Story of My life

102 16 7
                                    

"Yaaaak...Mina-ssi palliwa... nanti gue telat pula ke kampus" ucap daniel, kakak laki-laki Mina.

"Ne.... ya elah cepet banget sih, Mina sabar Mina, lu musti sabar". Ucap Mina dengan nada kesal.

Mina menghampiri Daniel. Dan pergi ke kampus Masing-masing bersama-sama dan kebetulan satu arah.

Daniel dan Mina berada pada kampus yang berbeda. Daniel berada di kampus Korean Art university, sedangkan Mina di hanguk sports university.

Sesampainya di kampus Mina. Terlihat anggun seorang dengan paras  yang sangat cantik, dengan rambut di ikat berdiri di gerbang kampus.
"Mina-yaa eodiga ???"

Seketika Daniel tercengang melihat kecantikannya.

"Oouuu... Mina-ssi, latihan bareng yuk" ucap Irene, teman Mina sesama senam indah.

"Oke, Chakaman.....".

"Yaaakk... Nuguseyo ??? Sumpah cantik banget... kenalin ke gua dong Min...." ucap Daniel.

"Ahaaa... itu temen gue, halahhh lu mah kuliah aja yang bener dulu
...  lama banget sih wisuda. Yaaaa gomawo oppa". Kata Mina

"Iye-iye". Daniel pun segera pergi menuju kampus dengan skuter warna coklat nya.

"Palli Mina, nanti pelatih Choi marah sama kita" kata irene.
Mereka pun berlari menuju gedung latihan.

Terlihat pelatih Choi sedang menimbang berat badan para atlet lainnya.
Diam- diam irene dan Mina masuk ke kerumunan atlet yang sedang menimbang.

"Fiuuhhh... kamu sihh Min telat, untung kita selamat".ucap irene.

"Mianhae irene-ssi. Hahh ini gara- gara gue nonton runningman ampe tengah malam. Irene-ssi eotteoke igo... gue tadi malam makan jjangmeyeon. Berat gue pasti naik nih....." kata Mina dengan cemas.

"Myoui Mina..." panggil pelatih choi.
Mina segera menghampiri pelatih Choi dan nenaiki timbangan.

Timbangan digital Mina menunjukkan angka 46 kg.
"Mampus dah gue... ini karna gue makan jjangmyeon semalam".ucap Mina dalam hati.

"Yaaaa... Mina-ssi, kamu naik 1 kg. Apa yang kau makan haah ??? "Gimana kamu mau masuk tim nasional untuk menjaga berat badan aja kamu ngga bisa". pelatih Choi dengan nada sangat tinggi.

"Ne coachen-Nim". Ucap Mina dengan kepala tertunduk.

"Gwencanayo... Mina-ssi lu buktiin aja sama nenek sihir itu kalau lu bisa masuk tim nasional".
"Mmm ne irene-ssi".

Mereka pun memulai latihannya.

Mina memulai latihannya dengan bola. Ia mulai dengan gerakan berputar. Tetapi, Mina kurang seimbang

"Aish.... jjinja". Ucap Mina kesal.
"Mina jaga keseimbanganmu...".kata pelatih Choi.

"Ne coachen-Nim". Ucap Mina.

Mereka terus berlatih dan hari sudah mulai malam.

17.45 PM, Seoul
"Oke. Semuanya boleh kembali ke asrama. Jaga kesehatan dan berat kalian."
" Ne." Ucap seluruh atlet senam indah yang ada di ruang latihan indoor itu.

" yuk... Mina-ssi kita ke asrama" ajak Irene.

" Duluan aja... gue mau ke toko ibu dulu bantu- bantu bentar"ucap Mina.

"Oke. Gue duluan yaaa... annyeong". Irene sambil melambaikan tangannya.

Mina berjalan menuju toko ibunya yang kebetulan tidak terlalu jauh dari kampus.

Sambil berjalan ia teringat pesan yang di sampaikan ayahnya. Ia bingung apakah harus bilang pada ibunya atau tidak.

Sesampainya di toko ibunya....

"Annyeong eomma..."

" ooo Mina-yaaa. Gimana latihanmu ? Sudah makan ?" Tanya ibunya.

"Gwencanayo eomma. Belum bu, aku naik 1 kg dan di marahi pelatih choi."kata mina

"Yaaaa lain kali jaga berat badanmu.... ibu kebetulan beli sayur dan ibu buatkan salad untukmu."

Mina pun menyantap saladnya.

"Mina... ayahmu sudah sebulan ini ayahmu tidak mengirim uang belanja dan uang untukmu dan Daniel." Kata ibunya.

"Ooo yaa eomma... semalam aku menelpon ayah, katanya dia minta maaf karena bulan ini belum mengirim uang. Ia di pecat dari  pekerjaannya, dan sedang mencari kerja".

"Aigooo. Bulan ini aku harus kerja ekstra untuk biaya kuliah mu dan daniel". Ucap ibunya dengan nada lelah.

"Gwencanayo eomma, aku akan selalu membantu ibu dari pulang latihan hingga pengabsenan malam tiba" sambil memeluk ibunya.

"Sebentar lagi pengabsenan cepat habiskan saladmu" ucap ibu.
"Ne eomma..." segera mina menghabiskan saladnya.

Segera Mina lari menuju kampus. Ia teringat ucapan ibunya. Aku harus bekerja lebih keras lagi untuk masuk tim nasional. Ia bertekad dalam dirinya.

Mampukah Mina menjalani hari-harinya yang begitu berat ?

That's True ?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang