III- Gabut

447 9 0
                                    

Percayalah, usaha tidak akan pernah
Mengkhianati hasil.
Kecuali kalian yang berusaha sambil
Bermain-main

Tibalah hari perpisahan SMA KARTIKA. Hari bersejarah selama tiga tahun. Hari terbahagia sekaligus hari tersedih. Sejumlah panitia baik OSIS maupun anggota lainnya mempersiapkan agar hari ini menjadi hari yang baik dan berkesan.

Aletta yang hari ini tampil menyanyi sesuai extra yang diminatinya bersama tiga orang temannya.

Acara satu persatu di bacakan, Air mata satu persatu menetes. Hingga tiba acara pelepasan atribut sekolah. Acara yang paling menyedihkan bagi yang berpisah hari ini.

Semua angkatan tahun ini berbaris, layaknya semut yang membawa makanan.

Paduan suara mulai naik ke panggung, menyanyikan beberapa lagu khusus.

Tibalah penampilan Aletta, Yang membawakan sebuah lagu yang berjudul Abdullah nama ayahnya *digaplak.

Tibalah penampilan Aletta dan Tiga temannya membawakan lagu berjudul Masa SMA.

Tiga tahun telah kita bersama
Jalani kisah yang indah
Bersama t'lah di lalui semua
(Aletta)

Suka duka t'lah kita rasa ... (Back vokal)

S'lamat tinggal teman-temanku
Kita berpisah untuk selamanya
Ingatlah pabila bertemu nanti
Mohon jangan lupakan aku.

Semua air mata menetes, akhir dari segala perjuangan.

Rei yang sedari tadi memperhatikan Aletta dari sisi kiri panggung tersenyum sekaligus terkagum.

"Liatin anak orang mulu lo" Tepukan Lio yang baru datang dari arah belakang menyadarkan Rei.

"Hah? Hehe iya nih Yo. Cantik banget wkwk" Rei salah tingkah.

"Nyadar bro, dia belum resmi milik lo"

"Sabar, Udah otw ini mah" Rei meyakinkan Lio.

Lio meninggalkan Rei yang masih setia menjadi penonton menuju kantin.

Acara perpisahan selesai, saatnya acara pembagian raport dan pengumuman kenaikan kelas.

Suasana tegang, layaknya lagi akan terjadi peperangan antar negara. Aletta bersama teman-temannya mendekat menuju meja piket yang disitu acaranya.

"Letta, gue ga yakin nih" Leina merasa cemas.

"Yakin aja Lei, Lo kan udah berusaha. Karena usaha itu gak akan ngehianatin hasil. So, yakin aja" Aletta menyemangati Lei.

"Lo mah enak Let, otak lo melebihi kadarnya. Lah kita? " Verani menunjuk dirinya beserta Leina dan Sylvi.

"Ustt ah ga boleh gitu. Sekarang kalian diem, kita dengerin aja" Aletta fokus ke depan karena akan segera di bacakan.

"OKE ANAK-ANAK SEMUANYA, IBU NYATAKAN KALIAN HEBAT!!" Riuh tepuk tangan terdengar.

"TAPI, BAGI YANG TIDAK NAIK KELAS JANGAN BERKECIL HATI" Membuat suasana membisu dan bertanya-tanya emang ada bu?

"DISINI IBU TIDAK AKAN BANYAK BASA BASI DAN SEGERA KITA MULAI SAJA" Suasana kembali normal tapi tetap masih dalam keadaan tegang.

"KITA MULAI DARI KELAS X IA-1. ANINDITA TASYA PURNAMA, ALEXANDER WAHYU, TRI NATANIA silahkan segera menuju kesini" tepuk tangan terdengar gemuruh, membuat yang merasa terpanggil segera menuju ke panggung dengan disertai senyuman bahagia nya.

"X IA-2. ALETTA SENJA MENTARI, NASYA PITRIA, DAN RIDHO WAHYU" ucap ibu guru lagi, membuat yang tidak tersebut menyerukan nafas kecewa.

"Apa gw bilang kampret, Lo pasti 1 lagi dah" Leina memukul pundak Aletta.

Goresan Luka ALETTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang