BAB 3

1K 27 0
                                    


Aldi menatap kosong langit malam yang penuh dengan cahaya bintang dan bulan malam ini. Dia memetikkan senar gitarnya asal dan pelan. Kamar sebelahnya masih gelap menandakan bahwa penghuninya belum kembali ke tempatnya. Tiba-tiba bel apartement Aldi berbunyi, Aldi berpikir sejenak kira-kira siapa yang bertamu malam-malam begini. Ia pun meletakkan gitarnya pada pagar balkon apartement-nya kemudian menuju pintu apartement-nya. Setelah membuka pintunya, ia terkejut akan kehadiran kakak perempuannya sambil menampilkan senyuman manisnya.

"Halo adikku yang paling nyebelin sedunia! Kangen kan sama kakakmu yang paling baik sedunia? Tolong bawain koper aku kedalem dong, berat nih!" kata Fida pada Aldi yang masih bengong dengan kehadiran kakaknya yang tiba-tiba itu.

"Kak, aku males ah masukin kopernya, masukin sendiri aja dah." Kata Aldi yang membiarkan koper Fida terletak diluar.

"Ah elah, kali-kali kek lu baik sama gua, Al. Cape nih." Kata Fida yang kemudian langsung duduk di sofa ruang tamu.

"Dasar manja!" keluh Aldi sambil menarik koper Fida malas. Aldi pun masuk ke dalam apartement-nya dan meletakkan koper Fida di sampingnya.

"Kakak sendiri kesini?" tanya Aldi sambil mengambil minuman untuk Kakaknya.

"Engga, sama Fadhil, Cuma tadi ketemu Risa ditengah jalan, jadi dia berhenti deh nemuin Risa." Cerita Fida. Aldi pun hanya diam mendengarkan cerita Fida. Kemudian, duduk di samping Fida dengan minumannya.

"Ya ampun, tumben adek gua baik bawain minuman, makasih lho ya udah ngerepotin, padahal bisa lho aku ngambil sendiri." Kata Fida yang terduduk sambil menatap segelas es jeruk yang dibawakan oleh Aldi.

"Kata siapa ini buat lu, orang gua ngambil buat gua sendiri sih, yeuh pede!" kata Aldi. Fida pun terlihat sedikit kesal dengan kelakuan adiknya itu. Namun, Aldi menaruh gelas itu di hadapan kakaknya, membuat kakaknya tersenyum dengan sikap Aldi lalu meminum es jeruk itu.

"Eh iya, kok kalian ga bareng sih? biasanya juga kamu bareng Risa, Al." Tanya Fida penasaran.

"Tadi dia bareng sama temennya, jadi aku tinggal berdua." Jawab Aldi sambil berdiri hendak mengambil gitarnya yang masih di balkon apartement-nya.

"Siapa temennya? Cewe atau cowo?" tanya Fida.

"Cowo." Jawab Aldi singkat. Fida pun hampir tersedak mendengar jawaban Aldi.

"Serius? Kok bisa? Biasanya juga Risa ga mau kenalan sama cowo kecuali emang temen deket kamu atau temennya Fadhil." Tanya Fida menyelidik. Aldi hanya terdiam. Ia pun sebenarnya menyesal karna sudah memperkenalkan teman yang bahkan menjadi saingannya dikelas itu pada Risa.

"Kamu cemburu ya, Al?" tanya Fida pada adiknya itu. Aldi menggeleng cepat.

"Mana mungkin aku cemburu." Jawab Aldi asal sambil mulai memetikkan senar gitarnya.

"Keliatan kok kalau kamu cemburu. Hahaha. Ga usah bohong deh sama gua." Kata Fida yang mulai mengetahui isi hati sang adiknya itu. Aldi hanya cuek dengan perkataan kakaknya itu.

"Jadi menurut kamu Risa itu gimana? Cantik? Baik?" tanya Fida yang mulai mengintrogasi adiknya itu.

"Kak, lu ngapain dah kesini? Emang udah liburan?" tanya Aldi mengalihkan pembicaraan. Fida tersenyum senang.

"Engga, gua kesini ga liburan kok, ada tugas kampus yang harus diselesaikan disini." Jawab Fida sambil mengambil gelasnya kembali.

"Cuma berdua sama Fadhil?" tanya Aldi lagi.

"Engga lah, berempat, Cuma yang dua lagi nanti nyusul. Aku sama Fadhil mau nyari apartement juga buat temen kita itu sekalian lah kencan sebentar." Jawab Fida sambil meletakkan gelasnnya di dapur. Aldi memutar matanya malas. "mencari kesempatan dalam kesempitan." Gumam Aldi dalam hati.

FriendZone? ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang