part 01

11.9K 589 46
                                    

"okey anak-anak, waktu belajar sudah habis. jangan lupa, lusa nanti tugas kalian harus sudah selesai dan segera dikumpulkan. kalau ada yang lupa ngerjain tugasnya, bakal bapak hukum bersihin wc sekolah." ujar guru tersebut saat mengakhiri mata pelajarannya.

"huuu.." seluruh murid di dalam kelas tersebut bersorak riuh, dan guru tersebut hanya menghela napas sambil mengelus dadanya sesaat. lalu kemudian melangkah pergi meninggalkan kelas ips yang terkenal paling tidak bisa diatur, di SMA harapan Bangsa tersebut.

"cih, dasar guru kebanyakan micin. apa-apa'an?! masak dikit-dikit ngasih hukuman. suruh bersihin wc lagi. gila kali ya tu guru?!" gerutu Mario, sambil memasukkan buku-bukunya ke dalam tas.

Farel dan Daren yang berada di bangku depannya, seketika melirik ke arah Mario yang masih tetap menggerutu, membuat tawa yang sudah mereka berdua tahan sedari tadi, pecah begitu saja.

"BWAHAHAHAHA......!!"

Mario menatap aneh ke arah dua sahabatnya itu dengan kening yang mengernyit heran. "kalian berdua gila ya?! ketawa nggak jelas begitu."

Daren sampai harus memegangi perutnya akibat tawanya yang semakin tak terkontrol.

"elo lucu, udah kayak ibu-ibu kompleks yang suka ngomel nggak jelas, gara-gara nggak kebagian jatah tukang sayur langganannya." ujar Farel mengejek Mario.

"sialan lo!" Mario melempar gulungan kertas ke wajah Farel, dan di balas lelaki itu dengan melempar balik gulungan kertas tersebut ke arah Mario.

"elo juga, aneh banget. bukannya lo selama ini selalu nyontek tugas lo dari gue ya?! pakek sok-sok an ngedumel segala." kata Daren, saat sudah berhasil menghentikan tawanya.

"nah itu.. " sahut Farel dengan menjentikkan jarinya, membenarkan ucapan Daren barusan.

Mario mendengus. "lo lupa Dare?! selama ini kan tugas sekolah lo selalu di kerjain sama si Fika, ketua kelas yang sekarang statusnya udah jadi mantan lo." ujar Mario mengingatkan.

"ya... terus? masalahnya apa?" kata Daren berlagak bego. membuat mario ingin memukul kepala Daren menggunakan palu yang paling besar sekarang juga.

"lo masih nanya kenapa? selama ini kan nilai-nilai lo bisa bagus, juga karena dia. berhubung kalian berdua kemarin baru putus, gue yakin kalau dia nggak akan mau lagi bantuin buat ngerjain tugas-tugas sekolah lo, kayak dulu lagi."

"apa?? jadi, lo udah putus sama si Fika itu?!" tanya Farel tak percaya. sambil menatap orang yang mereka bicarakan sedang duduk di bangku pojokan bagian depan. sedang melamun, sambil menopang dagu menggunakan satu tangannya.

Daren terdiam sesaat, seakan sedang berusaha mengingat sesuatu. "kayaknya iya deh." ujar Daren, membuat Farel mengumpatinya berulang kali.

"nih bocah bego banget ya, punya pacar yang bisa di manfaatin otaknya, bukannya dijaga dengan baik. ini malah disia-siain gitu aja. dasar si ogeb!!" kesal Farel pada Daren.

"baru nyadar lo, kalau temen lo ini bego?? kalau gue sih udah tau dari dulu." sahut Mario menimpali.

"kalian berdua, kenapa jadi nyalahin gue sih? Fika aja tuh, jadi cewek kebanyakan nuntut banget. udah syukur gue jadiin pacar. eehh... ini malah dia nyuruh gue buat mutusin pacar gue yang satunya. enak aja, dia fikir dia siapa?! nyuruh-nyuruh seorang Daren. cewek kayak dia mah, mending langsung buang ke laut aja." ucap Daren tanpa rasa bersalah sedikitpun.

sementara Fika saat ini justru tengah terlihat sedang patah hati, dengan pandangan kosong menatap ke arah depan. memikirkan berakhirnya hubungan percintaannya dengan Daren, yang baru saja terjalin selama satu minggu.

kedua sahabat Daren, menatap Daren dengan pandangan jengah. sambil berkata "terserah."

ya, memang Daren adalah tipikal cowok yang mempunyai prinsip jika dia memiliki pacar, dia tidak akan mau di atur begitu saja oleh pacar-pacarnya. dituntut dengan ini itu, Daren tidak akan mau.

semua itu harus Daren yang mengendalikan, karean Daren sama sekali tidak ingin terkungkung oleh yang namanya cinta.

pacaran baginya, hanyalah sebuah kesenangan ataupun hiburan tersendiri untuknya. menurutnya, memiliki pacar banyak yang berceceran dimana-mana itu sungguh menyenangkan. namun, jika para wanita itu sudah menyusahkannya, dia akan dengan mudah meninggalkannya begitu saja.

sudah banyak perempuan yang tau, bagaimana sikap Playboy yang dimiliki oleh Daren. namun sebagian dari mereka sama sekali tidak perduli, menurut sebagian perempuan yang mengenal Daren, lebih baik berakhir sebagai mantan, dari pada tidak sama sekali.

karena menjadi mantan kekasih dari seorang Daren, memiliki kebanggaan tersendiri bagi sebagian besar wanita yang selama ini selalu memujanya.

***

sementara itu, dideretan bangku berbeda yang jaraknya tidak terlalu jauh dari ketiga cowok tadi, sudah ada dua orang perempuan yang kini memperhatikan apa yang tengah para cowok tadi bicarakan.

"ya ampun, Daren makin cakep aja ya Ra, kalau lagi ketawa gitu. senyumnya bahkan bisa langsung mengalihkan dunia gue gitu aja." ujar Chaca, yang saat ini duduk berdua disamping Dara. sambil terus menatap lurus ke arah Daren. mengagumi ketampanannya.

Dara memutar kedua bola matanya jengah. "Cha, gue bosen sering dengerin lo terus-terusan muji dia. apa hebatnya sih, si kutil landak itu?!" ujar Dara yang sebenarnya tidak serius memberikan pertanyaan seperti itu pada Chaca, sahabat dekatnya.

"ganteng, tajir. populer, manis, cakep, tinggi, put---" belum sempat Chaca meneruskan pujiannya untuk Daren, Dara sudah lebih dulu menyelanya.

"ceweknya berceceran dimana-mana, Playboy akut cap kutil landak, terus---"

"ishh... Dara! nyebelin banget sih lo!" kesal Chaca tak terima, karena pangeran pujaannya di katai oleh Dara. "nggak usah ngatain pangeran gue kutil landak, bisa nggak??"

"enggak!!" ujar Dara, lalu kemudian nyengir tanpa dosa.

"nggak usah nyengir lo. enek tau nggak, gue liatnya?!" ujar Chaca sambil memasang wajah malasnya.

"biarpun gitu, gue ini tetep sahabat terbaik lo kan Cha?" tanya Dara, sambil tersenyum. mengedipkan mata berkali-kali. memasang wajah sok imutnya di depan Chaca.

"sialnya sih iya!!" ujar Chaca. yang membuat mereka berdua akhirnya tertawa bersama.

"ngeselin lo!"

"elo tuh lebih ngeselin, tiap hari muji-muji si kutil landak terus-terusan. sampai sakit telinga gue, dengerin pujian lo yang makin hari makin aneh itu."

"aneh di mananya? gue ini cewek normal ya Ra, jadi wajar kan kalau gue juga ikut kepincut sama kegantengannya si Daren." ujar Chaca tak mau kalah. "justru gue yang heran sama lo, disaat cewek-cewek satu sekolah tergila-gila sama dia, elo malah benci banget sama dia. emang si Daren pernah bikin salah apa sih sama lo?"

Dara sedikit berfikir. "bikin salah sama gue sih enggak. tapi sifat player nya ituloh yang bikin gue enek sama dia. sok kecakepan, sok tebar pesona kesana kemari. berasa dirinya paling ganteng sendiri aja. tampang udah mirip kutil landak gitu aja dibangga-banggain--"

"apa maksud lo, ngatain gue kutil landak??"

DEG...!!

seketika Dara dan Chaca terdiam, waktu mereka berdua mengedarkan pandangannya ke asal suara. "mampus gue."

BERSAMBUNG...!!!

akhirnya part pertama selesai juga. iya tau kok. part ini pendek.

lain kali deh aku panjangin. jangan lupa kasih Vote nya ya guys. mkasih sebelumnya...





Dara Dan Daren (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang