BAB 4

787 24 0
                                    


Risa memasuki gedung apartementnya dengan lesu. Ia terlihat tidak bersemangat kembali setelah mendengar perkataan Aldi. Ia pun berdiri di depan pintu lift. Saking seriusnya memikirkan perkataan Aldi, ia sampai tidak mengetahui jika lift yang akan ia tumpangi sudah terbuka pintunya. Fadhil pun melihat Risa yang termenung,

"Risa?"

"Eh, kak. Kakak mau kemana?" tanya Risa melihat pakaian kakaknya yang terlihat rapi.

"Mau cari apartement." Jawab kakaknya itu.

"Kakak mau pindah? Kok ga bilang?" tanya Risa lagi.

"Oh kakak belum bilang ya. Kakak kesini mau ngerjain tugas kuliah sama temen kakak, jadi daripada kakak harus bolak balik buat ngerjain tugas, jadi kakak mau nyari apartement lagi biar ada tempat ngumpul, dan biar ga ribet juga ngerjainnya." Jelas Fadhil sambil merapihkan lengan bajunya.

"Sendiri?"

"Engga, ada Fida nanti, kakak mau manasin mobil dulu, mobil kakak di basement kan?" tanya Fadhil. Risa hanya mengangguk. Kakaknya itu memang menitipkan mobilnya di Korea jika ia berlibur, ia tidak perlu mengeluarkan banyak uang untuk biaya transportasi.

"Ga usah sedih gitu kali, nanti kakak sering-sering main kesini kok." Kata Fadhil sambil mengacak rambut Risa. Risa hanya diam dengan perkataan kakaknya itu.

"Yaampun.. Adek aku kenapa? Ada masalah?" tanya Fadhil. Risa menggeleng lesu.

"Pulang bawain makanan ya, Kak. Aku lagi males masak hehe." Pinta Risa pada kakaknya. Fadhil hanya tersenyum dan mengangguk menyetujui permintaan adiknya.

"Kakak pergi dulu, ya. Hati-hati sendiri dirumah." Pesan Fadhil pada adiknya. Adiknya pun mengangguk kemudian menatap kepergian kakaknya itu. Setelah kakaknya pergi, ia pun naik menuju apartement-nya.

***

Syiva terlihat berfikir setelah mendengar cerita dari Aldi mengenai Risa yang benar-benar terlihat sangat menyukai Farrel. Syiva memainkan sedotan dari minumannya dihadapannya itu. Aldi pun menyandarkan tubuhnya pada belakang kursi yang ia duduki. Aldi memang menghubungi Syiva setelah menemani Risa sarapan setelah jogging tadi pagi.

"Bagaimana kalau kita terus terusan ngungkapin keburukan Farrel ke Risa?" Syiva memberikan pendapat kepada Aldi.

"Kamu tau kan, Syiv. Dia itu bakal terus berusaha sampai dia mendapatkan yang dia mau." Kata Aldi mengingatkan Syiva betapa berjuangnya Risa terhadap sesuatu yang ia inginkan. Syiva pun menganggukkan kepalanya.

"Sama soal fisika yang paling rumit aja dia ga pernah nyerah sampe ketemu. Apalagi masalah perasaan coba." Ungkap Aldi yang mulai terlihat kesal dengan sikap Risa yang tidak pernah putus asa itu.

"Kamu cemburu ya, Al?" tanya Syiva penuh selidik.

"Engga! Kata siapa aku cemburu?" jawab Aldi masih dengan tampang kesalnya.

"Keliatan, Al, kalau kamu itu cemburu." Kata Syiva sambil meminum minumannya.

Aldi terdiam mendengar perkataan Syiva tadi.

"Jadi, sejak kapan kamu suka sama Risa?" tanya Syiva dengan santainya. Aldi tak menanggapi pertanyaan Syiva. "SMP? SMA? Kapan ihh, kasih tau atuh.." tanya Syiva yang masih penasaran dengan perasaan Aldi pada Risa.

"Emang keliatan ya, Syiv? Kamu orang kedua yang nanyain itu tau."

"Engga juga sih, Cuma dari tanggapan kamu tadi baru keliatan kalau kamu suka sama Risa, kayaknya ga mau banget gitu Risa pacaran sama Farrel." Jawab Syiva.

FriendZone? ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang