02- kelas baru

82 17 4
                                    

Aku mengenalnya setelah satu tahun bersekolah disitu. Kalau kalian berpikir bahwa dia bukanlah lelaki badung yang tidak terkenal kalian salah besar. Dia sangat populer di sekolah ku. Aku saja yang bodoamat. Maklum aku siswa kelas inti. Yang aku tau hanya buku, tugas, ulangan, nilai, dan hal yang membosankan lainnya.

Di tambah lagi kelasku seperti terasingkan dengan kelas lainnya. Membuat kami semakin sempit akan informasi terbaru tentang sekolahan.
Aku bahagia di kelas itu. Tapi ternyata takdir berkata lain. Aku tidak bisa bersama mereka selamanya. Karena aku terpisahkan. Saat kenaikan kelas, sekolah membuat sistem change dikelasku. Dan ternyata aku tidak lolos. Terpaksa dengan kesedihan yang sangat mendalam aku pindah ke kelas lain.

Tidak tanggung tanggung sekolah memindahkan ku ke kelas terbuang. Ya awalnya aku mengenal mereka seperti itu. Bagaimana tidak? Kelas baru ku super ribut. Mereka membantah omongan guru, membangkang, mengolok-olokkan guru, membuat berbagai macam panggilan aneh untuk guru. Pokoknya kelas itu ribut sekali. Benar benar ribut. Sebagai murid pindahan dari kelas inti, tentu kelas ini sangat buruk. Mereka benar benar terbuang. Aku tidak suka kelas baruku.

Aku bukan introvert, aku mudah masuk dalam lingkungan baru. Tetapi dalam hal kelas baru, aku tidak mau masuk dalam lingkungan kehidupan mereka. Aku tidak suka. Benar-benar tidak suka.

Sebulan setelah kepindahanku ke kelas itu, aku baru mengenal empat orang di kelas itu. Ya empat orang itu orang baru. Karena dari kelas itu ada teman-teman ku dari sd. Tidak banyak. Jadi total seluruhnya aku hanya mengenal sepuluh orang. Bagaimana bisa? Karena aku hanya numpang belajar saja disitu. Aku tetap bermain ke kelas lamaku. Mereka sangat baik. Mereka tidak membuangku. Aku sangat senang berteman dengan mereka.

Setelah 3 bulan, sudah ada kemajuan. Aku sudah mengenal mereka seluruhnya. Setidaknya hanya tau saja. Tidak pernah berbicara. Waktu yang sangat terburuk dalam kehidupan sekolahku adalah tiga bulan pertama di kelas baru. Benar- benar buruk. Di kelas itu banyak anak badung, nakal, gila. Jadi tidak heran kedatanganku ke kelas mereka pasti sangat menyita perhatian mereka.

Ada tiga cowo badung yang selalu menggangguku. Aku sangat risih. Jika kalian berharap mereka tampan, kalian salah. Mereka jelek. Benar-benar jelek.

Dari 36 siswa, hanya satu yang menyita perhatianku. Dia lelaki nakal, badung, suka bolos, suka telat, pembangkang, bodoh, pokoknya super gila. Tapi dia tidak menggangguku, padahal dia golongan dari anak lainnya yang selalu menggangguku. Bukannya aku perempuan yang suka diganggu. Tapi melihat dia seperti itu, tentu saja aneh.
Dalam jam pelajaran aku sering memperhatikannya. Tapi tidak lama. Dia tidak tampan.

Pernah suatu hari, tatapan kami bertemu. Tampaknya ia ingin memulai percakapan denganku, ternyata aku salah. Dia membuang muka.

sang kelamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang