Prisilla baru saja keluar dari kelasnya. Dia orang yang pertama menyelesaikan soal ujian harian matematika.
Jangan bilang Prisilla tidak mempunyai teman di sekolah, ia punya teman dari SMP, baginya itu lebih baik dari pada ia harus mencari teman baru yang tidak mengerti ke adaannya.
Sebenarnya banyak yang ingin berteman dengannya, tapi karena sikapnya yang dingin semua orang menganggap beku kalau dirinya dekat dengan Prisilla.
"Lala" Prisilla menatung ketika ada seseorang yang memanggil dirinya dengan sebutan 'Lala'. Ia langsung menghapus pikirannya itu.
Mungkin hanya lalat lewat.
"Lala"
"Lala"
Merasa terusik Prisilla memalingkan muka ke sumber suara yang memanggilnya. Lagi dan lagi, ia harus membuang nafasnya gusar. Ini harus terjadi kepadanya.
"Haiii Lala".
Chanyeol lah yang memanggilnya dengan sebutan tersebut mengingatkannya pada kenangan yang membuat dirinya malas mengingat tentang kejadian tersebut.
"Haiii Lala"
Lelaki caplang ini membuatnya tersadar dari lamunannya.
"Gue ga suka lo manggil gue kaya gitu!" gertaknya.
Secepat itu kah, Chanyeol mengetahui namanya. Dia kira, di sini tidak ada yang nengetahui tentang dirinya selain guru-guru, kepala sekolah dan Sesil teman sebangkunya.
"Kalo gue suka, kenapa emang?" goda Chanyeol yang membuat wanita dihadapannya menarik nafasnya dalam dalam. Ngeladenin orang seperti Chanyeol sulit mencapai ujungnya.
Prisilla tidak menjawab pertanyaan dari Chanyeol. Dia tetap melanjutkan langkah kakinya. Koridor sekolah tidak terlalu ramai. Pasalnya, bel baru berbunyi dan ia orang yang pertama keluar, bukan hanya dirinya saja, tapi bersama orang yang sejak tadi membututinya.
Kalau orang lain risih diikuti seperti ini, beda dengan Prisilla yang tidak terlalu ambil pusing. Selama Chanyeol tidak mengganggunya secara berlebihan.
"Jalannya pelan pelan kek" lagi dan lagi Chanyeol berbicara seperti itu. Prisilla sama sekali tidak menggubris perkataan chanyeol.
"Lala nyebelin"
Sepertinya itulah jurus Chanyeol untuk menancing amarah perempuan yang ada di depannya. Prisilla akhirnya memutar badannya seratus delapan puluh derajat.
"Lo budek?" dengan wajah dinginnya Prisilla membalas ucapan lelaki setampan dan sekeren Chanyeol.
Chanyeol menunjukkan senyum meledeknya yang masih memperlihatkan lesung pipinya. Kalau perempuan lain sudah ambruk melihat Chanyeol tersenyum padanya, beda dengan Prisilla. Ia muak melihat senyuman Chanyeol yang terpaksa.
"Kalo iya kenapa? Kalo engga kenapa?"
"Kalo lo engga budek, jangan manggil gue dengan sebutan itu!" ucapnya. Ini adalah kata terpanjang yang Prisil ucapkan kepada Chanyeol.
"Sebutan apa?" Chanyeol menaikkan sebelah alisnya, pura pura tak mengerti. Alabinya.
"Ck" Prisil hanya mendecak kesal. Malas sekali dirinya membalas perkataan cowo kepo dihadapannya. Tapi, kalau ia tidak menggubris ucapan pria tersebut, mulut Yoga tidak akan berhenti mengoceh.
"Ayo apah?" katanya kembali.
"Lu tuh brisik ya!"
"Emangnya kenapa sih kalo gue manggil lo dengan sebutan LALA" ucapnya dengan menekan perkataan Lala.
"Bukan urusan lo!". Belum sempat Chanyeol membalas perkataanya, perempuan itu sudah masuk kedalam mobil pribadinya.
Tidak tahu kenapa dia terus penasaran dengan Prisilla. Soal dia manggil Prisilla dengan sebutan Lala. Ia tahu nama perempuan itu dari salah satu teman perempuannya di kelas yang suka ngegosip. Nah, ketika tahu namanya adalah Prisilla, Chanyeol langsung kepikiran untuk memanggil perempuan tersebut dengan sebutan Lala. Tidak tahu kenapa Chanyeol ingin memanggil perempuan tersebut dengan nama belakangnya.
Dia hanya mengangkat bahunya acuh. Tak masalah baginya, yang terpenting ia sudah tahu nama perempuan yang membuatnya penasaran di pagi hari. Dari pada di bawa mimpi, katanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
eye's; Chanyeol
Teen FictionTatapannya membuatku lupa akan rasanya bernapas Matanya membuatku jatuh dalam diamku Dan tingkahnya membuatku terdiam dalam sakitku #eyes139