Epilog

7 0 0
                                    

           

Justin baru saja menyelesaikan rangkaian jadwalnya di Tokyo. Dia sengaja melakukan syuting di danau itu tepat di tanggal 12. "Aku berjanji padanya untuk mengajaknya pergi ke danau itu saat ulang tahunku. Dua bulan berlalu," ungkap batin Justin seketika mendapatkan waktu kosong usai syuting.

Keadaan sekitar danau itu tak seperti biasanya, "bukannya di sini harusnya musim panas?" dia merasakan suasana musim semi menghampirinya hari ini. "Seharusnya aku memikirkan dirinya agar bisa merasa dia hadir bersamaku," ungkap batinnya. Dia menginginkan Alice berada di sampingnya.

Saat badan Justin menghadap ke arah yang berbeda, dia melihat sosok yang baru saja singgah di pikirannya. "Apa ini kebetulan?" sahut batinnya. Perempuan yang ia rindukan kini sedang berlari ke arahnya dan langsung memeluknya.

Saat Alice menyadari sosok Justin yang sedang ia lihat, dia langsung mengambil kesempatannya. "Aku merindukanmu," ungkap Alice. Air matanya mulai membasahi pipinya. Justin masih merasa seperti mimpi. Sesaat kemudian, dia menyadari kehadiran Alice benar-benar nyata. "Aku bahkan lebih merindukanmu," sahut Justin.

Justin melihat Alice berlinang air mata, "kenapa kamu menangis?" ungkapnya. "Kamu dan aku sekarang...sekarang kita satu-satunya di sini," "Aku dan kamu." Dia memeluk Alice semakin erat.

"Aku hanya terharu saat aku memikirkanmu dan aku melihatmu tepat berada di sampingku. Aku merasa ini seperti...," Justin tak membiarkan Alice berbicara lebih banyak lagi. Dia  terus memeluk Alice.

"Jika ini mimpi...jangan biarkan aku bangun dari mimpi ini," sahut Justin.

"Semua ini bukan kebetulan. Aku bisa merasakan itu hari ini."

"Hari ini...aku merasa berbeda dari kemarin bahkan hari-hari sebelumnya. Penantian itu terasa menyakitkan...yang pada akhirnya merekah seperti bunga. Aku bisa merasakan rasa haru dalam dirinya."

"Jangan biarkan hari ini berlalu begitu cepat," ungkap Alice.

"Aku khawatir takdir akan cemburu melihat ini, sama seperti aku khawatir saat mata-mata melihat kita."

"Tidak...tidak takdir tidak akan cemburu karena takdir tahu aku mencintai dirinya dan dia mencintainya diriku."

***

***

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
December is Coming #1Where stories live. Discover now