4

226 18 0
                                    

Sibuk

"Kegiatanku begitu padat, makan pun aku tak sempat. Tapi mengapa mengingatmu bagaikan tak ada jeda? "

◇◆◇◆


Baru saja Rey merebahkan tubuhnya di atas kasur, ponselnya berdering. Nama Cello tertera di ponselnya. Tanpa menunggu lama Rey segera mengangkat panggil tersebut.

“Apa?"

"Salam dulu napa woy"

“Assalamualaikum"

“Waalaikumsalam. Kan enak, adem kalau dibukanya pake salam"

“To the point atau gue matiin?"

“Ah elah, santai napa bro. Nanti malem gue tunggu di tempat biasa. Wajib hadir kalau lo masih anggap gue sahabat lo"

Belum juga Rey sempat menjawab, Cello sudah terlebih dahulu memutuskan panggilannya. Rupanya Cello sudah berani mengikuti kebiasaan Rey dalam memutuskan panggilan. Tanpa sadar Rey terkekeh mengingat ekspresi sahabatnya itu bila Rey sama sekali tidak merespon ucapannya.

Diliriknya jam dinding yang diletakkan diantara dua poster favoritnya. Jam menunjukkan pukul 15.30 . Rey memutuskan untuk tidur sejenak. Kapan lagi ia bisa tidur siang. Pulang cepat membuatnya harus memanfaatkan waktu dengan sebaik-baiknya.

◇◆◇◆

Malam ini seperti yang Cello bilang. Ia bersama dua sahabatnya berkumpul di cafe out door tempat biasa mereka nongkrong. 30 menit berlalu, semuanya bungkam. Baik Cello, Rey maupun Bryan. Cello sibuk memandangi kedua sahabatnya, sedangkan keduanya fokus pada ponsel masing-masing.

"Gue balik deh" ucap Cello memecah keheningan.

"Lo yang minta gue kesini, terus sekarang lo mau balik?  Mau lo apa sih Cell? " Bryan terlihat kesal atas tingkah Cello yang bersikap seenaknya. Berbeda dengan Rey, dia masih memilih bungkam dan fokus dengan apa yang ia kerjakan sekarang.

"Ngapain gue di sini, lo berdua aja sibuk sama dunia masing-masing" Cello beranjak meninggalkan keduanya.

"Duduk! "

Sebelum benar-benar beranjak, suara dingin menghentikan gerak tubuhnya. Sedangkan si pemilik suara memilih meletakkan ponselnya di meja lalu menatap ke dua sahabatnya.  Cello memilih duduk kembali dengan rasa kesal yang masih mendominasi.

"Tuh kan diem lagi, males gue mending di rumah nonton dangdut"

Cello menghembuskan nafasnya gusar. Lelah dengan tingkah dua sahabatnya.

"Gue minta maaf, Do"
Kali ini Rey yang bersuara menatap ke arah Bryan berada. Bryan tak bersuara, ia hanya diam sambil memainkan sedotan yang berada di minumannya. Sedangkan Cello membiarkan keduanya menyelesaikan masalah mereka.

"Gue harus gimana biar lo maafin gue?"

"Bayarin gue makan di tempat biasa"

"What?! "

Bukan, itu bukan suara Rey, melainkan suara si buaya yang kini dengan santainya menaikan kaki di kursi yang ia duduki. Sayangnya bukan hanya Cello yang terkejut akan ucapan Bryan, namun Rey juga sama terkejutnya. Mengingat sahabatnya itu enggan sekali ditraktir, apalagi kini ia yang memintanya sendiri.

"Eh tapi gapapa, gue setuju tuh sama si Edo" seru Cello dengan senyum kebanggaannya.

"Yee, si biawak giliran makan aja cepet" sindir Edo.
Yang disindir hanya memamerkan gigi putih bersihnya seperti iklan pasta gigi.

"Minta maaf itu gampang, Rey. Tapi berusaha buat gak mengulangi hal yang sama itu sulit"

"Gue tau,  Do. Maka dari itu gue mau kalian bantu gue, bimbing gue biar gue gak salah langkah lagi"

"Gue sih mau mau aja, asal ada makanannya"
Lagi dan lagi si buaya mahardika bertingkah seenaknya, membuat Bryan menatap tajam si pemilik suara.

"Canda elah. Santai aja napa, jangan tegang gitu. Jadi kita baikan ya? Okelah kalau gitu"
Cello menenggak abis minumannya lalu beranjak pergi. Sudah hal biasa bagi Rey dan Bryan. Cello pergi meninggalkan minuman dan makanan yang belum ia bayar.

"Biar gue yang bayar. By the way, yang tadi itu becanda"

See?

Bryan bukan tipikal manusia gratisan. Tapi bukan juga tipikal manusia yang membanggakan kekayaannya. Baginya, selagi ada mengapa harus minta.

Lagi dan lagi Rey mengucap syukur atas nikmat yang telah Allah beri, ia bersyukur telah dipertemukan dengan 2 spesies yang luarbiasa.

▼△▼△

Dalam hitungan hari Ulangan Tengah Semester akan berlangsung. Guru dan siswa saling bekerja sama mengejar materi yang akan diujikan. Semua penghuni sekolah sibuk dengan kegiatan masing-masing. Begitu pula dengan Mahardika Organization, sibuk mereka itu dua kali lipat dari siswa yang lainnya. Pasalnya 3 Bulan lagi Mahardika akan berulang tahun yang ke-45. Rey bersama anggota lainnya berupaya semaksimal mungkin untuk mewujudkan kegiatan tersebut.

Maka dari itu diperlukan persiapan jauh jauh hari untuk melaksanakannya. Penanggungjawab acara ini adalah Keenan, tapi semua ikut andil dalam mensukseskannya. Rey mengambil alih masalah donasi, sedangkan Bryan dipercaya untuk merancang acara apa saja yang akan dilaksanakan. Bukan hanya keduanya,  Cello yang notabenenya bukan anak organisasi, diapun ikut andil di dalamnya.

Cello lebih memilih membantu dalam bidang dokumentasi. Meskipun dokumentasi hanya diperlukan saat acara, namun dari awal Cello sudah mengikuti rapat kegiatan.

"Kali aja ada yang bisa gue bantu lagi" ucapnya kala Rey memintanya untuk pulang daripada mengikuti rapat kegiatan. Bukan tidak boleh, hanya saja Rey tidak ingin membebani sahabatnya yang satu itu.

Cello sudah banyak membantu kegiatan mereka. Ditambah lagi Cello terlihat selalu mengantuk di dalam kelas.

Semua pengurus Mahardika organization selalu pulang lebih lama dari siswa lainnya. Yang biasanya jam 3 sudah berada di rumah, tapi kali ini jam 5 baru sampai rumah. Pola makan mereka pun tak teratur, waktu istirahat yang biasanya mereka gunakan untuk makan, namun dipakai untuk rapat. Tak jarang satu diantaranya ada yang tumbang.

Rey pun merasakan hal yang sama, pola makan dan pola tidurnya kurang teratur. Banyak hal yang ia pikirkan. Anehnya, ditengah kesibukannya dalam berorganisasi, tak sedikitpun mengalihkan ingatannya tentang gadis masa lalunya.

"Mengapa mengingatmu seolah tak ada jeda? " batin Rey.

Rey berusaha sebisa mungkin untuk membuang jauh-jauh tentang gadis itu. Namun nyatanya, nama beserta kenangannya dengan sang gadis selalu saja hadir dalam ingatannya.

◇◆◇◆

Finally, aku update juga..
Maaf kalau kurang ngefeel.
Yang suka, monggo klik Bintang sudut kiri bawah..
Yang gak suka, monggo Kasih saran gimana baiknya..
Terimakasih banyak untuk yang sudah mau baca cerita ini 🙏

Selamat TinggalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang