Murid Baru

17.8K 149 4
                                    

Tiittiiiitt.. tiittiiiitt.. tiittiiiitt..

Bunyi alarm membangunkan ku. Ya, seperti biasa, aku selalu mengatur alarm pagi untuk bersiap-siap ke sekolah. Aku segera bergegas mandi setelah sebelumnya mematikan alarm yang terus berbunyi. Dan aku lanjut bersiap-siap setelahnya.

"Rey, lo udah siap belum?" Tanyaku yang sebenarnya aku tujukan kepada Rey. Aku berjalan menuju meja makan sambil memasang jam di tangan kiriku. Saat mendongak, aku tidak mendapati siapapun di dapur. "Oh, ya ampuun. Gue lupa. Kan Rey sama Ibunya belum pulang." Ocehku kepada diriku sendiri sambil menepuk jidat.

Hari ini aku tidak sarapan karena tidak ada roti isi yang biasa ku makan di pagi hari sebelum berangkat sekolah. Daging semalam juga sudah aku berikan kepada anjing milik tetanggaku. Hfft.. ya sudahlah.

Aku pun berangkat naik angkutan umum. Ya, tentu saja. Mobil dibawa Rey ke rumah Paman kemarin. Motor? Ada sih, tapi aku masih belum berani jika mengendarai sendirian.

Angkutan umum di pagi hari tidak terlalu ramai penumpang. Mungkin karena sekarang sudah ada ojek online yang dengan mudah bisa dipesan melalui ponsel dan tidak perlu berdesak-desakan dengan penumpang lain.

Setelah sampai, aku langsung turun dan membayar ongkos kepada supir angkot. Dan segera berjalan menuju kelasku.

Sepanjang perjalanan menuju kelas, aku mendengar para murid membicarakan hilangnya salah satu siswi. Vita, gadis yang ku bunuh tadi malam. Haha.. mereka sangat bodoh. Ku lihat di papan pengumuman terdapat banyak sekali kertas menempel yang berisikan berita tentang hilangnya Vita. Ada yang mengungkapkan kesedihannya kehilangan teman, semangat untuk terus mencari Vita, bahkan ucapan berduka. Sungguh tidak penting bagiku untuk membacanya.

Krrriiiingggg...

Bel pertanda sekolah akan dimulai pun berbunyi. Aku dan para murid segera memasuki ruang kelas masing-masing. Aku duduk di bangkuku. Bisa ku lihat Monica dan temannya, Sisil sedang menangis sedih karena menghilangnya Vita. Kasihan sekali.

Guru pun mulai masuk kelasku. "Murid-murid, kita semua pasti sudah mendengar berita hilangnya Vita 'kan? Orang tua Vita juga sudah melaporkan ke pihak yang berwajib tetapi belum bisa menemukannya. Jika ada yang tau keberadaan Vita, tolong segera membawanya pulang ke rumah. Siapa yang terakhir kali bersama Vita?" Penjelasan sekaligus pertanyaan dari Pak Agus langsung dijawab oleh Monica dan Sisil dengan mengangkat tangan. "Sa-saya pak yang kemarin bersama Vita." Pengakuan Monica dan disusul oleh Sisil. "Saya juga pak." "Baiklah, kalian berdua ikut ke ruangan saya." Mereka berdua pun mengikuti perintah Pak Agus.

"Yeayy.. kelas ini bakalan ada jamkos." Dalam hati aku sangat girang. Tapi tak lama kemudian Pak Agus kembali dan membawa seorang laki-laki. "Huhh.. gak jadi jamkos deh.."

"Anak-anak, perkenalkan, ini Alex. Alex, silahkan perkenalkan diri kamu."
"Hai, temen-temen. Nama gue Samuel Alexander, kalian bisa panggil gue Alex."
"Baiklah, Alex, kamu silahkan duduk di samping Floryn." Sambil menunjuk bangku di sebelahku.
Alex menuju bangku itu dan duduk. Semua mata perempuan tertuju pada wajah tampan miliknya. Kecuali aku.

"Hai, gue Alex." Tiba-tiba dia mengulurkan tangannya padaku. Aku pun bersalaman dengannya. "Floryn." Tanpa perlu menengok pun aku sudah bisa melihatnya menganggukkan kepala.








*****







Krriiinggg.. krrriiiingggg...

Bel istirahat berbunyi. Aku segera menuju kantin karena sudah tidak tahan menahan rasa lapar sedari tadi. Tiba-tiba ada yang menabrak ku hingga aku terjatuh ke lantai. "Awhh, sakit.." rintihku sambil memegangi bokongku yang sakit akibat terjatuh. "Sini gue tolongin." Tangannya mengulur padaku. Dan aku pun menerima bantuannya. Kini semua murid yang ada di koridor ini melihatku dan dia yang masih berpegangan tangan. "Maaf ya. Gue tadi buru-buru sampe ga sengaja nabrak lo. Maaf ya?"

Go to SleepTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang