CACHTED

55 6 6
                                    

"siapa yang tidur disana? "suara bass dari depan podium menyentak suasana menjadi semakin hening. Mita gadis yang dari tadi sudah mencoba untuk membangunkan Audina nampak cemas dan gelisah menatap seseorang disampingnya yang tidak kunjung bangun. Mita juga bukan orang yang mudah mengingkari janji tapi memang perilaku Audina saja yang menyebalkan padahal ia sudah mencoba membangunkan anak itu dari tadi.

Tap Tap Tap

Langkah kaki dari depan aula itu semakin menambah kecemasan Mita tapi yang di cemaskan masih melalang buana di dalam mimpi.

"lo temannya kan?" suara dari langkah kaki itu kini menghilang dan digantikan suara bass yang ada di depan aula tadi. Sedangkan yang ditanya mengangguk kaku. "I.. Iya kak" cicit Mita. "Bukannya seharusnya lo membangunkan teman mu sekarang? Kau tidak ingin membantunya?" tanya orang itu lagi.

"Su.. Sudah kak. Ta tapi dia gak bangun-bangun kak" cicit Mita lagi. "Hei Rafiq! Apa perlu ia di hukum? "seseorang bertanya kepada Rafiq.

Rafiq? Laki-laki berwajah oriental ini merupakan Ketua BEM dari Universitas UI ini masih memperhatikan seseorang di depannya. Dengan perlahan ia mendekatkan tubuhnya ke arah Audina. "Hei anak baru. Masih ingin melanjutkan tidur ?" tanya rafiq tepat di telinga Audina.

*****

"Hei anak baru. Masih ingin melanjutkan tidur ?" tanya rafiq tepat di telinga Audina.

Tukkk!!

Dalam tidurnya Audina tersentak karena suara laki-laki yang begitu dekat dengannya. Tapi tampaknya Audina kembali sial. Pasalnya ia terlalu terkejut karena suara Rafiq dan akibatnya kepala Rafiq yang belum menjauh terbentur dengan cukup kuat.

"Argh kepala gue" Rafiq menyuarakan apa yang ia rasakan sekarang. Kepalanya berdenyut-denyut akibat benturan itu. Sedangkan yang berbuat terduduk tegap dengan kaku. Tak satu pun suara yang di keluarkan Audina. Ia menatap Rafiq dengan terkejut dan cemas.

Beberapa panitia ada yang menatap geli Rafiq dan Audina. Beberapanya lagi malah sudah tertawa melihat kejadian itu.

"lo gak apa fiq?" tanya seorang perempuan yang jalan mendekati Rafiq dan Audina.

Kezia

Sekretaris BEM ini menatap Rafiq geli. Lalu ia menatap Audina dengan pandangan tajam. "lo gak ingin minta maaf... ?" tanya Kezia menggantungkan pertanyaannya, lalu matanya menatap name tag yang di pakai Audina.

"Audina Shaqila? "lanjut Kezia sembari menatap dingin. Audina? Ia sudah seperti ikan yang kekurangan air. Ia terus membuka dan menutup mulutnya tapi tak ada yang keluar dari sana.

" Sa.. Sa.. Saya minta maaf kak. Su.. Sungguh.. Sa.. Saya gak sengaja" jawab Audina setelah memberanikan diri untuk menjawab. Tapi ia menatap lurus ke Kezia.

Kezia berdecak. "Hei lo seharusnya meminta maaf sama kak Rafiq bukan sama gue" kata Kezia kepada Audina sembari menepuk pundak Rafiq yang ada di sampingnya berdiri.
"kenapa malah liatin gue bukannya kak Rafiq?" lanjutnya lagi.

"I.. Iya saya minta maaf kak.. Kak.. "Audina tersendat mengucapkan nama Rafiq. Ia lupa nama yang di ucapkan Kezia tadi.

"Rafiq. Nama gue Rafiq" lanjut Rafiq saat melihat kebingungan di wajah Audina. "Ma.. Maaf kak Rafiq, aku tidak sengaja" lanjut Audina lagi sambil menatap Rafiq.

"lo pergi ke kamar mandi. Basuh wajah lo lalu temui gue setelahnya" perintah Rafiq kepada Audina. "Sekarang juga" tambahnya lagi dan Audina langsung melesat pergi dari sana.

"Dan untuk yang lainnya. Saya ingin kalian menjaga tata krama kalian disini. Jangan sampai saya melihat ada kejadian seperti ini lagi" Rafiq lanjutkan dengan tatapan datar kepada Mahasiswa Baru di Aula.

*****

"kok gue sial amat ya pagi ini? Apa salah dan dosa hamba ya Allah.. Kenapa hari ini hamba mu apes dari tadi? " gumam Audina dramatis."Mana gue harus jumpai kak Rafiq nanti huhuhu..  Selamatkan hamba Mu ini ya Allah.. Jauhkan dari segala marabahaya.. Amiinn" timpalnya sambil berdoa. Perlahan Audina pun meninggalkan kamar mandi tersebut.

Dengan gugup Audina berjalan ke arah Rafiq. Ia sudah berusaha untuk tenang. Tapi memang jantungnya saja yang lebay.

" jantung gue bisa diam bentar gak sih?! Makin tambah takut tau! Eh tapi kalau diam berarti gue mati dong? Yah sia sia dong hidup gue mana dosa masih banyak. Jangan dulu deh" Audina masih ngelantur kemana-mana.

"Kak Rafiq" cicit Audina saat sudah di dekat Rafiq. Yang di panggil masih sibuk dengan beberapa lembar kertas di tangannya. "Kak Rafiq" panggil Audina dengan sedikit lebih keras. "Oh udah selesai? Ini lo tugas dari gue selama lo Ospek" ujarnya. "tu.. Tugas kak?" tanya Audina lagi. "iya lo ada tugas dari gue. Kenapa? Lo gak mau?" Rafiq melihat Audina dari ujung matanya. "i..  Iya mau kak.. Mau" jawab Audina pasrah. Sebenarnya mana mau dia di beri tugas selama masa Ospek. Lebih baik ia tenang-tenang saja selagi masa perkenalan ini. Tapi apalah daya ia memang salah tadi.

"ini tugas buat lo" ujar rafiq menyerahkan lembaran kertas yang ia pegang tadi kepada Audina. Sedangkan Audina? Ia sudah terdiam menatap lembaran kertas tadi.

"ini tugas lo. Hafal semuanya! Di akhir Ospek nanti bakalan gue tanyak udah sejauh mana lo hafal. Paham?"lanjut Rafiq santai tanpa melihat Audina yang sudah mematung. Lalu ia pun mulai melangkahkan kakinya meninggal kan Audina.

Setelah beberapa langkah Rafiq kembali membalikkan badan kepada Audina yang membelakanginya ia kembali mengatakan sesuatu"Oh iya satu lagi. Gue harap lo gak mengecewakan gue dengan alasan gak bisa dengan mudah menghafal semua itu. Waktu lo menghafal semua ini 4 hari lagi di hari terakhir kita Ospek. " lalu ia mulai kembali meninggalkan Audina.

*****
Halo halo halo
Gimana? Makin hancur kayaknya
Maklumin aja lah ya
Saran dan komentarnya aku tunggu ^^
I

ni edisi revisi
Setelah mempertimbangkan segala aspek (yaelah....)
Di putuskan untuk menggunakan lo gue wkwkwk

absurd😂😂😂

Boleh dong ya minta vote nya 😁

PerilouseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang