"Floryn, cepetan turun, cepet sarapan!" Suara Rey membuyarkan lamunanku tentang masa laluku beberapa tahun yang lalu. "I-iya, gue segera turun, Rey." Jawabku sambil tergesa-gesa memakai sepatu. Aku pun segera turun untuk sarapan bersama Rey. Ibunya sudah berangkat bekerja pukul 6 pagi tadi.
Ku lihat jam yang menempel di dinding dekat meja makan. Ku pastikan sekali lagi dan... "Apa? Jam setengah tujuh? What the hell?! Gue pasti terlambat!" Gerutuku dalam hati. "Hey, cepetan makan roti lo dan kita berangkat. Ini udah jam... A-apa? Jam setengah tujuh?! Masuk sekolah kan jam tujuh? Cepetan, Flo!" Omelnya membuatku semakin gelisah. Jarak rumahku ke sekolah lumayan jauh. Pasti akan memakan waktu cukup lama saat perjalanan. Aku langsung meminum susu dan memakan roti sambil berjalan menuju mobil.
"Udah, ayo, cepetan." Aku menggigit rotiku dan Rey pun segera masuk ke mobil. Aku menghabiskan roti saat kami baru berjalan beberapa meter dari rumahku. Ralat, rumah Rey. Rey mengemudikan mobil dengan agak cepat karena takut terlambat bersekolah.
Selama perjalanan aku dan Rey hanya berdiam-diaman.
Saat sampai di sekolah kami segera keluar dari mobil dan segera masuk ke ruang kelas masing-masing setelah memarkir mobil. Aku dan Rey berbeda kelas. Aku di kelas 10-B dan Rey di kelas 11-A.
"Assalamualaikum."
"Waalaikumsalam." Murid-murid menjawab salamku bersamaan.
"Silahkan masuk. Baik, anak-anak, ini adalah murid baru di kelas ini." Jelas guru sambil memegang bahuku. Bisa ku lihat para murid laki-laki di kelas ini memandangku dengan kagum. Pasti saja. Aku memang cantik. "Emm, silahkan perkenalkan dirimu, nak." Aku menarik napas dan membuangnya pelan-pelan. "Hai, temen-temen! Namaku Floryn Adelia. Panggil aja Flo." Aku dapat mendengar mereka mengatakan "Hai, Flo" dengan nada yang sangat pelan tetapi masih bisa ku dengar.Btw, aku baru di sekolah ini. Bukan murid pindahan. Aku hanya terlambat sekolah satu bulan karena masih harus mengurus surat-surat yang menjadi persyaratan untuk bersekolah.
"Baik, Flo, kamu bisa duduk di sana." Kata ibu guru sambil menunjuk bangku paling belakang. "Hah?! Apa-apaan ini? Gue duduk di bangku paling belakang? Sendirian? Hfft, okelah." Ucapku dalam hati sambil berjalan menuju bangku itu. Tak perlu melirik kanan dan kiri pun aku sudah bisa merasakan murid-murid di sini memerhatikan aku. Para murid laki-laki melihat ku dengan tatapan suka, kagum, dan terpesona. Sedangkan murid perempuan hanya menatapku dengan tatapan sinis, tidak suka, meremehkan, benci, dan masih banyak lagi. Tapi aku tidak peduli. Toh, aku murid baru di sini. Mereka juga belum mengenalku lebih jauh.
Aku pun duduk dan mengeluarkan buku pelajaran yang sedang berlangsung.
"Ahh, gue bosen! Ngga ada temen yang ngajak gue ngobrol. Bahkan temen sebangku pun gue ngga punya." Batinku mengumpat.
*****
Krriiinggg krrriiiingggg!
Bel istirahat telah berbunyi. Murid-murid di kelas ini segera keluar kelas untuk sekedar mengisi perut atau mondar-mandir di depan kelas lain untuk mendapatkan kenalan. Aku berpikir untuk berkeliling sekolah ini. Ya... Walaupun sendirian.
Tempat yang pertama kali ada di pikiranku adalah kantin. Aku ingin tau bagaimana bentuk kantin sekolah ini. Aku pun berjalan menyusuri koridor sekolah. Kantin terletak agak jauh dari kelasku. Untuk menuju kantin harus melalui enam kelas, dua papan pengumuman, empat kamar mandi, dan tentu saja jalanan koridor yang lumayan panjang. Sekolahku termasuk sekolah favorit di kota ini. Fasilitas di sini tidak diragukan lagi. Lengkap dan canggih.
Saat sampai kantin aku pun segera menuju toko minuman. Aku membeli satu minuman jeruk dan berjalan menuju bangku kantin yang masih kosong lalu kemudian duduk di sana. Sendirian. Aku melihat ke sekitarku. Semua murid sedang asyik mengobrol dengan murid lainnya, bergurau, ataupun menggosipkan hal-hal yang sedang menjadi trending topik di masyarakat. Sedangkan aku? Haha.. aku berdiam diri sambil memegang botol minuman jeruk yang tadi ku beli.
