[II] Lady Rose

2.3K 231 11
                                    

"We are still kids, but we're so in love
Fighting against all odds
I know we'll be alright this time
Darling, just hold my hand
Be my girl, I'll be your man
I see my future in your eyes."

🎵 Perfect - Ed Sheeran 🎵

...

Gedung itu tinggi, Sakura bisa melihat atap-atap langit yang mulai keropos termakan zaman dan waktu. Serta dinding yang mulai ditumbuhi lumut dan tanaman yang merayap.

Barang-barang tua yang usang, berserakan di atas lantai, membuat langkah kaki keduanya selalu menimbulkan bebunyian. Belum lagi kegelapan malam, membuat Sakura sesekali meremang. Ia merasakan hawa dingin di sekitar lehernya.

Tidak jauh berbeda dengan Sasuke. Ia pun merasa tidak nyaman sejak awal mereka masuk lebih jauh ke dalam gedung itu. Cahaya senter di tangannya tidak sedikit pun membuatnya merasa tenang. Sasuke merasa ada yang mengawasi mereka.

"Sasuke, lihat!"

Pria itu berhenti. Ia mendongak, menatap sebuah figura besar berisi foto wanita yang sedang tersenyum anggun dengan sebuket mawar putih di pangkuannya. Namun, yang membuatnya tidak berkedip ialah sosok pria yang berdiri di belakang kursi wanita itu duduk.

Mirip seperti dirinya.

"Izumi de Lancaster," gumam Sakura.

Sasuke menoleh cepat ke arah gadis itu. "Apa?"

"Itu. Ada di bagian bawah figuranya, sebuah nama." Sakura menunjuk benda itu. "Kurasa dia adalah Izumi dalam cerita kakekmu."

Sasuke kembali menatap foto itu. Ia tidak mengerti, jantungnya kian berdebar. "Berarti, sosok lelaki itu adalah ... Itachi?"

"Hah? Sosok lelaki?" sahut Sakura. "Yang mana?"

Sasuke melirik Sakura sekilas. Lalu, menunjuk ke foto di atas dinding. "Yang itu!"

"Yang mana? Tidak ada foto lelaki di sana."

"Astaga, Sakura. Kau tidak lihat? Yang di belakang Izumi."

"Tidak ada siapa pun."

"Yang it-tu," sahut Sasuke tercenung. Matanya membulat, jantungnya mencelos seperti kehilangan ritme untuk berdetak.

Sosok pria di belakang Izumi de Lancaster hilang, menyisakan darah yang mengering di atas kertas foto.

Buru-buru Sasuke menarik tangan Sakura—menjauh—meninggalkan tempat itu. Mereka terus berlari dan berhenti di sebuah ruangan yang dipenuhi kain putih menutup beragam perabotan, kursi; meja; lampu hias.

Sakura terengah-engah. "K-kenapa kau lari Sasuke?"

"Sebaiknya kita keluar dari tempat ini," jawab Sasuke terengah. Tiba-tiba mata Sasuke kembali membulat.

Di tangan Sakura menggenggam setangkai mawar putih yang masih segar.

"Dari mana kau mendapatkan itu?"

Sakura mengangkat kedua alis dan melihat tangannya sudah menggenggam mawar putih. Seingatnya, ia tidak memungut apa pun selama berjalan di dalam gedung itu. "A-aku tidak tahu."

"PELANGI" Kumpulan SasuSaku FF [OneShoot]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang