BAB 6

626 19 0
                                    


Aldi memarkirkan motornya kemudian naik ke lantai atas menuju apartement-nya dengan Risa di sampingnya. Mereka pun berpisah saat mereka sudah di depan apartement mereka masing-masing.

Aldi terkejut saat ia masuk kakaknya sudah menunggu di depan pintu.

"Sejak kapan kakak disitu?" tanya Aldi sambil masuk kedalam.

"Sejak kemarin siang. Kamu kemana semalem? Kok ga pulang?" tanya Fida

"Di rumah pohon sama Risa." Jawab Aldi. Sambil melepas tas sekolahnya.

"Serius? Kalian ngapain aja berduaan?" tanya Fida yang mulai penasaran.

"Apaan sih kak. Kita ga ngapa-ngapain kok, cuma bernostalgia, mengenang masa kecil." Jawab Aldi sambil melepas bajunya kemudian mengambil handuk untuk menutupi sebagian tubuhnya.

"Ga mungkin kalian ga ngapa-ngapain, apalagi cuma berdua disana." kata Fida curiga. Aldi tak menanggapi perkataan kakaknya. Kemudian memasuki kamar mandi untuk membersihkan diri. Fida masih menunggu Aldi di depan kamar mandi untuk menanyakan langsung apa yang terjadi.

Sementara itu di kamar sebelah, Risa ditanyai pertanyaan yang sama oleh Fadhil. Risa tak menanggapi perkataan kakaknya itu dan hanya diam.

"Risa, jawab aku dulu. Kalian ngapain aja semaleman disana?" tanya Fadhil pada Risa sambil menahan Risa untuk masuk ke kamar mandi.

"Kita ga ngapa-ngapain, kak." Jawab Risa sambil berusaha melepas pegangan tangan kakaknya.

"Ga mungkin. Kalian tidur sekamar kan pasti?" tanya Fadhil masih menggenggam tangan Risa.

"Kak... kakak lupa kalau disana ada dua kamar?" tanya balik Risa mengingatkan kakaknya itu. Fadhil pun terlihat berfikir sejenak. Risa pun bisa melepas genggaman tangan kakaknya kemudian masuk ke kamar mandi.

***

Aldi pun keluar apartement-nya hendak pergi ke perpustakaan kota dan ke toko buku untuk membeli beberapa buku yang hendak ia gunakan saat pelatihan olimpiade nanti. Ia pun terkejut saat ada seseorang yang sedang menunggu di depan apartement Risa. Farrel. Ia memakai baju casual dan berdiri dengan memasukkan tangannya kedalam saku celananya. Aldi membenarkan posisi tas punggungnya dan hendak pergi tanpa mempedulikan keberadaan Farrel. Mereka pun hanya diam tanpa menyapa satu sama lain. Tak lama, Risa pun keluar dari apartement-nya.

"Aldi, ada kak Fida ga?" tanya Risa. Aldi hanya mengangguk.

"Kak... ada kak Fida.." teriak Risa pada Fadhil.

"Okee... Makasih..." balas teriakan Fadhil dari dalam apartement.

"Aldi, mau kemana?" tanya Risa sambil menghampiri Aldi yang sedang menunggu lift dengan Farrel.

Aldi terdiam saat melihat Risa dan Farrel menghampirinya bersama dengan menggenggam tangan bersama.

"Perpus kota. Kenapa emang?" tanya balik Aldi.

"Wah.. pas banget, nih. Kita bareng aja berangkatnya, gimana?" tanya Risa. Aldi diam menatap Farrel yang juga menatap Aldi datar.

"Rel, boleh ga?" tanya Risa menanyakan pendapat Farrel.

"Boleh aja, bukannya makin seru kalau kita rame-rame kesana?" jawab Farrel sambil mengeluarkan smirk-nya yang masih menatap Aldi.

"Tapi kayaknya ga usah deh, Ris. Takut ngeganggu kalian." Kata Aldi sambil mengeluarkan handphone-nya yang bergetar di saku celananya. "Aku juga ada urusan dulu nih kayaknya. Kalian duluan aja." Sambung Aldi setelah melihat nama yang menghubunginya itu.

Aldi pun pergi meninggalkan Risa dan Farrel yang menunggu lift. Risa hanya menatap Aldi yang sedang medapat panggilan itu kemudian ikut masuk ke lift bersama Farrel saat lift itu sampai. Aldi pun menutup panggilannya itu. Lalu menatap lirih ke arah lift yang dinaiki oleh Farrel dan Risa.

***

ALDI POV

Aku. Laki-laki yang pengecut untuk mengungkapkan perasaanku sendiri pada seseorang yang aku sukai. Seperti orang bodoh yang selalu berharap kalau yeoja itu bakal mengetahuinya sendiri tanpa kuberitahu. Aku fikir mereka peka akan segala hal termasuk perasaan seseorang. Tapi sepertinya aku salah. Ya, tidak semua orang akan mengetahui akan hal itu. Namun, yang aku tahu ada dua orang yeoja yang mengetahui bagaimana perasaanku. Aku memendam perasaan ini sudah cukup lama. Sebenarnya sudah lama juga aku ingin mengungkapkannya padanya, tapi aku belum memiliki cukup keberanian untuk mengatakannya. Aku rasa aku belum pantas memilikinya karena ada hal lain yang aku pikirkan. Pendidikan. Aku tau ini alasan yang sangat biasa yang digunakan kebanyakan orang, tapi aku memang ingin mengejar pendidikanku lebih dulu sebelum memiliki seorang "pacar".

Sekarang, aku sudah jarang menemui orang yang aku sukai itu. Dia sudah lebih dulu memilliki pacar. Dengan alasan ingin merubah sikap seseorang yang ia sukai. Aku ingin mendukungnya namun aku tetap cemburu. Aku sudah tidak banyak memiliki waktu bersama dengannya seperti dulu. Aku tahu ini akan terjadi. Tapi, bukan ini pula yang aku inginkan, aku masih ingin menjadi sahabatnya walaupun ia sudah memiliki pacar. Tapi pacarnya itu yang terlalu menjaganya untuk tidak bertemu denganku. Sedih memang, tapi aku sedikit bahagia karena aku tahu ia akan bahagia nantinya bersama dengan orang yang ia sukai, walaupun orang itu bukan aku.

Kami sudah cukup lama di Korea. Saat orang tua kami dipindah tugaskan ke Korea, kami juga ikut pindah ke negara ini. Sejak saat itu kami memutuskan untuk menetap disini dalam beberapa waktu. Kira-kira sudah hampir 5 tahun kita tinggal di Korea. Aku berencana akan kembali ke Indonesia saat masuk Universitas nanti, karena aku sudah memiliki impian untuk memasuki salah satu Universitas terkenal yang ada di Indonesia. Walaupun aku tahu akan lebih baik di Korea, namun aku sudah memutuskan untuk kembali ke Indonesia. Aku tidak tahu apakah Risa akan ikut denganku atau dengan Farrel saat masuk Universitas nanti. Lagipula itu masih ada satu tahun lagi, jadi akan aku tanyakan saja nanti. Aku berharap dia akan ikut denganku dan menghabiskan waktu bersama lagi seperti dulu.


Yeoja (여자): Perempuan.

FriendZone? ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang