Crystal Snow 2

1.6K 236 3
                                    

Permintaan yang bodoh. Sungguh bodoh.

Kenapa aku harus memikirkan keegoisanku? Tanpa memikirkan rasa canggung yang sekarang terjadi padaku.

Mengatakan hal yang tidak mungkin hanya menambah pikiran Jungkook, seharusnya aku tau permintaan itu tidak akan terkabul. Bahkan jika musim semi turun salju.

"Dingin"

Permukaan kaca di jendela sangat dingin, ku bisa merasakan salju masih turun secara perlahan.

"Pasti cantik"

Sepertinya Jungkook tidak akan datang untuk beberapa waktu, dia baru saja pergi setelah membantuku makan siang, dan mungkin Jungkook sedang membereskan semuanya didapur.

Sudah ku bilang 'kan, Jungkook benar-benar adik yang baik.

Dimana Jaketku? Jika Jungkook melihatku tanpa memakai jaket, aku yakin akan mendapat ceramahnya lagi.

Seingatku, jaket bergaris biru cerah itu jatuh di sebelah kanan ranjang.

Ah! Ini dia! Untungnya tidak sengaja menyentuh kakiku ketika ku hendak berjalan menuju kasur. Syukurlah tidak terlalu lama aku menemukannya.

Langkah kakiku perlahan kembali menuju ke depan jendela. Sebenarnya aku ingin sekali membuka jendela dan bisa memegang salju yang turun dibalik sana.

Aku tau, sangat tau Jungkook ragu mengabulkan permintaanku, maka aku akan mencoba merasakan dan membayangkannya sendiri di pikiranku.

Ketika ku buka jendelanya, tentu saja angin musim dingin langsung masuk ke seluruh ruangan, sedikit menusuk tulangku mengingat tubuh ini yang mulai mengurus.

Membayangkan raut wajah Jungkook ketika nada bicaranya meninggi memang mengerikan, tapi apa boleh buat ketika rasa penasaran itu terus menghantui pikiranku. Hanya kau, Tuhan dan aku yang tau bahwa seringkali aku melakukan hal ini.

Tangan yang mulai gemetar —mungkin juga membiru— ku angkat perlahan, ingin sekali menyentuh setiap butiran lembut yang tak sengaja jatuh keatas telapak tanganku.

Mataku terpejam, membayangkan butiran lembut itu turun setiap hari dimusim dingin.

Aku sangat suka salju, namun sejak aku bertanya pada Jungkook, "bisa kau ceritakan bentuk salju seperti apa?" Dan Jungkook menjawab, "Salju putih dan lembut, namun cepat rapuh seperti dirimu, hyung",

Mengingatnya lagi, perasaanku yang akhir-akhir lebih sensitif dari biasanya membuat air mataku menggenang di ujung pelupuk mata secara otomatis.
Kenapa ia mengingat hal yang merepotkan dari ku?

"Hyung!"

Suara itu! Jungkook datang.
Dengan segera ku tutup jendela dan berjalan dengan hati-hati menuju ranjangku.

"Namjoon hyung mampir ke rumah!" Teriaknya dari balik pintu.

Jaketku? Sudah..

Selimut? Sudah..

Aku siap dalam posisi sempurna diatas kasur.

Dan ketika pintu itu terbuka menimbulkan bunyi yang sangat khas, aku siap memberikan senyum paling manis untuknya.

"Namjoon hyung? Senior mu di tempat les?"

"Kami ingin jalan sebentar diluar, membicarakan tugas. Hehehe"

"Baiklah, aku akan menunggumu. Aku sudah makan dan kau bisa meninggalkan ku sendiri"

"Kami hanya ke kafe sekitar rumah, tidak jauh 'kok". Jungkook duduk di kasurku. "Apa ada sesuatu yang kau inginkan sebelum aku pergi dengan Namjoon-hyung?"

"Tidak ada" aku tersenyum, "pergilah" 

"Baiklah!" Tubuhnya bangkit dengan semangat, ia beranjak dari kasurku tapi—

"Jungkookie.."

Tanpa pikir panjang, tanganku terangkat hendak memegang pergelangan tangannya. "Ah, Dapat!"
Syukurlah perhitunganku kali tidak salah seperti tempo lalu. Tangan besar Jungkook dapat kuraih sekarang, yang empunya pun tersentak kaget, "hyung?"

"Di luar, salju sedang turun.. Jangan terlalu lama, pakailah pakaian yang hangat, mengerti?"

Kurasakan tangan Jungkook menyentuh tanganku, mencoba melepas pegangan ku yang cukup erat, tapi tanganku malah diletakan diatas punggung tangannya,

"Seharusnya aku yang berkata padamu begitu" jawabnya.

"Siapa yang sering menjatuhkan jaket dan selimutnya?" Lanjut Jungkook dengan nada menyindir. Tapi ia benar, itu adalah hal yang paling sering ku lakukan. Ceroboh 'kan?

Tiba-tiba pegangannya meng-erat, bahkan sekarang telapak tanganku di-kepalnya. "Hyung, tanganmu dingin.."

Perkataan itu membuatku kaget dan dengan segera menarik tanganku darinya. "Se.. sekarang pergilah. Kau tidak ingin Namjoon hyung menunggu kan?"

"Sungguh kau tidak apa apa?"
Jungkook terdengar khawatir, aku harus meyakinkannya.

"Sungguh.. tidak udah khawatir, atau aku akan aegyo sekarang?"

"Hyung!! Kau tau kan aku benci melihatnya.. hahaha"

"Dia bilang benci, tapi sambil tertawa"

Tentu saja, aku tau Jungkook akan mengelak jika aku mengancamnya dengan hal itu.

Aegyo..

"Baiklah aku pergi ya, hyung"

"Sepertinya Jungkook memang tidak suka, lihat 'kan ia langsung beranjak pergi.. hahaha"

"Aku tidak akan lama!" Teriaknya yang semakin lama menjauh, sampai suara derit pintu mengakhiri semuanya.

Sepi.









Dingin.












Dan sekarang, aku sendiri

...

10/12/2017

Crystal Snow [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang