IV- lo cntk

383 7 1
                                    

Pertemuan biasa apa pertemuan
Yg luar biasa?

Tiga hari pendaftaran telah usai, meninggalkan luka untuk sebagian orang yang tak lulus tes lisan maupun tertulis.
Yang diterima bersorak riuh, serta senyuman bangga.

Hari ini hari pertama Orientasi, pengurus dan anggota OSIS di bagi menjadi beberapa bagian untuk mengawasi ruang orientasi.

Aletta, Nunu, Sinta, Yoga, dan Kevin kena bagian ruang 4. Menjadi seperti ini tidaklah susah. Ya hanya perlu kesabaran penuh.

"Bening-bening coy, ga salah gw di ruangan ini" Teriak Yoga -salah satu OSIS kelas 12-

"Eleh! Giliran ngeliat yang bening tuh mata udah kayak apa aja lo! Dasar mata keranjang" Cibir Nunu.

Setengah hari telah terlewati, kini saatnya istirahat dan makan siang. Jam 12, matahari sedang terik-teriknya bersinar.

Aletta dan Nunu duduk di taman masih di sekitar area Orientasi. Sedangkan yang lain pergi cari makan katanya.

"Kak Aletta! Di ruangan ada yang berantem kak" Mendengar namanya disebut Aletta langsung menoleh.

"Hah siapa?" Aletta langsung bangun dari tempat duduknya.

"Ka Nu, bentar ya. Gw liat dulu di ruangan, lo disini aja nungguin yang lain" Aletta kemudian segera menyusul ke ruangan .

Benar, di ruangan ada yang sedang bercekcok. Aletta segera menghampiri.

"Eh udah-udah, ada apaan sih?" Ucap Aletta berusaha memisahkan keduanya.

"Dia tuh Kak, ngata-ngatain tempat bekal gw kayak cewek" Ucap salah satunya.

"Lah kan emang bener kayak cewek? Liat aja noh! Tempat bekal udah warna pink, ada telinganya lah pula" Tunjuknya ke tempat bekal.

"Idih serah gw dong! Liat tuh kak!" Aletta melirik name tag di seragam -Chandra .

"Dasar! Tukang ngadu!" Nama yang tertera  Arjuna Bagas Dirghantara, Aletta langsung mencatat nama itu di otaknya.

"Udah-udah, biarin aja. Kalian lanjut makan ya semuanya, yang akur. Kakak mau liat siapa tadi itu namanya, Arjuna Bag- ahh ntah"

"Juna kak, panggilannya Juna. Dia emang kaya gitu orangnya, tetangga gw kak" Jawab salah satu siswi.

"Oh, ok. Juna. " Aletta kemudian langsung keluar menyusul.

Aletta membuntuti Arjuna yang ternyata duduk di taman belakang sekolah.

"Ngapain lo ngikutin gw? Naksir?" Tanyanya begitu sadar jika ada seseorang yang mengikutinya.

"Dih ge-er ya lo. Gw kesini cuma sebagai kakel yang mastiin lo ga bakal kenapa-napa. Ya siapa tau lo kesesat gitu, atau lupa ruangan lo mungkin" Jawab Aletta seadanya.

"Gw ga bego-bego amat ya"

"Ngapain lo tadi ngejek dia?" Tanya Aletta langsung.

"Gapapa, udh jadi kebiasaan gw di sekolah dulu" Jawabnya enteng.

"Lo itu--"

"Apa? Mau nasehatin gw? Jangan sekarang, gw gaakan dengerin" Jawabnya kemudian memasang earphone di telinganya.

Arjuna Bagas Dirghantara, Laki-laki berbadan tinggi kulit lumayan putih dengan hidung mancung. Sedikit, mirip bule yang sesat di Indonesia.

Aletta terus saja mengingat ciri-ciri itu. Adkel yang menurutnya cukup menyebalkan, mungkin beberapa hari atau minggu kemudian akan jadi buronan guru BK.

〰〰

Hari terakhir orientasi, mungkin hari yang penuh kenangan. Hari-hari terakhir kaka kelas yang sok ngatur adkel nya.

"Ngapain sih harus pakai gini-ginian segala, bocah banget serasa baru masuk SMP ae kayak gini" Mulutnya terus saja tidak terima sembari menulis beberapa huruf di kertas origami. You know lah apa yang sedang dilakukannya. Biasanya seperti ini sudah menjadi ritual ketika hari orientasi akan berakhir.

"Udah kali Jun, tinggal nulis nama pesan kesan doang selesai. Kertas aja lo nyomot punya gue lo" Nanda dari arah belakang menghampiri Arjuna di mejanya.

"Bocah tau gak? Gue nulis paan disini? Kok warna warni sih" Tanyanya tak paham.

"Lo ih! Disini tuh lo tulis nama kakel yang menurut lo sesuai dengan warna kertasnya tulis kesan pesan udah"

"Gitu doang?"

"Yaiyalah, gimana lagi coba?"

"Iya-iya ih. Tetangga gw yang cantik kalau lagi baik"

"Gak gw akuin lo! "

〰〰

Aletta kini berada di kamarnya yang berwarna biru pastel, dia suka dengan warna-warna yang pastel karena menurutnya itu sangat indah.

Dia mengeluarkan sesuatu dalam tasnya, kotak yang berisi hadiah dan kesan pesan tadi siang.

Dia mulai membuka satu persatu hadiah-hadiah, ada yang memberi coklat, permen dan bahkan novel. Kemudian dia mulai membaca satu persatu isi surat kesan pesan, dia mendapat paling banyak kertas berwarna pink yang artinya cantik, sebagian hijau yang artinya baik. Dia membaca satu persatu yang isinya tak jauh dari kalimat:

To: Aletta Senja Mentari
From: Ardilla Mellyana
Kak Aletta cantik banget, baik
lagi sama adkel. Kakaa ❣

To: Kaka
From: Fretty Ahelna
Kaka akan selalu aku inget deh,
Beneran. Cantik bgt soalnya ❤

To: bidadari
From: pangeranmu
Satu titik, dua koma.
Aletta cantik, punya gua.

To: Aletta cantik
From: renogans
Minta id line nya kak.
Cari aja gue dgn nama RenoApr

Dan masih banyak yg lainnya, membuat Aletta tertawa dan merasa geli akan gombalan - gombalan oleh para adkel Laki-laki.

Eh, tunggu sebentar. Ada kertas merah yang tertutup oleh kertas lainnya. Merah artinya pemarah. Aletta membuka dan membacanya.

Lo cntk.

"Lah? Apaan nih orang? Cantik kok warna merah. Udah gaada pembukanya lagi" Ucap Aletta dalam hati.

Bentar-bentar, ada inisial di ujung kertas.
-ABD

"Apaan sih ini orang, gajelas banget dah"

Oh, dia ingat. Inisial nama ini, Arjuna Bagas Dianthara. Oh iya! Saat hari orientasi kemarin, akh dia ingat. Adkel songong, yang baru masuk udah bikin keributan. Identik dengan hidung mancung dan mata coklat nya, akh apaan kenapa dia jadi mikirin ini.

〰〰

Goresan Luka ALETTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang