chapter 2 ( new friend,or ..?)

119 15 18
                                    

" Mulut elu itu butuh disumpal pakai tinjuan gue tau gak?"
Desis Upi dengan muka yang terlihat marah.

Niko malah tersenyum mengejek mendekatkan wajahnya ke wajah Upi .
Seakan berkata,
' ayo pukul aja kalau berani .'

" Emang kenapa kalau gue suka basket? "
Kedua tangan Upi semakin mengetatkan cengkeraman di kerah Niko.

" Badan lu jadi keringetan. Mana mau cowok naksir lu."

Upi sudah benar benar geram. Kepalan tangannya melayang dan berhenti tepat didepan mata Niko.

" Gue bakal buktiin ke elu kalau gue bisa dapat pacar yang jauh lebih keren dari lu ! "
Ucap Upi bersungut-sungut .

"Kenapa gak jadi ?
Pasti sayang ya kalau muka ganteng Niko kena pukul , Hmm? "

Keduanya bertatapan dalam jarak yang dekat.

"Uh !!! " Ngilu dan mulas seketika terasa di bawah perut Niko.
Meringis memegangi bagian bawahnya.

Upi yang merasa melayangkan dengkulnya ke organ itu malah cuek dan ngeloyor pergi setelah sebelumnya menepuk bahu Niko yang sedang merunduk memegangi 'bawah'nya.

Ardi dan Samuel yang baru datang mendekati mereka berdua hanya geleng-geleng kepala sambil menutup mulut menahan tawa.

Samuel menepuk bahu Niko.
" Gimana rasanya di'sentuh' sama dengkul Upi? "
Ujarnya dengan tawa yang tidak bisa ditahannya lagi .

Ardi juga terlihat menggigit bibir bawahnya dengan senyum merekah menatap langkah lebar Upi .

Upi tidak lagi 'mood' buat bermain basket. Dia berjalan terus sampai toilet.

***
Meskipun jiwa Upi yang tomboy,tapi Upi anti untuk pulang malam dengan keadaan mabuk.

Terbukti sedari tadi dia hanya memegang tequila di gelas cantik ini tanpa menyesapnya sekalipun.

Apalagi dia sendirian disini.
Safety lagi-lagi lebih diutamakannya.

Karena rencana dia kesini itu buat cari cowok. Buat buktiin ke Niko kalau dia bisa dapet cowok.

Kenapa diskotik?
Disini lampu remang remang, dia engga pede dengan dandanan feminin memakai dress pendek dan ber make up .
Karena biasanya dia memakai kaos longgar dan celana joger atau ripped jins.

Mencoba menyalakan rokok lalu perlahan menyesapnya .

"Uhuk uhuk. "

" Kalau gak terbiasa, mending engga usah aja. "

Suara bass namun terdengar halus menjejerinya.

Bukan cowok berengsek yang suka ons tadi karena sudah pergi lantaran Upi bilang kalau cowonya lagi ke toilet sebentar.

Dasar mata Upi siwer, mau matiin rokok ke asbak saja nyasar dulu di tangan cowok tadi .

"Shit !!"
Desisnya .

"Sorry bang.. sorry.." Upi menoleh dan mengusap lengan yang terkena rokoknya.

Mengamati sebentar.

Rambut rapi,engga gondrong kaya tadi.
Memakai jaket bomber merah dan celana ripped jeans, sama sepertinya.

Kalau diamati sepertinya umur mereka tidak jauh.
Mungkin umurnya 20 atau 21.
Ya selisih 3 tahun lah sama Upi.

"Sendirian?"
Upi menangguk ragu. Kelihatanya baik sih ,tapi apa salahnya waspada.

Akhirnya mereka berkenalan.
Meski pertemuan yang  memalukan  karena insiden rokok.

Cowok itu bernama Yoga Saputra mahasiswa kedokteran semester 4.

Mereka bertukar nomor telepon.
Karena Upi tidak mau diantar pulang. lagi lagi karena sikap waspadanya yang lebih tinggi.

Mereka jadi sering bertemu setelah pertemuan malam itu .

Dari pertama Yoga yang tiba tiba terlihat didepan gerbang sekolah, menawarkan diri untuk mengantar pulang.

Dan hal itu menjadi pemandangan rutin tiap jam pulang sekolah.

Upi juga terlihat berubah penampilannya.

Dari dulu yang sering memakai topi berlogo tiga garis, kini beralih pada bandana warna kuning atau hitam yang membuat muka bersihnya terlihat jelas .

Bibirnya juga terlihat lebih memerah segar dengan lipbalm yang dia pakai .

Jelas saja teman teman Upi pada kaget.
Si ratu jantan bisa gandeng cowok.

Memang dasarnya Upi itu cantik.
Rambut yang panjang yang memang oleh ibundanya dilarang potong .

Selalu diancam tidak akan ada duit buat beli baju dan paket kuota kalau sampai dia potong rambut.

Masak iya ponselnya hanya berfungsi dirumah saja karena wifi ayah?

Memang kadang Upi diajak ke salon juga sama kakaknya buat merawat rambut. Karena you know lah.. cewek tomboy dengan rambut panjang, bagaimana merawat rambutnya?

Dress dan pakaian feminim lainnya juga selalu tersedia di lemari.

Bunda dan Ery yang selalu menyetoknya.

Kini Upi dipaksa Ery juga untuk memakai dress-dress itu setiap weekend.
karena yoga pasti akan datang setiap satnight atau di Minggu pagi.

***
Upi bertanya pada Samuel sebelum keluar kelas.
"Penampilan gue?"
Dan dibalas dengan acungan jempol oleh Samuel.

Tersenyum melihat yoga yang sudah berdiri disebelah mobil Civic Nova nya.

Tanpa sadar ada satu cowok yang mengumpat melihatnya.

***
Tbc lagi.. hehehe😘

SI RATU JANTANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang