Nge-Date

56 19 8
                                    

Nata kini berada disalah satu cafe yang berada tepat didepan sekolahnya. dengan secangkir flat white yang sudah siap untuk dihidangkan. sudah sekitar 30 menit, Nata duduk menunggu seseorang yang mengajaknya untuk Dating.

Ia sama sekali tidak tahu alasan pria tersebut mengajaknya untuk bertemu dicafe ini, padahal kalo ini memang pertemuan tidak terlalu penting ia bisa mengajaknya bertemu dikantin sekolah pada saat istirahat.

*Flashback on

“Lo gaperlu minta maaf,yang lo ucapin emang bener, orang tua gue malu punya anak kaya gue.”

“Sorry June, maksud gue bukan kaya gitu.” ucap Nata kepada June.

“Santai aja.” ucap June sembari tersenyum kecil.

“Yaudah, sekarang mending kita kekelas, disini anginnya kencang, lo bisa masuk angin.” ucap Nata beranjak berdiri.

“Lo aja, gue mending masuk angin daripada duduk berdua sama lo.” ucap June yang tetap menghadap kedepan.

Nata duduk kembali menghadap June, menyilangkan kedua kakinya, memegang lengan June yang terkesan besar dibandingkan dengan tangannya. kemudian menggoyang-goyangkanya seolah anak kecil yang meregek meminta sesuatu kepada papahnya. ia terus menggoyang-goyangkanya hingga akhirnya June memberinya instruksi.

“Mau gue maafin?.” ucap June dengan menatap wajah Nata.

“Mau lah”.

“Dateng ke cafe didepan sekolah kita jam4.” ucap June dengan wajah yang terkesan serius.

“Kenapa gadisekol---“ belum sempat Nata menyelesaikan perkataannya June sudah beranjak berdiri dan berlari kecil meninggalkannya di rooftop.

“Emang ya dari dulu lo gapernah berubah. konyolnya malah makin menjadi tai.” jengkel Nata sambil berjalan dengan menghentak-hentakkan kakinya.


“Istighfar.” gumam Nata sambil memegang dadanya untuk menetralisir kekesalannya.

*Flashback off.

Berkali-kali itu juga Nata membuka tutup handphonenya berharap terdapat notifikasi dari pria tersebut karena ia tidak bisa datang kemudian ia bisa menyudahi aktivitasnya menunggu pria tersebut di cafe ini yang mayoritasnya, setan-setan berpasangan memusatkan perhatian kepadanya, karena sudah satu jam lebih Nata duduk sendiri dengan memesan 2 cangkir flat white.

Tut..tut..tut..

“Angkat tan, gue-.” Nata langsung menoleh kebelakang ketika seorang menepuk pundaknya. pria tersebut berdiri disampingnya yang membuat nata mendongakan kepalanya kearahnya, ia merogohkan tangannya ke kantong celananya, mengeluarkan beberapa permen karet yang dilemparkannya ke meja.

“Maafin ya, tadi gue ketiduran.” ucapnya yang kemudian duduk didepannya. “tuh permen makan aja, biar kalo lo kesel lo bisa ngegigitin tu permen, bukan ngegigitin bibir gue, ogah gue.” timpalnya.

“Heh congornya miper! kembarannya dijjah yelow! gue juga jijik ya kalo ampe ngegigitin bibir lo.” ucap Nata penuh emosi membuat pengunjung disekitarnya menoleh kearahnya. June menutupi wajahnya dengan kedua tangannya, sedangkan Nata tetap memelototinnya sambil sesekali melempari permen kearahnya.

                                 ***

June memarkirkan motor besar yang dikendarainya disebuah tempat yang terlihat seperti tempat discotik dengan banyaknya disco light yang menyala dan putaran lagu-lagu DJ yang terdengar. nata segera turun dan melepas helm yang ia kenakan.

“June? lo mau ngajak gue dugem?.” ucap Nata kepada June.

“ikut aja si elah.” ucap June terkekeh sambil berjalan meninggalkan Nata yang masih terdiam disamping motornya. seperti ia sadar dengan Nata yang tidak mengikutinnya, June membalikkan badannya, menarik tangan Nata agar ikut bersamanya.

Kini ia memasuki ruangan yang berukuran 3 x 3 meter itu, terdapat sofa panjang sepanjang ruangan tersebut, didepannya terdapat beberapa microfon dan  layar yang terbilang cukup besar.

“Lo suka nyanyikan Ta? disini lo bisa nyanyi sepuasnya.” ucap June berdiri tepat dihadapan Nata. “lo inget ga? setiap kita monthsive kita selalu karaokean, lo inget pas kita karaokean disuatu tempat, dan ga sengaja lo ngejatuhin mikrofon yang lo pegang? tanpa rasa bersalah lo langsung narik tangan gue buat kabur dari tempat itu, padahal si mba-mba cantik itu pada neriakin kita, tapi kita berdua tetep aja lari.” timpal June.

Mata Nata terasa perih saat mengingat kejadian itu, saat itu ialah saat terakhir Nata menjalani hubungan dengan June. karena bulan berikutnya June memutuskan hubungan mereka dengan alasan seperti itu. Nata mengucek matanya supaya air matanya tidak jatuh.

“Gak gue gak inget.” ucap Nata memilih untuk duduk disofa tersebut. Nata mengambil remote control yang terdapat diatas meja, memlih lagu yang akan ia nyanyikan.

mengapa engkau waktu itu
putuskan cintaku...
dan saat ini engkau selalu ingin bertemu...
dan memulai jalin cinta...

mau dikatakan apa lagi..
kita tak akan pernah satu...
engkau di sana, aku di sini...
mesti hatiku memilihmu...

andai aku bisa..
ingin aku memelukmu lagi...
di hati ini hanya engkau mantan... terindah...
yang selalu ku rindukan...

engkau meminta padaku...
untuk mengatakan bila ku berubah...
jangan pernah kau ragukan...
engkau kan selalu di langkahku...

engkau di sini, aku di sini...
mesti hatiku memilihmu...

yang tlah kau buat...
sungguhlah indah...
buat diriku susah lupa...

.
.
.
.
.
.
.
.
Jangan lupa vote⭐ dan comment guys:), terimakasihh~



Rotating LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang