Masa Lalu

7 1 0
                                    

Malam itu, 4 tahun yang lalu. Dani dan Rena sedang dalam perjalanan menuju luar kota. Karena pada saat itu tahun baru akan segera tiba, mereka berencana untuk berlibur ke pesisir pantai.

"Dan, apa yang berkesan bagimu di tahun ini?"
"Yah banyak. Lulus semester 4, stres kuliah, masalah disana-sini, tapi banyak juga senangnya. Seperti bertemu denganmu."
"Di halte stasiun itu ya. Oh ya, saat itu kamu mau pergi kemana?"
"Ke rumah ibuku di Yogyakarta."
"Kapan-kapan kita ke Jalan Malioboro ya."
"Hahaha, aku khawatir kamu ilang dompet lagi. Disana banyak copet."
"Semoga saja dompet ku aman."
"Btw, kalau tahun ini menurutmu bagaimana?"
"Aku cukup senang di tahun ini. Walaupun banyak kejadian aneh .. Rencananya aku mau kuliah di UGM. Tapi belum dapat izin juga."

Percakapan mereka terus berlanjut. Berbicara tentang apa saja yang ada di benak mereka.

Sampai ketika ada mobil yang menabrak mereka. Lalu apa yang terjadi? Rena meninggal tepat saat kejadian itu. Dani pun dirawat di UGD. Lalu koma selama beberapa bulan.

Pada saat itu belum ada handphone, tetapi Dani cukup beruntung. Karena dia dapat diselamatkan.

Tetapi mungkin baginya, ini adalah sebuah kutukan.

Pada saat itu, aku sedang bersama keluargaku. Berkumpul disana, sambil membicarakan bagaimana kehidupan ku di Makasar. Dan kapan aku bisa berkumpul dengan mereka lagi. Kehidupanku di Makasar pun cukup keras, karena aku harus bekerja jika kehabisan uang.

Nilai GPA ku pun cukup memuaskan, dan mendapatkan beberapa teman disana.

Ketika baru kembali dari rumah ibu, berita tentang Dani baru sampai ke telingaku.

"Setelah itu, kamu tau apa yang terjadi?"

"Setelah mendengar kabar tentang Rena, aku pun jatuh kedalam lubang yang disebut depresi. Aku sangat kacau saat itu. Obat-obatan, mabuk, pernah aku lakukan. Karena aku merasa bersalah karena masih hidup. Inilah yang disebut Survivor Guilt."

"Aku hampir bunuh diri. Hingga kamu meneleponku."

"Sudahlah .. Kisah lama."

"Lebih baik aku nyari cewek baru. Iya kan?"

"Hahaha.. Kamu sadis juga. Tetapi mungkin dia juga akan senang, jika kamu meneruskan hidupmu dengan baik."

"Iya.. Pastinya."

Tak terasa senja telah berlalu menjadi malam. Pembicaraan kami cukup menarik. Tetapi hanya menghasilkan satu jawaban; Dani ingin move on. Aku bersyukur, karena dia jauh lebih baik sekarang.

Aku berfikir tentang bagaimana jika aku berada di posisi Dani pada saat itu. Kehilangan orang yang kau sayangi itu bisa membuatmu gila.

Malam pun berlalu dengan tenang, untuk menyambut pagi.

Penantian SenjaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang