BAB 18

408 12 0
                                    

Bandung, 2014

Aldi memasuki kampusnya dengan beberapa teman barunya. Aldi mudah berbaur dengan lingkungannya yang baru. Temannya, seniornya, dan lainnya. Tiba-tiba Aldi teringat bahwa semalam ada e-mail masuk namun belum dibaca olehnya. Ia pun membuka pesan e-mail tersebut. E-mail tersebut tentunya dari Risa. Aldi tersenyum mengetahui orang yang mengiriminya e-mail tersebut. Awalnya, Aldi tersenyum membaca pesan Risa. Namun, setelah membaca cerita Risa, ia terkejut.

Halusinasi Risa mulai kembali, hal itu membutuhkan waktu lama untuk mengatasinya. Saat kecil, Risa pernah mengalaminya. Saat itu Risa harus pisah dengan orang tuanya karna harus melanjutkan sekolahnya di Korea. Saat itu Risa harus tinggal sendiri di apartment-nya, tiba-tiba apartment Aldi di ketuk dengan cepat oleh seseorang, Aldi dengan cepat membukanya, ternyata itu adalah Risa. Wajah Risa sudah pucat, dan langsung masuk ke apartment Aldi kemudian dengan cepat ditutup pintunya oleh Risa.

"Ada apa?"

"Al, tadi di dapur aku denger ada orang yang ngambil piring, cuma pas aku liat ga ada orang, Al. Aku takut." Cerita Risa kemudian memeluk Aldi erat. Aldi membalas pelukan Risa, berusaha menenangkan Risa.

"Yaudah kamu nginep disini dulu beberapa hari, ya." Saran Aldi. Risa mengangguk menyetujuinya.

Risa menginap di apartment Aldi hampir satu minggu. Halusinasi Risa tidak hanya berlaku di apartment-nya, tapi di sekolahnya dan beberapa tempat yang ia singgahi. Aldi mulai tidak fokus pada beberapa mata kuliahnya. Ia ingin segera menghubungi Risa melalui video call untuk mengetahui lebih lanjut kondisinya saat ini. Aldi pun pulang ke rumahnya setelah selesai mengikuti mata kuliah terakhirnya. Kemudian dengan cepat membuka laptopnya dann menghubungi Risa. Di Indonesia sekarang pukul 7 malam, dan perkiraannya di Korea sekarang pukul 9 malam. Mungkin Risa belum tidur. Setelah menunggu beberapa menit, Aldi pun tersambung dengan Risa.

"Hai, Al." Sapa Risa. Ia terlihat menggunakan kacamata bacanya.

"Lagi belajar, Ris?" tanya Aldi, Risa mengangguk.

"Ada apa, Al?"

"Kau baik-baik saja?"

Risa mengangguk, "Mengenai apa?"

"Halusinasi kamu."

"Oh itu, tadi aku diajak ke psikiater sama kak Fadhil, katanya itu emang bener halusinasi aku doang, Al. Kemungkinan penyebabnya karna aku belum bisa kehilangan orang yang ninggalin aku. Tapi sekarang aku baik-baik aja kok, maaf udah bikin khawatir."

Aldi menghembuskan nafasnya panjang, "Baguslah. Lalu gimana sama Farrel?"

"Maksudnya?"

"Farrel kan satu universitas sama kamu, terus apa rencana kamu?"

"Ga ada rencana apapun, mungkin cuma bersikap cuek aja sama dia. Tapi entah kenapa aku selalu ketemu sama dia, Al. Nyebelin. Tadi saat makan malem diluar sama kak Fadhil ketemu lagi masa, dan dia bersikap manis sama kak Fadhil dan itu menyebalkan sekali. Tapi untungnya kak Fadhil tau kalau dia yang pernah bikin aku sakit hati."

Aldi tertawa mendengar cerita Risa. Masih seperti biasa Risa masih antusias menceritakan hal-hal yang baru.

"Aku ga ngeganggu?"

Risa menggeleng, "Besok cuma ada tiga matkul, jadi santai aja."

"Dari pagi?"

"Yap, Pagi, terus ada lagi sore sampe malem. Kamu keliatannya baru pulang, Al."

"Hahaha, keliatan ya."

"Belum mandi dong."

"Enak aja. Ini tuh abis ada kelas sore, baru beres jam segini."

FriendZone? ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang