Enjoy reading guys!
-------------------------------------------------------
Pagi-pagi sekali, Natha sudah ada di ruang kelasnya. Namun, keadaan kelas itu masih sepi. Hanya ada dua orang yang duduk di barisan depan, yang Natha sendiri tak tahu nama mereka. Seperti biasa, Natha hanya duduk dikursinya sambil membaca buku.
Kondisi tangan Natha juga mulai membaik, walaupun kadang masih terasa nyeri. Tadinya Raffa memaksa agar Natha tidak sekolah dulu, namun Natha merayu kakaknya alhasil ia diperbolehkan juga untuk sekolah.
Keadaan kelas sudah mulai ramai, murid-murid lain mulai berdatangan. Karena terlalu asyik membaca, Natha tak sadar jika ada yang memperhatikannya sedari tadi.
"Nath," panggil cowok itu yang ternyata Rey.
Tersadar, Natha buru-buru menoleh ke samping. "Eh Rey, selamat pagi," sapa Natha dengan senyum ramah. Sebenarnya ia gugup, karena wajahnya begitu dekat dengan wajah Rey. Tapi ia berusaha untuk menghilangkan rasa gugup itu.
"Pagi juga, serius banget sih Nath? Sampe gue dicuekin daritadi," ujar Rey dengan nada kesal yang dibuat-buat. Dia juga gugup seperti Natha. Lalu ia segera memalingkan wajahnya, menatap ke arah papan tulis.
"Emm.. Maaf yaa, sejak kapan lo disini?" Natha merasa tidak enak mendengar ucapan Rey.
"Sejak tadi. Oh iya, gimana tangan lo? Masih sakit ga?" tanya Rey sedikit khawatir.
"Udah mendingan kok, makasih ya udah nolongin gue kemarin," jawab Natha seraya tersenyum hangat. Senyum yang membuat Rey merasa .....
"I-iya sama-sama Nath," ucap Rey gugup. Menutup percakapan diantara mereka. Hati Rey menghangat saat melihat senyuman Natha. Kenapa bisa? Entahlah.
Tak lama kemudian, salah satu guru memasuki kelas mereka. Dan pelajaran pun dimulai.
☺☺☺
Bel istirahat sudah berbunyi sekitar sepuluh menit yang lalu. Namun sepertinya Natha enggan untuk beranjak dari kursinya. Entah kenapa mood-nya tiba-tiba berubah. Nafsu makannya pun tak ada. Jadi lebih baik ia ke perpustakaan saja, daripada waktunya terbuang sia-sia. Sayang kan?
Sesampainya di perpustakaan, ia langsung menuju salah satu rak dan mencari buku yang akan dibacanya. Lalu setelah dapat, ia pun mencari kursi kosong yang ada disana.
Awalnya ia tidak menyadari keberadaan seseorang disebelahnya. Namun pergerakan orang itu mampu membuat konsentrasi Natha terganggu.
Betapa kagetnya dia saat melihat cowok itu lagi. Untuk yang kedua kalinya Natha melihat dia. Yaps, dia Riza. Cowok dingin yang sudah menabrak Natha kemarin dan belum meminta maaf pada Natha.
Sebenarnya Natha risih ada didekatnya, namun apa daya? Tidak ada lagi kursi yang kosong. Dengan susah payah Natha mengembalikan konsentrasinya, namun nihil. Akhirnya Natha pasrah, mood-nya sudah tidak bagus hari ini. Dan sekarang? Ia harus bersebelahan dengan cowok itu? Ahh rasanya Natha ingin enyah dari dunia ini, dia kesal sekarang. Sangat kesal.
Natha mulai menelungkupkan kepalanya dilipatan tangannya yang ada diatas meja. Buku yang tadi dia baca, sudah terlantar begitu saja. Kepala Natha pun terasa sedikit pusing.
Baru saja ia ingin memejamkan matanya, namun sebuah suara menginterupsi dan berhasil membuat Natha sadar kembali,
"Jangan tidur, bentar lagi bel," ujar Riza sedikit memperingatkan. Sukses. Riza sukses membuat Natha kaget.
KAMU SEDANG MEMBACA
MOVE ON
Teen FictionNatha. Seorang gadis cantik nan ramah, namun pendiam dan tertutup. Ia mencintai ketenangan dan suka menyendiri. Semenjak awal pertemuannya dengan seorang cowok dingin itu, perasaan aneh mulai bersemi dihatinya. Perasaan yang tidak pernah ia rasakan...