Tahun 2017 telah berlalu, digantikan dengan tahun yang baru. Hari-hari pun berjalan seperti biasa. Tidak ada yang berbeda, kecuali pagi hari ini... gadis itu tiba-tiba mengacuhkanku seharian. Bahkan mungkin aku akan dipukulnya dengan hanya melihatnya. Aku merasa aku tidak berbuat salah apapun. Tapi dia seperti akan mengulitiku hari ini.... bahkan sekarang sudah 5 jam aku menunggunya di parkiran kampus. Untung aku menunggu di dalam mobil, jadi aku tidak kepanasan sambil bermain game.
"Ck. Kemana sih dia? Kenapa tidak muncul juga... aku sudah mulai bosan..." Ku coba untuk menghubungi ponselnya...
Tut...
Tut...
Tut...
"Yeobeoseyo?" Akhirnya di jawab!
"YAK! KAU DIMANA? AKU SUDAH LAMA MENUNGGUMU DI PARKIRAN! KE SINI SEKARANG JUGA!" Aku tidak dapat menahan untuk tidak berteriak... ia terdengar sangat santai, sementara aku? Aku disini menunggunya hingga bosan!
"Oh? Kau menungguku? Aku pikir kau sudah pulang... aku sedang makan es krim di Cafe belakang kampus. Kau kesini saja."
Dia makan es krim? Dan aku seperti orang bodoh menunggunya disini. Dan sekarang dia dengan seenaknya memutuskan panggilan... baiklah... aku harus mengalah.... jadi aku putuskan untuk menyusulnya ke Cafe yang ia maksud.
Ketika aku sampai di Cafe tersebut, kulihat ia sedang makan es krim coklat dengan ukuran yang sangat besar... sendirian. Belakangan ini nafsu makan gadis itu memang melonjak drastis... apakah dia hamil? Tapi dia tidak menuntut tanggung jawab apapun padaku.... berarti ia tidak hamil. Lalu, mengapa ia menjadi seperti gadis yang tidak pernah makan selama berhari-hari?
"Yak yak! Cukup! Kau mau perutmu sakit hah?" Ku ambil sendok yang akan ia masukkan ke dalam mulutnya sambil menatapnya tajam. Mangkuk besar yang berisi es krim itupun sudah berkurang separuh. Apakah ia sudah tidak waras?
"Aku lapar..." Ia menatapku dengan tidak berdosa sambil tetap mengunyah es krimnya. Aku mendesah frustasi dibuatnya.
"Makan nasi. Jangan makan es krim. Lambungmu bisa membeku nanti. Ayo ku belikan kau makan." Ku tarik tangannya keluar dari Cafe ini menuju ke mobilku.
"Cho Kyuhyun." Aku bergumam menyauti panggilannya.
"Kenapa kau menyukaiku?" Aku menoleh mendengar pertanyaan yang tumben ia tanyakan. Namun ia tentu sudah tahu jawabannya.
"Bukankah sudah sering ku katakan jawabannya?" Ia menoleh ke arahku dan menatapku dengan serius.
"Katakan sekali lagi." Sepertinya kali ini dia sedang tidak ingin bercanda. Ada apa dengannya belakangan ini?
"Karena kau mirip dengan ibuku." Tatapannya kepadaku masih belum melembut dan masih serius, seperti tidak puas dengan jawabanku.
"Hanya itu? Bukankah banyak gadis lain yang mirip dengan ibumu di luar sana jika kau mencarinya lebih teliti?" Aku tidak suka dengan ucapannya. Ia sama saja seperti memintaku untuk mencari gadis lain untuk kujadikan kekasih. Ku berhentikan mobilku di jalanan yang cukup sepi agar tidak menggangu pengendara lain.
"Ada apa denganmu? Sudah sering ku katakan, aku suka sifatmu yang keibuan dan caramu memerhatikan serta menyayangiku sama seperti dengan cara ibuku memerhatikan dan menyayangiku. Apakah itu tidak cukup untukmu?" Ia mendengus malas dan menoleh ke arah lain.
"Bagaimana kalau kau nanti bertemu dengan gadis lain yang ternyata memiliki sifat jauh lebih mirip dengan ibumu? Apakah kau akan masih tetap mencintaiku? Tidakkah kau akan berpaling?" Aku terdiam mendengar pertanyaannya... aku menatap ke arahnya namun ia masih tidak mau menatap ke arahku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Style
Fanfiction"Kenapa harus aku?" "Kau mirip dengan ibuku." "Lalu?" "Aku mengingingkan seseorang yang mirip dengan ibuku." "Jadi kau tidak benar-benar menyukaiku? Kau hanya menginginkanku karena aku mirip dengan ibumu? Begitu Cho Kyuhyun?" "Kau selalu saja berisi...