01~ Saudade

88 27 35
                                    

Halo.. apa kabar kalian? Lastwitch balik lagi...
Ini versi revisi dari Dia dari Masa Lalu ya kawan. Kalian akan mendapati beberapa perubahan setelah ini, pantengin aja deh.

Happy reading...😄

Setiap pagi saat Radit datang ke rumah Sera untuk dititipkan kepada Rosi, mereka kompak duduk beriringan menonton Dora the Explorer.

Tepat dua hari yang lalu Sera ulang empat tahun dan diberi kado boneka Dora oleh Radit. Sehingga di pangkuanya saat ini, terdapat boneka Dora duduk manis menemani Sera.

"Di sana!" ujar Radit menanggapi pertanyaan Dora dari televisi.

Sementara Sera menunjuk-nunjuk ke arah swiper yang sedang bersembunyi.

"Yeay!" teriak mereka bersama dengan tawa bahagia.

Radit berdiri karena acara sudah selesai. Dia mencari kesibukan yang lain. Terlintas di pikirannya untuk mengambil boneka Dora dari pangkuan Sera.

Hup! Dia mengambilnya dan berlari secepat mungkin menghindari kejaran Sera. Dia hobi sekali menjahili Sera, dia tidak akan berhenti hingga Sera menangis.

"Radiiiiit, mana bonekaku, aku bilangin ibuk loh!" teriak Sera sesampainya di halaman rumah.

"Ambil aja kalo bisa." Balas Radit.

Sera menghentikan langkahnya. Dia terdiam.

"Ser!" panggil Radit.

Dia menggoda Sera seakan membuang bonekanya di kolam ikan.

Sera mulai mengeluarkan air matanya. "Radiiiiiit!" teriak Sera seraya menghentak-hentakkan kakinya. Dia menangis sejadi-jadinya.

Radit berlari menghampiri Sera. Dia mengembalikan boneka Sera dan menenangkannya.

Bukan Radit jadinya kalau dia membiarkan seorang Sera menangis tanpa menenangkannya.

👑👒

"Every day is like a fairy tale

Today is also a gift"

Gadis berkuncir ekor kuda itu berlari secepat yang ia bisa. Diikuti temannya yang sudah mulai lelah untuk menyenjajari langkah Sera. Mereka menyusuri halaman kampus dan memasuki area lobby kampus C Universitas Internasional Asia Pasifik. Tepat di depan lift mereka berhenti. Ting! Pintu terbuka. Mereka bergantian masuk dan memencet nomor tujuh.

"Itta, aku gamau tau kalo kita telat opening ceremony-nya. Malu-maluin tau. Apalagi kita nomor undian pertama," ujar Sera dengan nafas tak karuan.

"Ya gimana lagi, Ser. Salahin pak sopir Ubernya dong. Tadi kan aku udah nawarin, dianter abang aku aja. Biar cepet dan nggak buang-buang duit. Udah tau sopir situ nggak bisa nganter gitu."

"Kan nggak enak sama kakak kamu. Udah ah."

Saat itu juga pintu lift terbuka, mereka keluar dan berjalan cepat menuju aula kampus.

Suasana aula sangat ramai. Peserta dari berbagai sekolah di Indonesia berkumpul di ruangan itu. Mereka akan mengikuti final olimpiade yang diadakan kampus tersebut.

Hampir saja mereka telat. Tepat saat mereka duduk pembawa acara membuka acara tersebut. Semuanya berjalan lancar. 30 menit kemudian opening ceremony usai. Mereka pergi menuju ruang presentesi untuk final tahap satu.

"Ser, aku nervous," ujar Itta menggenggam lengan Sera kuat.

"Optimis aja Ta, kita pasti bisa." kata Sera menyemangati Itta.

Dia dari Masa LaluTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang