Chapter 2
"Kau siap Dio?" tanya Dio pada dirinya sediri sambil melihat bayangannya dicermin. "Kau harus siap"
Sekali lagi dia mengecek kelengkapannya untuk ke sekolah. Setelah yakin semua lengkap, Dio menuju ke tempat kakak dan miuna untuk makan bersama.
"Kak, ini enak sekali deh." Kata-kata Miuna yang didengar Dio sesaat setelah keluar kamar. "Memang kemampuan masak kakak sudah tidak diragukan lagi" lanjut Miuna dengan manja dan mengacungkan dua jempolnya ke arah Hikara.
"Sudahlah, cepat makan sana." Jawab Hikari sambil tersenyum bangga dipuji Miuna. "DI.. ah, kau sudah siap ternyata. cepatlah makan. nanti kau bisa telat kalau tak segera makan"
"Iya, .." jawab Dio sambil mempercepat langkah menuju ruang makan.
"Inlah bintang film kita pagi ini, yang berhasil membuat khawatir seluruh isi rumah" ledek Miuna sesaat setelah Dio menarik kursi meja makan untuk makan.
Dio hanya menghela nafas dan memulai makan.
"Kau benar-benar tidak apa-apakan? kalau kau sakit, kau boleh bolos hari ini." kata Hikari
"I'm fine. Everything's fine. Don't worry" jawab Dio
Miuna terbengong-bengong melihat sikap Dio yang berbicara bahasa inggris. "Apakah kejadian tadi ada efek di otakmu Dio?" tanya Miuna khawatir sambil menempelkan satu tangannya ke dahi Dio dan satu tangannya ke dahinya sendiri.
Kumohon Miuna hentikan tingkahmu ini. Aku sudah tak tahan lagi. Pikir Dio.
"Apa kau mau kuajak ngobrol pakai bahasa inggris juga?" jawab dio sambil melepaskan tangan Miuna dari dahinya dan tersenyum mengejek.
Alhasil Miuna cemberut. "Kakak, Dio meledekku" rengek Miuna ke Hikari.
"Sudah, sudah kalian cepat makan. dan cepet berangkat." Hikari menengahi.
Setelah, selesai makan, Dio dan Miuna menuju mobil Miuna. Disana sudah ada sopir miuna yang menunggu dari pagi. Keluarga miuna tergolong konglomerat. Ayahnya pemilik usaha elektronik terkemuka di korea. Rumah yang ditempati Hikari dan Dio adalah salah satu koleksi rumah ayah Miuna. Karena memang ayah Miuna dan ayah Dio teman kuliah dulu, saat Miuna meminta satu rumah untuk Dio dan Hikari, ayahnya langsung menyetujuinya. Sebelumnya, Hikari dan Dio menolak tawaran Miuna. Tapi rengekan Miuan berhasil meluluhkan keteguhan hati mereka.
Dio Masuk ke mobil lebih dahulu. Karena lama, Dio membuka jendela mobil dan bermaksud memanggil Miuna untuk segera bergegas. Tapi sesuatu yang membuat hatinya hancur menghentikannya. Hikari mencium dahi Miuna dengan lembut kemudian mengelus rambutnya. "Hati-hati. cepat berangkat sana" kata hikari lembut
Itulah faktanya.
***********
Flash Back
"DIO" teriak Miuna mengagetkan Dio saat Dio belajar di kamarnya.
"Kau membuatku kaget saja." sambil mengelus-elus jantung yang serasa mau copot tadi. "Kau sepertinya senang sekali"
Miuna tersenyum lebar. "Ahh.. Dio tau aja" kata Miuna centil sambil kemudian memeluk Dio.
Nerves. Jantung sakan berhenti. Waktu juga seakan berhenti. Dio terdiam beberapa saat.
"Kau bisa membuatku jatuh cinta kalau kau seperti ini terus padaku" Jawab Dio setelah bisa menenangkan diri yang efektif membuat Miuna melepaskan pelukannya.
"Eits, kau tidak boleh jatuh cinta padaku" jawab Miuna
"Kenapa memang?" tanya Dio menggoda "Sepertinya aku juga tak ada kekurangan. Aku tampan, pintar bernyanyi, dan..."
"Aku sudah jadi milik kak Hikari" potong Miuna sambil tersenyum lebar dan bahagia. Dia sama sekali tidak menyadari orang yang di depannya ini sedang hancur berkeping-keping tapi tetap berusaha tersenyum.
"Benarkah?" tanya Dio sambil tertawa yang dipaksakan
Miuna hanya mengangguk kegirangan.
"HHooooaaahhhm, aku lelah. Sepertinya aku ingin segera tidur. Kau pulanglah. Lagian ini sudah malam." jawab dio sambil pura-pura mengantuk. Dan kemudian mendorong Miuna keluar dari kamarnya. "Lain kali jangan masuk kamarku tanpa ketuk pintu dulu ya" lanjut Dio setelah Miuna mencapai pintu dan kemudian menutup pintunya.
Dio terdiam di balik pintu.
Apa yang terjadi padaku? Apakah aku benar-benar jatuh cinta padanya? Kenapa harus kakak? Aku yang menemukannya lebih dahulu. Kenapa kakak yang mendapatkannya. Pikir Dio.
Sakit.. sakit sekali...
Flash back end
*************
Dio mengurungkan niatnya memanggil Miuna dan menutup jendela mobil dan bertindak seakan tidak tahu. Beberapa saat kemudian Miuna masuk mobil. "Yuk, pak berangkat" kata Miuna girang kepada sopirnya setelah apa yang terjai.
*************
Di sekolah...
Dio duduk dimejanya sambil memandang kosong. Pikiran dan hatinya sedang tidak sejalan.
"Diiioo" sapa pelan tapi cukup mengagetkannya dan membuyarkan lamunannya. Ternyata Baekhyun, sahabat barunya di sekolah itu. "Tumben kucel banget wajahmu pagi ini" lanjut baekhyun sambil duduk di kursi di sebelah Dio.
Dio hanya menjawabnya dengan helaan nafas panjang.
"Aku seperti mau mati" jawab Dio beberapa saat kemudian.
"yasudah, matilah" jawab baekhyun sambil menepuk pundah Dio.
Dio menatap baekhyun dengan pandangan tajamnya. "Apa-apaan ini, masa teman baik malah disuruh mati."
"Kan itu yang kau mau, aku hanya mendukung apapun keinginanmu" jawab baekhyun sambil cengengesan.
Dio siap melayangkan tinjunya sesaat sebelum pak guru datang. dan berakhir menurunkan tepukan keras di lengan baekhyun karena kelas akan dimulai.
Untunglah ada baekhyun, semua akan baik-baik saja. ya, semua akan baik-baik saja. pikirnya.