2. Senja

59 6 0
                                    

Nadya sangat bahagia hari ini. Entah mengapa ia merasa sudah lama tak merasa seperti ini. Bebas, nyaman, dan aman secara bersamaan. Dan itu hanya ia rasakan ketika bersama Kevin yang notabene adalah sahabat sejak kecilnya. Setelah makan siang di warung makan favorit mereka, dilanjutkan dengan menghabiskan waktu dengan menikmati indahnya senja di tempat favorit mereka. Tempat yang menjadi saksi mereka berdua kala sedih maupun bahagia.

Cerita tentang kehidupan mereka satu sama lain seakan tak akan pernah ending seperti sebuah cerita dalam novel. Nadya yang selalu menceritakan apapun yang ia rasakan dan Kevin yang akan dengan setia menjadi pendengar yang baik untuk menampung segala keluh kesah yang Nadya lontarkan ataupun kebahagian yang ia rasakan, bahkan kebahagiaan saat ia menjadi pacar Gerald. Kevin hanya akan dengan senyuman menanggapi semua itu dan akan menjadi penasehat yang bijak ketika merasa tindakan Nadya salah.

"Kamu bahagia dengan Gerald Nad" Ucap Kevin tiba-tiba saat keheningan melenda mereka yang sedang menikmati pamitnya sang matahari yang perlahan-lahan menghilang dan memberikan keindahan lewat cahaya yang kian memudar menjadi gelap.

"hmm.." Nadya langsung melihat ke arah Kevin dan mengangguk dan bergumam sambil tersenyum sebagai jawaban atas pertanyaan Kevin. Melihat itu Kevin hanya membalas dengan senyuman yang entah akan sama dengan apa yang hatinya rasakan. Apakah ia ? hatinya ikut tersenyum juga atau malah sebaliknya ? sakit ?.

"well... udah malam pulang yuk, ntar Mama malah nyariin kamu lagi" ajak kevin setelah berdiri dan membersihkan celananya yang penuh dengan pasir tempat mereka duduk tadi. Membantu Nadya berdiri dan membawakan tas Nadya hingga mereka sampai ke parkiran motor Kevin. Hal yang sudah menjadi kebiasaan mereka. Care each other mungkin kata itu yang menggambarkan kebiasaan mereka itu.

***

Setelah menempuh perjalanan yang cukup lama dikarenakan macet. Akhirnya Pukul 19.45 WIB Kevin dan Nadya pun sampai di kediaman Nadya. Setelah mesin motor Kevin mati, Nadya bergegas turun dari motor sport Kevin. "Tinggi amat sih motornya, susah nih turunya" gerutu Nadya yang agak kesusahan turun dari motor Kevin. "Ini kamu kenapa sih dari tadi ngomel gak jelas terus sih" jawab Kevin. "Motor aku kan dari dulu cuman iui" sambung Kevin. Dan hanya di balas cengingar khas Nadya. "hehehe..."

"Oh.. ia Vin.. jadi tadi itu benaran yah, pertandingan tadi itu pertandingan terakhir kamu dengan Tim Basket sekolah" tanya Nadya yang mengingat perihal apa yang ia dengar dari sahabatnya Kinan saat berpapasan selesai menonton pertandingan basket tersebut, dan ia yang hendak menemui Kevin. "Yupss.. aku mau fokus belajar.. soalnya Ujian kelulusan kan tinggal beberapa bulan lagi dan aku liat jadwal pertandingan ke depan juga padat. Jadinya aku mutusin untuk pensiun dari Tim Basket" jelas Kevin. "Sok banget pake Pensiun emang kamu PNS" ucap Nadya dengan ketus yang di balas senyuman oleh Kevin.

"Maaf yah.. aku melewatkan pertandingan yang sangat penting untuk kamu tadi. Aku benar-benar minta maaf yah gak nepatin janji untuk liat kamu main basket." ucap Mila lirih masih dengan rasa bersalahnya.

"hei... udalah.. masih aja dibahas. Kan tadi aku udah bilang gak apa-apa. Aku ngerti kok, kamu juga gak sengaja kan.? namanya juga musibah emang siapa yang mau sih kena musibah." ucap Kevin masih mencoba menenangkan Nadya dari rasa bersalahnya.

"Eh tapi ngomong-ngomong mobil mogok juga masih masuk kategori musibah gak sih.?" tanya Kevin dengan wajah tanpa dosa nya. Dan seketika Nadya langsung memasang muka keselnya dengan pertanyaannya Kevin dan itu mampu membuat Kevin tertawa. Nadya yang melihat itu hanya bisa memayunkan bibirnya kesal dan sesegera memberikan serangan pukulan seribu bayangan kepada Kevin. Namun belum sempat mengenai Kevin, Santi mama Nadya muncul dan melerai Nadya. "Loh.. kok di laur aja sih. Nadya kenapa gak ajak Kevin masuk sih" Tanya Sinta.

"Aku mau langsung balik aja yah Mah, kasian Bunda sama Rama pasti nunggu di rumah aku lupa ngabarin tadi kalo telat pulang" Ucap Kevin sembari ingin pamit pulang. Yah.. Kevin emang udah terbiasa sejak kecil memanggil Mamanya Nadya dengan panggilan Mamah juga. Santi yang tak lain adalam Mama Nadya dan Mira, Bunda kevin juga telah bersahabat sejak mereka di bangku SMA hingga sekarang. Rumah mereka juga hanya berbeda beberap Blok saja. Dan dari kecil Kevin, Mila dan saudara mereka memangil Santi dan Mira, Mama dan Bunda. Kedua keluarga itu memang sangat dekat layaknya saudara.

"Gak mampir makan malam dulu Vin, biar nanti mama yang kabarin bunda kamu." Tanya Santi lagi.

"Udah malam nih Mah, Kevin juga blom mandi nih. Gerah" jawab Kevin. "Besok aja yah Kevin numpang sarapan sekalian jemput si nyonya keras kepala ini" sambungnya sambil mengacak rambuk Nadya. "ishh.. apaan sih. Rusak nih rambut aku" ucap Nadya menepis tangan Kevin yang masih dengan gemasnya mengacak-acak rambut Nadya.

"Ya.. udah deh.. kamu hati-hati yah pulangnya. Salam sama Bunda kamu yah" Ucap Santi.

"Siap bu Boss" jawab Kevin dengan candaannya sambil memberikan Hormat layaknya sedang upacara kenaikan bendera. Santi hanya menanggapi dengan gelengan kepala dan senyuman.

"Ya udah.. si nyonya keras kepala aku pamit yah." Pamit Kevi pada Nadya setelah menaiki motor sportnya. "Thanks yah tadi udah ngajakin aku keliling-kaliling dan ngantarin aku pulang evin ku" Balas Nadya dengan gemesnya mencubit pipi Kevin dengan menyebutkan nama kecil Kevin yang untuk sekarang tak di sukai oleh Kevin dengan alasan dia merasa seperti anak kecil.

"ishh.. sakit tau." ucap kevin melepaskan tangan Nadya dari pipinya dan kemudian mengenakan Helemnya.

"Aku pulang yah." Pamitnya sekali lagi. "Hati-hati yah. Kabarin kalo udah sampe rumah. Salam sama Bunda Mira yah" Ucap Nadya yang di balas anggukan oleh Kevin.

Give Me a Second ChanceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang