"Alex? Lo dimana? Gue udah di taman deket rumah lo nih." Ku kirimkan sebuah pesan singkat melalui ponsel. Tak lama kemudian Alex menjawab pesanku, "Iya, tunggu bentar lagi. Gue udah jalan nih." Baiklah aku akan duduk di kursi taman sambil memainkan ponselku dan menunggu Alex datang.
"Hai, Flo!"
"Oh, hai."
"Udah lama?"
"Lama banget! Gue tinggal jalan-jalan ke Paris juga sempet tuh kayaknya."
"Yeee, gitu doang ngeluh."
"Bodo ah! Eh, btw mau ngapain sih lo ngajak ketemuan di sini malem-malem?"
"Jadi gini, sebenernya gue mau minta tolong sama lo buat bantuin gue nyelesaiin rencana gue."
"Emang lo ada rencana apaan sih? Berat banget ya sampe minta tolong ke gue?"
"Ya.. Kalo dibilang berat sih ngga juga ya. Gini nih, ehheemm, gue mau 'main' sama temen kecil gue. Gue ada dendam. Dulu dia..."***
Flashback Alex
"Hahaha.. Dasar anak bodoh! Penakut! Dasar cupu!" Teriak salah satu teman sekolah dasarku. Aku tidak tahu harus melakukan apa. Untuk membalasnya? Aku takut. Dia anak yang nakal. Bully-an dari dia yang seperti ini saja sudah sangat menyakitiku. Apalagi dia mem-bully-ku di depan teman - temanku. Aku sangat malu. Anak macam apa aku ini? Kenapa aku tidak berani melawannya? Payah!
"Hey, temen - temen! Coba lihat apa yang dibawa sama si cupu ini di dalam tasnya. Boneka Barbie! Hahaha.. Ternyata selain cupu dan penakut kamu juga banci ya. Hahaha..." Perkataannya itu langsung disambut tawa dan seruan dari teman - temanku lainnya. "Yahh.. Alex banci.. Alex banci.. Alex banci..." Begitulah kira - kira mereka menyoraki aku.
Ini semua karena adikku. Dia kemarin bermain boneka Barbie di dekat tasku. Pasti dia meletakkan boneka itu di dalam tasku. Huhh.. Ini memalukan. Dan ditambah lagi aku semakin di-bully satu kelas. Ya ampun, kenapa ini terjadi kepadaku? Aku benci hidupku.Keesokan harinya ketika aku sekolah, hal serupa terjadi lagi. Mereka mem-bully-ku. Dan itu terjadi terus - menerus setiap hari. Hingga pada suatu hari aku tidak sengaja menjatuhkan mainan robot milik Ryan, si pem-bully itu. Aku hanya menjatuhkannya, tapi mainan robot itu tidak rusak. Aku tau Ryan pasti akan marah. Kini yang aku lakukan hanya menundukkan kepala sambil meminta maaf. Ya.. Walaupun aku tahu Ryan tidak akan semudah itu memaafkanku.
Dengan wajahnya yang cukup mengerikan bagiku, dia menatapku penuh amarah. Memukulku hingga darah pun menetes keluar dari lubang hidungku. Ini sangat sakit. Aku tidak sanggup melawannya. Lalu aku menangis dan berlari menuju toilet sekolah.
Kenapa hidupku selalu sial? Aku tadi tidak sengaja menjatuhkan mainan itu. Tapi Ryan sampai memukulku seperti ini. Dan aku tidak berani melawannya. Aku ini memang bodoh! Pantas saja mereka memanggilku si cupu. Aku benar - benar merasa payah.
Lihat saja, suatu saat nanti aku pasti bisa membalaskan dendamku kepada Ryan. Camkan itu.
Flashback berakhir
"Oh, jadi lo mau bunuh si Ryan itu?" tanyaku setelah mendengarkan kisah menyedihkan dari Alex.
"Ya, begitulah." Alex menjawab sambil menunjukkan wajah sedih dan juga kesal. Aku tahu apa yang dirasakannya. Menyedihkan."Gini aja, Lex. Besok kita ketemuan lagi di sini jam 10 malem. Lo bawa peralatan yang mau lo pake buat bunuh dia. Gue juga bawa tali tambang dan linggis. Besok malem kita ke rumah Ryan. Tapi sebelumnya kita juga harus tau dimana kamar Ryan. Jadi nanti kita langsung naik ke lantai dua pake tali tambang. Terus gue congkel jendela kamarnya."
"Hmm, ok juga ide lo. Yaudah kita sepakat ya?"
"Iya. Tenang aja. Selagi ada gue, semua beres."
"Ahh, bisa aja lo, Flo."
"Hehehe.. Floryn gitu lho."
"Nah, sekarang kita pulang. Besok pagi sekolah."
"Iya nih. Gue juga udah ngantuk. Ok, see you."
"See you."Aku pun berjalan menuju rumahku. Hmm, apakah besok rencana ini akan berjalan lancar? Aku jadi tidak sabar.
Sesampai di rumah aku pun langsung merebahkan tubuh ke kasur. Dan tak lama kemudian aku mulai terlelap.
Selamat tidur..
.
.
.
.
Hai hai hai😄😄
Seneng banget bisa publish cerita lagi🎉🎉😅
Ku rindu kalian gaesss😘😘Maafin gue yg super lama banget update nya😋
Lagi banyak kerjaan nih lama² gue bisa stress *yaudah stress aja sono* h3h3h3😄😄😄Vote jangan sampe lolos😌😌
Ok see you❤
KAMU SEDANG MEMBACA
Go to Sleep
ActionWARNING !!! (21+) Jeritan itu membuatku begitu bergairah. Membuat nafsuku semakin bergejolak. Dan hasratku ingin "bermain" dengannya sangat tinggi.