Tiba-tiba ada tiga orang perempuan berdiri di depanku. Ketika aku mendongak untuk melihat mereka, salah satu dari mereka langsung memukul meja dengan pelan. "Brukk. Lo anak baru yang ada di kelas gue 'kan?" Tanya salah gadis yang bernama Monica. Aku tau namanya karena tadi aku tidak sengaja mendengar salah satu murid memanggil namanya sewaktu di kelas tadi. "Iya. Gue anak baru di kelas lo. Kelas kita."
"Udah kenal gue?" Tanyanya dengan nada agak sombong.
"Umm.. belum. Siapa nama kalian?"
"Kenalin, nama gue Monica. Ini temen gue, Sisil" perempuan itu juga memperkenalkan temannya yang berambut pirang dengan lipstik tebal di bibirnya. Apa boleh di sekolah menggunakan lipstik berlebihan?"Dan ini Vita." Sambungnya dengan menunjuk perempuan dengan rambut lurus yang diikat ekor kuda dan kancing baju bagian atas terbuka. Mereka menggunakan rok yang bisa dikatakan sangat minim.
Sedangkan Monica sendiri memiliki rambut keriting gantung berwarna merah jambu di ujungnya dan berkaus kaki warna warni. Apa sekolah ini sebebas itu? Atau mereka murid terhormat di sini? Ah.. biarlah. Bukan urusanku.
"Oh, hai. Gue Flo." Aku memperkenalkan diri pada mereka untuk yang kedua kali.
"Udah tau." Jawab Vita ketus.
"Oh, iya, gue lupa. Maaf ya."
"Okeoke. Gapapa."
Tampaknya mereka baik. Rasanya aku ingin berteman dengan mereka.Krriiinggg krrriiiingggg!
Bel tanda masuk pun berbunyi. Aku segera bangkit dan berjalan menuju kelas sendirian. Tunggu, sendirian? Bukannya baru aja gue dapet temen baru ya? Ku lihat mereka berjalan mendahului aku sambil tertawa-tawa. Biarlah. Setidaknya ada murid yang mau mengenalku.
*****
Kriingg krriiinggg krrriiiingggg!
Bel pulang telah berbunyi. Aku dan murid yang lain segara berkemas dan bersiap untuk pulang.
"Eh, lo." Panggil Vita. Aku hanya diam menatapnya, menunggunya melanjutkan bicara. "Lo itu gak cantik! Gak usah sok cantik!"
"Hah?! Dia ngomong gitu ke gue?! Shit! Gue kira dia bakal jadi temen gue. Eh ternyata malah ngatain gue kayak gitu." Dalam hati aku hanya mengumpat. Entah kenapa rasanya aku ingin merobek mulutnya. Meskipun dia tidak membuatku marah tapi perkataannya membuatku begitu terkejut. Bayangkan saja, tadi dia berbicara baik-baik. Tapi sekarang malah mengejekku. Apa salahku?Aku hanya diam dan pergi. Dari luar kelas pun aku masih bisa mendengar mereka mengejekku.
Tepat di depan kelas aku mengoperasikan ponselku untuk menghubungi Rey. Setelah selesai aku pun segera menuju parkiran untuk menemui Rey. Tapi langkahku terhenti ketika aku mendengar mereka yang akan pergi ke taman sore ini. Ah.. sepertinya aku punya ide untuk membalas perkataannya tadi.
Aku melangkahkan kakiku dengan senyum manis namun memiliki arti jahat di bibirku.
"Rey di mana sih?" Tanyaku. Tak ada yang menjawab. Ya pantas saja. Aku kan bicara dalam hati. Tak lama kemudian aku melihat Rey menuju mobilnya lalu aku mengikutinya.
Aku pun membuka pintu mobil dan masuk lalu duduk di samping Rey sambil memikirkan apa yang akan aku lakukan nanti sore kepada tiga perempuan itu. Terutama Vita. "Hey, Flo. Lo ngapain sih senyum-senyum sendiri? Ohh.. gue tau. Lo pasti lagi dapet kenalan cowo cakep yaa?" Rey mencoba menebak ku namun sama sekali tidak benar. "Ngga. Apaan sih? Gue cuma seneng aja bisa sekolah di sini" jawabku membohongi Rey karena aku tidak mungkin memberitahunya. "Udah, ayo jalan." Sambungku yang hanya dibalas anggukan oleh Rey.
Hai guys!
Cerita ini sebenernya tentang pembunuhan dan dewasa. Tapi sejauh ini belum ada ya? Hehe sabar atuh😂See you😘
KAMU SEDANG MEMBACA
Go to Sleep
ActionWARNING !!! (21+) Jeritan itu membuatku begitu bergairah. Membuat nafsuku semakin bergejolak. Dan hasratku ingin "bermain" dengannya sangat tinggi.