5. Kelulusan (Bagian 3)

47 4 1
                                    


Hasil yang di capai oleh SMA Trinusa sangat membanggakan sekolah tahun ini, dengan kelulusan 100% . Sorak-sorai kegembiraan terdengar dari Aula. Sama halnya dengan sebelum-sebelumnya setelah pengumuman akan di lanjutkan dengan acara perpisahan. Dan Kevin pastinya akan menajadi salah satu pengisi acara perpisahan kali ini.

Kevin yang berada di belakang panggung terlihat sibuk mempersiapkan Gitarnya. Terlihat sendiri dan itu sedikit mengganggu pikiran Kevin. Sebelum-sebelumnya saat dimana ia akan tampil pasti akan selalu ada Nadya di sampingnya memberikan dukungan. Bahkan mereka akan bercanda, saling menggoda sebelum kevin naik ke atas panggung. Dan itu akan berhasil membuat semangat Kevin. "Oke Vin.. Semangat..!! Nadya lagi sama Gerald. Sekarang harus terbiasa sendiri. semangat..!" ucapnya pelan menyemangati diri sendiri, namun tak ada nada semangat sedikit pun mengiringi kata-kata penyemangat yang ia ciptakan sendiri bermaksud menghipnotis diri untuk bersemangat.

Tanpa ia sadari dan terlalu larut dengan lamunannya, dari arah yang berlawanan seseorang tersenyum jail. Siapa lagi kalo bukan Nadya. Si gadis Keras kepala dan bawel juga terkadang jahil itu.

"Daaarrrrrr...." teriak Nadya tepat dihadapan Kevin. Dan itu hampir saja membuat Kevin reflex melemparkan Gitar kesayangannya. Melihat itu membuat tawa Nadya seketika pecah karena muka menggemaskan Kevin akibat kaget akibat ulahnya.

"Nad..!!" Ucap Kevin memperingatkan.

"hahaha... habisnya kamu yah.. ngelamun aja kerjanya. Bentar lagi tampil eh malah melamun disini" balas Nadya masih dengan kekehannya.

"Siapa yang ngelamun sih.. Nih aku lagi nyetel gitar yah." jawab Kevin mencoba mengelak. Tadi memang ia tengah melamun ketika Nadya mengagetkannya. Dan tak lain yang di lamunannya kini ada di hadapannya.

"ngelak..aja truss ampe acara selesai." jawab Nadya lagi masih dengan tawanya. Melihat itu Kevin hanya tersenyum bahagia. "Thanks Nad.." Ucap Kevin pelan namun masih bisa di dengar Nadya. Tawa Nadya terhenti dan fokus pada Kevin.

"Maksudnya apa yah.? kok aku dengar kaya' ada yang ngomong "Thanks" yah.?" Ucap Nadya masih dengan nada menggodanya. "Nad.. udah yah. Cukup yah. Kamu cantik deh kalo diam." balas Kevin dengan nada sindiran. Mendengar itu seketika Nadya diam, tak berbicara dan tanpa ekspresi. Menyadari itu, wajah Kevin berubah panik. Hal yang paling ia tak suka yaitu melihat wajah murung Nadya.

"Eh..eh.. Nad. mukanya jangan gitu donk.? Senyum lagi donk. Please.." Ucap Kevin dengan wajah memelasnya. Nadya masih setia dengan muka murungnya. Tetapi siapa sangka di balik itu ia berusaha menahan tawanya melihat wajah panik Kevin. Sepertinya memang hal paling bahagia untuk Nadya ketika melihat wajah Kevin seperti ini. Sangat menggemaskan pikir Nadya.

"Nad,, Please.. aku bentar lagi tampil nih.. Jangan buat aku malah gak konsen donk Nad. Maaf yah.?" Ucap Kevin lagi sembari menggenggam tangan Nadya. Tak tega melihat Kevin yang memohon, tawa Nadya pun kembali pecah. Tawa yang sejak tadi ia tahan.

"Puas tertawain aku." tanya Kevin masih menggenggam tangan Nadya namun tak ada nada mengitiminasi sama sekali. "Puas banget." jawab Nadya yang juga membalas genggaman tangan Kevin. Tawa diwajahnya sudah di gantikan dengan senyuman yang tak pernah lepas.

"Vin.. aku gak mau lagi kamu ngucapin Thanks ke aku yah. Apapun yang aku lakukan karena memang aku akan selalu ada di samping kamu. Gak ada yang berubah. Kita masih akan tetap sama Vin seperti sebelum aku sama Gerald. Aku tau yang kamu pikirkan. Buang jauh-jauh pikiran kamu itu yah. I always beside you." Ucap Nadya yang langsung tepat sasaran.

Kevin hanya menanggapi dengan senyuman. Melepas sebelah tanganya dan menggaruk kepalanya yang tak gatal. "Ketahuan donk aku." Ucap Kevin dengan kekehan yang mencoba menyingkirkan rasa canggung yang sebelum muncul ke permukaan mereka berdua. Namun Nadya masih dengan wajah seriusnya.

"Ia.. Nad.. aku tau kok itu.." Ucap Kevin yang langsung menarik Nadya ke pelukannya. Dan Nadya membalas pelukan itu. Pelukan, salah satu kebiasaan mereka ketika saling memberi dukungan.

***

Di ujung sana, terlihat seorang gadis yang memandang lirih kepada keduanya. Langkahnya terhenti ketika ia melihat keduanya tengah berpelukan. Senyuman yang tak bisa di katakan senyuman bahagia melihat keduanya tampak di wajah gadis itu. "Aku tau tatapan mata itu Vin. Tatapan penuh cinta untuk Nadya Vin." Lirih Kikan. Yah.. gadis itu adalah Kikan. Melihat Kevin dan Nadya telah melepaskan pelukan satu sama lain, ia pun mencoba memasang wajah bersahabatnya dan kembali berjalan menghampiri keduanya.

"Hei.. Nad... lu disini rupanya. Dugaan gue benar donk. Pasti lu disini" Ucap Kikan tiba-tiba memecahkan keheningan antara Kevin dan Nadya. Nadya hanya membalas dengan kikuk. merasa tak enak dengan Kikan entah kenapa. Hanya Nadya yang tau itu.

"Selalu aja yah langsung nyerocos.." Ucap Kevin menyindir Kikan, namun itu hanya canaan dan Kikan pun tau itu. "terserah gue lah.." jawab Kikan sembari meleletkan lidahnya ke arah Kevin, bermaksud mengejeknya.

***

Mereka bertiga larut dalam obrolan sambil menunggu giliran Kevin tampil. Dan beberapa menit kemudian, giliran Kevin tampil. Setelah mendapat kode dari pembawa acara Kevin pun bersiap-siap untuk naik ke atas panggung. Mengambil Gitarnya yang ia letakkan di meja saat mereka bertiga larut dalam obrolan.

"Aku kesana dulu yah." Ucap Kevin yang kemudian mencium kening Nadya. Yah.. ini juga salah satu kebiasaan mereka. Apakah memang hanya kebiasaan yang sudah menjadi keseharusan buat mereka atau apalah artinya. Hanya hati mereka berdua yang tau. Nadya hanya menikmati perlakukan Kevin yang sudah biasa menurutnya. Namun tak pernah ia dapatkan dari Gerald. Ia akan selalu menolak perlakuan romantis Gerald dengan banyak alasan yang entah munculnya dari mana.

"Gue gak nih Vin.?" tanya Kikan dengan senyum jailnya sambil menaik turunkan alisnya menggoda Kevin. "Gak..!" Ucap Kevin sambil menoyor kepala Kikan pelan dan langsung berjalan sambil terkekeh melihat ekspresi manyun Kikan.


TBC....

Jangan lupa Vote & Comment nya yah guys. ^_^

Give Me a Second ChanceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang