chapter 5 ( mulut perlambean )

64 9 10
                                    

BRRAKK...!!

" Maksut lu apa? Ngatur-ngatur hidup gue ? Emang lu emak gue apa ? "
Niko terbengong-bengong menatap cewek yang tiba-tiba datan UIg berkacak pinggang dan menggebrak mejanya.

Padahal sebelum itu Niko lagi asik menyalin tugas remedial bahasa Indonesia.

"Terserah gue dong gue berubah kaya Tatjana Saphira atau Raline Shah juga terserah gue ! Gue Deket sama yoga kek, Samuel, Ardi, terserah gue kenapa lu yang bete ?"

Niko cengar cengir garuk kepala yang tiba-tiba gatal.
Setan apa yang merasuki Upi sampai tiba-tiba datang nyerocos begitu.

"Abis makan apa sih lu ? Kaya burung habis dikasih makan pisang aja. Eh betewe,suara jantan lu kok muncul lg nih ? "
Niko malah tersenyum setengah senyum ejekan seperti biasa dan senyum yang.... entahlah.

" Seneng kan kangen lu terobati ."
Seru Ardi dari belakang Upi. Membuat Niko mengernyit bingung.

"Lu kangen kan sama ocehan galak dia?"
Kontan Niko melebarkan mata dan manggut-manggut. Serta mulutnya membentuk o sempurna.

Ardi tersenyum menjejeri Upi didepan niko .
"Lu kangen berantem sama dia kan?kangen usilin dia kan?"
"Udahlah ko... kalau cinta ngmong aja mumpung orangnya disini."

Kontan Upi dan Niko menatap tajam pada Ardi karena perkataannya.
Lalu Upi menoleh pada Niko yang memerah telinganya.

"Cinta?" Tanya Upi dengan mata masih menatap Niko.

"Iya pi. Emang lu gak sadar ya? Padahal Niko udah suka sama lu dari dulu sewaktu kalian sekelas. Makanya dia suka ganggu elu."

"Mulut perlambean nih temen."
Serobot Niko sambil mendekat pada Ardi. Mengulurkan tangan entah mau nonjok atau sekedar menutup mulut Ardi.

Tapi keburu ditangkap tangannya sama Upi.

Mendadak Niko menjadi kaku. Melirik pada lengan yang dipegang Upi.

"Dia bete sama elu yang berubah. Suka ngeliatin elu yang lagi menyendiri dengan ponsel lu.
Apalagi tiap liat elu sama calon dokter itu, mukanya udah kaya baju yang belum di setrika aja."
Makin Niko akan mengajukan protes maka semakin banyak lagi yang dikatakan Ardi .

"Kebanyakkan pcc lu? Pinter ngarang cerita ni sekarang. Mentang-mentang yang engga remedial bahasa Indonesia,
Jangan percaya sama mulut ember ini pi ."

"Gue percaya ."
Niko melongo karena jawaban Upi. Menoleh perlahan.
"Kenapa?"
Memandangi Upi yang tersenyum merunduk.

"Gue juga kangen lu."

Kini Niko yang dibuat melongo dengan jawaban Upi.
"L-lu juga.. suka gue gitu?"

Senyum Upi merekah melangkah lebih mendekat dengan tubuh Niko.

BRUGGGHH !!!
"Aduh !"
Niko memekik memegangi kepala.
Satu buku tebal menimpuk kepalanya.
"Ge-er lu. Mana ada gue kangen sama cowok angkuh sombong rese kaya elu !" Teriak Upi masih dengan memukulkan buku tebal dan buku tulis di kedua tangannya.

"Trus ngapain lu kesini?aduh ! Eh ini buku harus dikumpulin nih."

"Bukan urusan gue. Gue kesini mau marah sama lu. Mewakili yoga Karena lu udah kempesin ban mobil dia ."

Niko ingat malam Minggu kemarin Niko sengaja lewat depan rumah Upi.
Dan mendadak geram melihat mobil Yoga terparkir disana.

Sambil menggerutu tidak jelas,dia mendekati ban membuka tutup pentil,kemudian  mencabut daleman pentilnya baru dia tutup lagi.
Keempat ban sekaligus.

"Ge-er lu. Buat apa gue kempesin ban dia, Siapa juga yang suka sama ratu jantan kaya elu.
Eh buku gue lu rusakin nih."

"Bukan urusan gue !"

Keduanya masih saling meneriaki.

Ardi tersenyum ketus dan berlalu meninggalkan dua pihak berseteru.
Menghela nafas panjang. Setidaknya dia sudah menyampaikan perasaan sahabatnya pada Upi.
Meski keduanya masih terlalu jaim.

'jaim?'

Ardi menertawakan dirinya sendiri.
Lalu bagaimana dengan perasaan dia sendiri?
Entahlah. Yang terpenting mereka senang tidak masalah.
Demi sahabat .

❇❇❇

THE END

Terimakasih yang sudi membaca cerita absurd ku. 😘😘💗💗💗
12 Desember 2017.

Mohon kritik dan sarannya. 🙏

SI RATU JANTANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang