SURABAYA, JANUARI 2006
"Kak Nada, aku ingin tahu seperti apa wajah Mas Alif, apa dia tampan?" tanya gadis berusia lima belas tahun itu. Tangan kanannya memegang tongkat yang digunakan sebagai penunjuk jalan, sementara tangan kirinya menggamit lengan kakak perempuannya.
"Dia sangat tampan!" suara Nada terdengar riang. "Hidungnya mancung, rambutnya hitam, matanya teduh, bahkan seandainya dia bisa berakting di depan kamera, aku yakin dia akan menjadi artis idola remaja. Kalau saja kau bisa melihat, aku takut kau juga akan jatuh cinta padanya!"
Tanpa melihatnya aku pun sudah jatuh cinta padanya, Kak! Gadis remaja itu mengeluh dalam hati, tidak bermaksud menjadi saingan kakaknya. Mana mungkin dia bisa bersaing Nada. Kakaknya gadis yang normal, sementara dia sendiri seorang tunanetra. Untuk kesekian kalinya dia meratapi peristiwa kecelakaan yang menewaskan Papa dan Mama, serta merenggut indra penglihatannya.
Kata dokter, hanya ada satu cara untuk menyembuhkannya, yaitu donor mata.
"Kakak yakin De, suatu saat kau pasti akan mendapatkan donor mata." Nada mengelus rambut adiknya.
Saat itu dia membenci narasi hidupnya. Seburuk itukah kisah hidup yang ditulis Tuhan? Di usia lima belas tahun, dia harus kehilangan dunia remaja. Tak ada lagi gadis berhidung mancung, berambut hitam lurus, kulit kuning langsat, dan binar mata indah laksana bintang. Yang ada hanya seorang gadis tunanetra dengan wajah cantik tanpa senyuman. Dunia seolah telah merenggut senyuman yang tersembunyi di balik bibirnya.
Gadis itu merasa bosan. Tak ada lagi warna, yang ada hanya hitam. Tak ada lagi cahaya, hanya ada gelap. Terkadang dia ingin mati saja, daripada hidup dalam kegelapan.
Lalu pria muda itu datang bagai malaikat yang diturunkan dari langit. Menghiasi hari-hari hitam dan gelapnya dengan sebuah siluet pelangi yang berwarna warni. Hitam menjelma putih. Sebuah garis senyuman manis mulai terbentuk di bibir gadis cantik itu. Perlahan-lahan ia merasakan sesuatu yang belum pernah dirasakannya. Cinta...
Pria muda bernama Alif yang membuatnya kembali merasakan indahnya kehidupan. Mungkin dunianya bernuansa gelap, tapi hatinya sangat berwarna.
Satu hal yang menyentakkan gadis itu. Dia merasa dibanting dari langit ke tujuh menuju bumi, yaitu kenyataan bahwa pria muda itu adalah calon suami kakaknya sendiri. Adakah yang lebih menyakitkan dari hal itu? Cinta bertepuk sebelah tangan.
***
.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Second Mistake
Romance✨✨ Cerita pindah ke Dreame ✨✨ Meski sepuluh tahun telah berlalu, tapi kenangan itu akan selalu menjadi mimpi buruk setiap kali Zeefaya Hawkins memejamkan mata. Dia mengenal pria itu, tapi tidak pernah melihat wajahnya. Namun, keinginan Zee untuk mem...