua anggota KyuLine." Ucapnya sambil tertawa keras. Lihatlah bagaimana puasnya ia tertawa. Dasar gadis kejam.

Saat aku akan pergi meninggalkannya, ia memeluk tubuhku dari samping sambil mendongakkan kepalanya menatap mataku. Ingat! Cho Kyuhyun tidak akan luluh kali ini!

"Kau kan tahu sendiri jika aku berkuliah di jurusan Art and Theater, jadi tentunya aku harus menguasai di bidang yang sedang kutekuni bukan? Dan kau tahu sendiri jika jurusanku ini ujian akhirnya selalu melakukan teater musikal yang dilakukan oleh mahasiswa dan mahasiswinya dengan bantuan mahasiswa dan mahasiswi dari jurusanmu, yaitu jurusan musik. Bahkan kau pun pernah membantu bukan? Lalu kenapa kau masih saja marah hm? Ini sudah semester keempatku sayang, tugas akhirku untuk mendapatkan nilai yang baik agar aku cepat lulus dan menikah dengan seseorang yang selalu memintaku untuk terus rajin belajar agar ia dapat segera menikahiku. Benar bukan? Bahkan pria itu melarangku bekerja setelah lulus kuliah agar bisa langsung menikahiku. Bukan begitu, Cho Kyuhyun?"

Aku tersenyum mengingat saat-saat dimana aku selalu mengajaknya menikah namun ia selalu menolak dengan alasan ia belum lulus kuliah. Namun, ia malas sekali untuk belajar walaupun nilainya tidak begitu buruk. Hanya saja aku takut ia akan lulus lebih lama. Terkadang aku ingin menukar otak cerdasku ini dengan otaknnya untuk membuatnya lulus cepat agar ia bisa segera ku nikahi.

"Tapi kan, kau tidak pernah berpasangan denganku! Kau selalu berpasangan dengan sahabat-sahabatku! Dimulai dari Choi Minho dan sahabat-sahabatnya yang dulu melakukan photoshoot untuk majalah kampus denganmu. Kau tahu kalau Minho itu juga merupakan salah satu anggota dari KyuLine, hingga akhirnya ia tidak ku izinkan menyentuh pspku selama satu bulan! Setelah itu, kau bermain theater dengan Xiumin, temannya Suho! Kau tahu kalau Suho itu juga sahabatku bukan?! Jadi Xiumin juga merupakan temanku! Lalu, kau bermain theater dengan si bodoh Shim Changmin! Bahkan kau berperan sebagai istrinya! Ingin ku bunuh si bodoh itu rasanya ketika aku menontonnya. Dan sekarang kau bermain dengan Jonghyun?! Bahkan kalian melakukan kissing! MAU KUBUNUH KALIAN HAH?!"

Ku luapkan semua emosiku namun ia hanya terkekeh melihatku marah-marah. Sungguh tidak ada takutnya sama sekali ia denganku.... Untung aku cinta, kalau tidak sudah ku tenggelamkan mereka semua.

"Sudah puas hm marah-marahnya? Kalau sudah, yuk pulang? Aku lapar..."

"YAK!"

Ia tertawa keras sambil mempererat pelukanku dan mengelus-elus lenganku untuk meredam emosiku. Perlahan emosiku mulai surut dan ia mengecup bibirku beberapa kali untuk membujukku.

"Sudahlah... anggap saja ini semua rintangan yang harus kau lewati untuk dapat menikahiku, ya?"

Ku hembuskan nafasku dengan pasrah dengan menganggukkan kepala.

"Baiklah... tapi lihat saja pembalasanku nanti ketika kita sudah menikah... kau, tidak akan ku ampuni! Ayo pulang..."

Ku tarik tangannya sambil menatapnya penuh kemenangan ketika aku berhasil membuatnya terdiam. Kau tidak akan pernah bisa menang dariku apalagi lepas dariku, Kim So Eun.

StyleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang