"Hujan yang selalu turun, dan Tuhan yang selalu mendikte kita. Apakah hidup ini kita sendiri yang menentukan?" -anon
Air hujan yang menerpa pepohonan di tengah jalan, dan polisi yang selalu melaksanakan tugasnya dengan baik. Walaupun hujan semakin deras, orang-orang tetap melaksanakan aktifitasnya.
Ketika awan abu itu terbawa angin, bersama dengan air hujan itu. Aku selalu memikirkan apa yang akan terjadi esok, di bawah payung ini. Hujan memang selalu mengingatkan akan sesuatu.
"Jika hujan ini tidak berhenti, apa yang harus ku lakukan? Menunggu sampai malam?"
"Jika kau mau, kau boleh ikut bersamaku. Kebetulan aku bawa jas hujan."Dia adalah teman lamaku. Namanya Dani. Wajah seadanya, itulah dia. Dibalik jas hujan yang lusuh itu, dia mengenakan kemeja. Sepertinya dia sedang mencari kerja di beberapa perusahaan, tetapi mungkin dia ditolak terus menerus. Keliatan dari wajahnya yang sayu.
"Dan, ditolak lagi?"
"Tau dari mana? Emang sih. Sudah beberapa hari ini aku pdkt sama dia. Tapi dia malah cuek aja."
"Bukan itu! Tapi ternyata kamu galau karena itu ya.. "
"Hah? Jadi kamu bukan nanyain soal love life gw?"
"Sorry, gw ga tertarik sama kamu." Sambil tertawa.
"Lah. Kirain kamu peduli. Btw, udah dapet kerjaan?"
"Udah. Walaupun gaji nya dikit, tapi cukuplah buat anak kosan seperti saya.."
"Haha. Yah.. Gimana, mau ikut pulang?"
"Ya boleh lah.."Karena hujan ini tidak kunjung berhenti, terpaksa saya ikut dengan dia. Melewati jalan yang selalu ramai, banyak perbaikan jalan juga, yang membuat jalan ini sering macet.
"Mau nerusin kuliah ga? Kamu udah semester 4. Kalau gak dilanjutin, kan mubazir."
"Gimana nanti aja,"
KAMU SEDANG MEMBACA
Penantian Senja
RomanceAku, Dani dan Rena adalah tiga bersahabat. Kami hidup dengan tenteram, sampai malam itu tiba.