Daging 'Vita'

33.3K 132 8
                                    

Ku rebahkan tubuh ini ke atas kasur yang empuk. Hoaamm.. rasanya mengantuk sekali. Aku memandangi langit-langit kamarku sebelum akhirnya pandanganku menjadi gelap. Aku pun tertidur pulas.

Drrrtt drrrtt...

Getaran itu telah membangunkan ku. Aku mengambil ponsel yang tidak sengaja tertindih tanganku dan melihat siapakah yang mengirim pesan.

"Hai, Flo. Hari ini gue pergi ke rumah Paman sama Ibu. Maaf karena ngga ngajakin lo. Tadi gue lihat lo tertidur pulas dan ngga tega ngebangunin lo. Oh, ya, Flo. Gue akan nginep. Mungkin besok siang gue pulang. Kalo lapar lo bisa angetin makanan di dapur atau beli di luar. Ok, Flo? See you.

-Rey-

Begitulah isi pesan yang dikirim Rey untukku. Hmm.. ini bagus. Aku bisa bersenang-senang hari ini dengan bebas.

Setelah mengusap-usap wajah, aku melihat jam dinding yang sudah menunjukkan pukul tujuh malam. Mataku terbelalak melihat jam itu karena aku berencana untuk menemui Vita di taman sore hari. Ini sudah malam, bagaimana bisa aku tertidur sepulas itu?

Aku segera bangkit dari kasur dan mengganti baju. Aku menggunakan celana jeans hitam, hoodie merah maroon, sepatu berkulit sintetis karena menurutku mudah dibersihkan jika terkena cipratan darah, juga tak lupa membawa pisau berukuran sedang. Yap.. aku sudah siap berangkat. Mandi? Tidak perlu, aku sudah cantik kok. Toh.. nanti aku juga akan kotor. Tentu saja karena darah.

*****

Aku berjalan dengan cepat. Berharap Vita masih berada di taman. Dan benar saja, dia masih di sana bersama dua temannya itu. Aku bersembunyi di balik pohon besar yang berada agak jauh dari ​tempatnya duduk.

Setelah beberapa menit, kedua temannya pulang meninggalkan Vita sendirian. Vita masih sibuk mengoperasikan ponselnya. Seperti sedang menunggu seseorang untuk menjemputnya.

Aku melangkah pelan ke arahnya. Rupanya dia belum menyadari kehadiranku. "Haha.. bodoh!" Dia menengok ke arahku yang duduk di sebelahnya. Aku pun membalas tengokannya dan dia terkejut. "Aaaa! Hey, lo ini ngagetin gue aja! Dasar sok cantik! Ternyata selain sok cantik lo juga cewe yang aneh ya?!" Uhh.. membuatku tak tahan menahan emosi. Dasar gadis gila.

Ocehannya hanya ku balas dengan senyuman. Dia terlihat sangat gelisah saat mengoperasikan ponselnya. Mungkin karena seseorang yang ditunggunya tak kunjung datang.

"Lo ngapain ke sini?" Tanyaku bernada dingin. "Dih.. ya urusan gue lah. Lah lo ngapain ke sini? Duduk di sebelah gue lagi." Pertanyaanku dijawab dengan ketusnya. Oke, lo bakal rasaain akibatnya!
"Gue? Gue ke sini cuma pengen jalan-jalan aja sih. Lo lapar gak? Kalo lo laper mending ikut gue. Ada kedai makanan yang enak banget di deket sini." Aku menjawabnya dengan ramah, bahkan aku menawarinya membeli makanan. Sangat ramah bukan?
"Oke deh. Gue ikut lo. Laper juga nungguin cowo gue jemput."

Aku sudah menemukan tempat untuk aksiku. Gang sempit yang berada tidak jauh dari taman. "Ke sini? Ini kan gang sempit, gelap lagi. Mana ada kedai makanan di tempat kayak gini? Atau jangan-jangan..." Belum sempat dia melanjutkan bicara, aku sudah mendorongnya dari belakang. Aku pun menyusulnya masuk ke gang sempit itu. Senyum lebar dan penuh gairah teraut di wajahku.

Aku mengeluarkan pisau yang disembunyikan di balik hoodie-ku. "L-lo, lo mau ngapain Flo? Lo ngejebak gue ya?"
"Mau ngapain? Ya mau ngabisin lo lah! Dasar bodoh!"
"Jangan flo. Please, jangan apa-apain gue. Gue masih pengen hidup. Hiks.. hiks..."
"Percuma Vita. Percuma!! Percuma lo nangis-nangis gue tetep akan nyingkirin lo dari muka bumi!" Beruntung tempat ini sangat sepi sehingga tidak ada yang bisa memergoki aksiku meski berteriak.

Go to SleepTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang