Saat itu, dulu

115 27 17
                                    

"Just let the past be the past.

It's meaningful in that way.Just sing to the one who left you.Say you loved them with no regrets."

Tiga dari enam kursi di meja makan terisi oleh Sera, ibu, dan Radit. Makan malam dilakukan seperti biasa setelah sholat maghrib bersama.

Tawa dan canda diiringi decit suara sendok yang bergesekan dengan piring dan suara tape radio yang mempersembahkan lagu Chrisye menambah kehangatan suasana.

"Sera, kau sudah melihat gambaranku?" tanya Radit.

Sera mengangguk.

"Aku belum melihat gambaranmu," kata Radit.

"Gambaranku sama sepertimu. Aku Tinker Bell dan kau Peterpan. Kita bermain bersama di depan istana di atas gunung."

"Seharusnya kau tidak meniru gambaranku, Ser."

"Aku tidak menirunya. Kebetulan saja sama. Kan kamu mengerjakannnya di rumahmu."

"Huft, kalo sama-sama istananya kan jadi nggak seru. Nanti, kita cuma bisa pergi ke istana saja. Kita nggak bisa ke tempat lain yang indah," kata Radit kesal.

"Kan kamu janji kalo kita akan pergi ke tempat yang kita inginkan di gambar kita. Aku memang ingin pergi ke istana, Dit. Tidak ada tempat yang lebih indah dari istana di atas gunung. Dan aku harap kita bisa ke sana suatu hari nanti."

Radit tersenyum,

"Aku janji, Tinker Bell."

🎀

"Mbak Rosi, kita rencana pindah ke Amerika, Mas Tobi harus mengurusi perusahaan yang ada di sana. Radit juga ikut. Makasih ya mbak Rosi udah jaga Radit 5 tahun ini," Lisa, mama Radit, berpamitan kepada Rosi untuk terakhir kalinya. Ia menggenggam tangan Rosi berterimakasih.

"Kami pindah sore ini mbk Rosi."

"B-Bu Lisa mau pindah ke Amerika? Sama Radit?" kata Rosi gagap dan mulai berkaca-kaca.

"Iya mbak, mau bagaimana lagi. Mas Tobi memutuskan seperti itu, saya sebagai istrinya harus menuruti," jawab Lisa penuh penyesalan.

Ia menatap Rosi dengan penuh penyesalan. Foto-foto Radit dan Sera yang diletakkan di meja, membuat Lisa menangis tidak tega memisahkan Rosi dengan putra semata wayangnya. Radit.

"T-tapi Radit sudah saya anggap anak sendiri, saya tidak tenang kalau Radit jauh dari saya. Begitupun Sera, dia akan kesepian tanpa Radit," Rosi memohon kepada Lisa di antara air matanya yang menetes.

"Maafkan saya mbak, saya harus menjemput Radit sekarang di TK. Sampai Jumpa," Lisa memeluk Rosi dan meninggalkannya.

🎀🎀

Sera dan Radit bermain jungkat jungkit. Tawa mereka menunjukkan rasa bahagia yang ikhlas.

Radit membenarkan posisi duduknya yang kacau karena jungkat-jungkit yang tak seimbang antara masa Sera dan Radit. Ia bergeser ke depan dan ia menoleh ke kiri mendengar namanya dipanggil.

"Radit," Lisa memanggil Radit. Dia berjalan mendekati mereka.

"Mama? Mama kok kesini? mau jemput kita berdua ya? Tapi ini kan belum waktunya pulang?" tanya Radit. Ia pun turun menghampiri mamanya.

Sera yang melihatnya pun ikut turun dari jungjat-jungkit dan berlari menghampiri mereka. Ia menggandeng tangan Lisa.

"Tante Lisa, Sera pengen jalan-jalan lagi sama Tante," tawa kecil mengiringi kata demi kata yang Sera ucapkan. Lisa tersenyum.

"Radit, kamu ikut mama dulu ya. Kita pulang. Sera, nanti kamu dijemput ibu ya, kan belum waktunya pulang. Radit ada perlu dulu," jelas Rosi pada Radit dan Sera.

"Aku mau ikut tante, Sera gamau sendiri. Tadi Radit janji mau nemenin aku main," Sera mulai berkaca-kaca.

"Sera, kamu gabisa ikut Tante. Radit pasti kembali kok. Gapapa, kamu jangan nangis. Udah besar kok nangis sih, nanti cantiknya hilang lo..." Lisa mencoba menenangkan Sera.

Lisa terduduk dan merangkul mereka berdua, "sekarang kalian salaman dulu."

Lisa mencium kening Sera. Ia memanggil salah satu teman Sera dan menyuruhnya untuk bermain bersama Sera. Namun, Sera menolaknya dan mulai menangis.

Radit dan Lisa pergi meninggalkan Sera yang mulai terisak.

"Sera," Radit memanggil Sera dan menghampirinya, "aku janji kok nemenin kamu main. Jangan nangis dong, jelek."

Sera hanya diam dan semakin cemberut.

"Janji?" Sera mengulurkan jari kelingkingnya dan dibalas oleh Radit.

Senyuman kecil terukir di bibir Sera. Radit berlari menghampiri mamanya yang sudah masuk mobil.

"Radiiiiiit, Tante Lisaaaaa, jangan lama-lama ya.." teriak Sera dengan melambaikan tangannya saat mobil telah melaju.

Say you dreamed with no regrets

Say you'll dream new dreams

Lastwitch_

Dia dari Masa LaluTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang