Prolog

112 12 7
                                    

"Kamu suka apa?" tanya Putra tiba-tiba.

Memang sejak tadi berjalan belum ada topik yang kita bahas, hanya berkutat pada pikiran masing-masing. Dan anehnya pikiranku terpaku pada sosok manusia yang jelas sekali wujudnya ada di sampingku ini.

"Maksudnya suka apa gimana? Suka kan banyak. Bisa suka makanan, tempat, lagu, atau apa gitu" jawabku sambil meliriknya.

"Coba kasih tau aku, hal apa yang paling mudah aku temukan dan itu bisa mengingatkan aku tentang kamu" aku mulai berpikir keras tentang apa yang dimaksudkan Putra, karena dia memang aneh, sangat aneh mungkin.

"Putra, coba lihat atas" ia menurut dan mendongakkan kepalanya.

"Ada apa emangnya?"

"Kamu lihat apa diatas?" posisinya masih sama, mendongak ke atas dan mulai mencari.

"Ada langit"
"Terus?"
"Awan juga ada"

"Itu kamu tahu jawabannya" ia menurunkan kepalanya dan menatapku bingung.

"Awan? Kamu suka awan?" tanyanya.

"Banyak yang aku suka, Put. Tapi kata kamu, hal yang paling mudah buat kamu temukan untuk bisa ngingetin tentang aku kan? Kalau aku bilangnya saturnus masa iya kamu mau ke luar angkasa dulu buat nginget aku? Ya jawabannya awan" Putra diam, masih dengan tatapan bingung.

"Tapi kenapa harus awan?"

"Ih kamu ribet ya? Katanya minta yang mudah, ya aku carikan yang sangat mudah biar kamu gak kesusahan buat ingat aku" aku tersenyum, mengalihkan pandanganku dari raut wajah bingungnya.

"Kenapa kamu pilihkan awan buatku?"

"Karena aku sayang kamu, Put. Aku gak mau orang yang aku sayang kesusahan. Bahkan untuk sekedar mengingat aku. Coba kalo saturnus, susah kan?" aku berjalan mendahuluinya dengan tersenyum.

Tuhan aku tidak pernah sekalipun meminta padamu untuk dikirimkan bidadari, tapi mengapa malah kau kirimkan malaikat untukku? batin Putra.

Setelah mengetahui langkahnya tertinggal jauh oleh perempuan itu, Putra mengejarnya sambil meneriakkan namanya berulang-ulang. Bodo amat jika semua pengunjung Malioboro akan melihatnya dengan tatapan aneh ataupun tidak suka. Yang terpenting ia harus mengejar apa yang selama ini membuatnya bingung setengah mati.

"Caca, aku sayang kamu!"

QuatorzeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang