Bahagia itu cuma butuh kamera

1K 108 29
                                    

"Ya, tahan. 3 2 1." Kilatan cahaya bagai petir telah terpancar setelah hitungan mencapai angka satu.

"Astagfirulloh, ada petir, semua merunduk. Chan nunduk Chan, entar lo kesamber petir, lo kan tinggi kayak tiang listrik," ucap Kai yang berjongkok.

Hening

Semua diam dan saling berpandangan, setelah itu memandang Kai aneh.

"DASAR NORAK!" Serentak semuanya memaki Kai.

"Eh, kok gue dibilang norak? Nama gue Kai bukan 'Norak' tau."

Kai ini emang pocong dari kampung yang mati di kota, belum juga menjelajahi kota dia udah mati duluan. Makanya kadang dia suka norak. Kai emang udah ketularan gaul dari pocong kota macem Chanyeol dan Baekhyun, tapi entah kenapa sikap noraknya terkadang masih muncul seperti cacing yang kena air garem macem di pilm PinIpin.

"Bodo amat."

Kai mengerjapkan matanya, dia melihat sekeliling dan Kai mendapati Lay yang sedang memegang benda hitam segi empat dengan moncong yang bulat tengah mengarah ke arah Mbak KunEl. Kai terkikik, geli sendiri setelah menyadari kebodohannya yang haqiqi.

"Maaf-maaf, gue lagi ngelamun, jadi kaget pas ada Flash dari kamera. Hehe."

Setelah itu, semua kembali hening. Hanya pengarahan Lay dan suara yang berasal dari kamera yang terdengar.

"Ho, lo betah di sini?"

"Betah lah, gue udah nyaman di sini. Gak salah Mami Papi nguburin gue di TPU sini." Chen mengangguk setelah mendengar ucapan Suho. Chen emang udah dibuka 'matanya' dan di awal emang dia juga kaget setelah melihat bahwa TPU ini ramai, tapi bukan ramai sama manusia.

"Kenapa Chen?"

"Enggak papa, gue cuma kesepian gak ada temen ngeALAY lagi, gue kangen kita lari-larian pas ada razia alayers, gue juga kangen pas kita nongkrong di taman kota bareng sama alayers yang lain." Suho menatap sahabat seperALAYannya ini. "Gue juga kangen masa-masa itu. Hiks." Suho nangis pas inget-inget kejadian masa lampaunya bersama Chen.

"Aelah, jangan nangis lo!"

"Hiks, kenapa gak boleh? Gue... gue kan kangen masa-masa itu."

"Kalo lo nangis, gak bakal ada yang mau ngelapin air mata lo."

"Kan ada lo, Chen."

"Dih, ogah!"

"Ish, jahatiiii." Suho cemberut dan menatap Chen sinis.

"Yaudah. Bhay." Suho melompat, menjauh dari batang pohon yang tadi ia duduki.

***

"Ok, dagu diangkat, ya, tahan!" Saat Lay mengarahkan KunEl, Suho tiba-tiba datengin Lay.

"Eh, bang. Jangan foto KunEl mulu, gue juga pengen." Lay menghentikan aktifitasnya dan menoleh kepada Suho yang udah ada disebelahnya.

"Boleh, tapi ngomong dulu sama Mbak KunEl, gue gak mau dia ngamuk-ngamuk." Suho ngangguk cantik terus lompat nyamperin KunEl.

"Ehhh, lo ngapain ke sini? Minggir sana."

"Gue juga pengen difoto, jangan lo mulu. Gimana kita foto berdua aja? Biar lebih gimana gitu." Suho mengedipkan sebelah matanya yang kelilipan barusan.

"Kagak, gue gak mau ada penampakan di fofo gue!"

"Penampakan-penampakan, gak sadar diri ya lo. Ini babang Lay juga gue yang bayar tau, jadi nurut aja lo!" KunEl ciut kalo udah begini.

"Iya dah, iya." Suho langsung sumeringah, mukanya tiba-tiba cerah banget kayak pas malem, gelap-gelapan terus ada kunang-kunang lewat. Seperti itulah kira-kira.

Satu jepretan dengan gaya cool ala-ala manusia alay.

Dua jepretan dengan lidah melet terus tangan KunEl ngebentuk pistol di dagu Suho. Maklum, tangan Suho gak bisa dipake. Alay persi kedua.

Pas mau jepretan ke tiga, penampakan muncul di belakang Suho dan KunEl. Penampakan dengan badan tinggi menjulang, bukan hanya satu, tapi tiga sekaligus. Itu adalah Chanyeol, Kai dan Sehun. Walau Sehun bukan pocong, tapi tetep aja dia nongol tanpa diinginkan.

Jepretan keempat ada dua penampakan yang terbang pake baju putih kebanggaan mereka. Itu adalah KunRin dan KunLi. Keduanya membentuk bentu hati seperti orang-orang Korea sana

Jepretan kelima Suho dan KunEl menyadari bahwa ada lima penampakan, keduanya berbalik dan menemukan kelimanya nyengir lebar.

"Heh, kalian ngapain?" tanya Suho.

"Lagi pose," jawab Sehun yang bebas pose karena tangannya tak terikat seperti Chanyeol dan Kai.

"Ayo Bang, pose sama Eneng," ajak KunEl yang emang genit sama Sehun.

"Ayo, gue dah lama gak difoto."

"Siapa juga yang mau foto lo, Hun," ucap Suho.

"Udah Bang, biarin dia ngomong. Mending kita pose-pose lagi." Sehun ngangguk-ngangguk senang.

Pas jepretan keenam baru akan dimulai. "OYYY KITA IKUTAN!" Umin, Dio, Chen dan Baekhyun berlari ke arah mereka yang udah di depan kamera. Baekhyun yang loncat-loncat, pas nyampe dia ngos-ngosan terus nyender di Umin bentar sebelum ikutan berpose ria. semua mengeluarkan pose-pose terkonyol mereka. Lay yang udah cape dan pengen ikutan juga akhirnya membuat kameranya berdiri tegak di tiangnya lalu mengatur timer dan berlari untuk ikut berpose.

Malam ini semua senang, canda, tawa antara makhluk dua alam ini terjalin begitu riang dengan bumbu-bumbu keALAYan yang dimiliki setiap makhluk.

***

Kata-kata terakhir Suho si Polay:
Semua makhluk di muka bumi ini pasti pada alay, yang cool dan datar kayak papan triplek juga pasti pernah ngeALAY sendiri di rumahnya biar gak ketahuan. Wkwkwk

END

***

Yeyyy, akhirnya😂😂😂
Jangan kecewa sama endingnya ya😉

Ini adalah ending anti mainstream. Wkwkwk.
Kenapa anti mainstream? Karena kayaknya gak ada yang ending ceritanya begini.

Makasih buat yang udah baca dari part awal dan setia sampe di akhir titik penghabisan Suho SiPocong Alay😂😂😂

Ada yg mau minta ekstra part?

Oh iya, dari part awal bakalan dakuh revisi sedikit demi sedikit.

Kalo ada yg mau nanya-nanya soal cerita ini boleh kok, langsung komen aja. Atau mau lebih dekat sama Rinmy? #ngarep #ditimpukReaders
Line aja 👉 ririn_inmy

Vomentnya jangan lupa Say😘

10 Des 2017
Rinmy98

Suho SiPocong Alay ✔ (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang