Audina sudah tidak memiliki selera makan lagi setelah Rafiq mengatakan ia akan menguji sudah berapa banyak yang di hafal olehnya hari ini.
'Bisa banget ya bikin ketar ketir gini? Ya Allah apa hamba Kualat karena membuat masakan ibu gosong kemarin? Ini karma kah?' tatapan kosong dan pikiran yang sudah melalang buana kembali hadir dalam pikiran Audina
"Din, ganbatte ya din. Semoga lolos selamat hari ini. Semoga nyawa lu gak hilang abis ini" Mita memberikan tepukan ringan di bahunya sebagai ungkapan prihatin akan hidup Audina hari ini.
"bisa banget lo ngucapin hal itu saat gue lagi di ujung tanduk" Audina gantian mengguncang tubuh Mita dengan kencang.
"U udah dong Audina gue pusing ini sorry deh sorry " sembari mencoba menghentikan guncangan yang dilakukan Audina Mita kembali mencoba meminta maaf.
" bagaimana pun hari ini gue harus selamat wal afiat di rumah. Jangan sampai Bunda kehilangan anaknya yang paling cantik ini" setelah melepas Mita, Audina semakin di luar kendali. Ia bertambah absurd saja, setidaknya itu pendapat beberapa orang yang memperhatikan mereka saat ini.
" yaudahlah hadapi aja, mau gimana lagi. Gue pergi dulu ya Mit" pamitnya sambil berlari kecil.
*****
Langkah kecilnya perlahan berubah menjadi ragu-ragu saat melihat punggung Rafiq. Tapi tampaknya Rafiq sedang berbicara dengan seseorang melalui handphone yang sedang ia pegang.
Setelah mengumpulkan keberanian langkah kakinya ia bawa menuju Rafiq. "Ka kak Ra Rafiq" suara Audina jelas bergetar saat memanggil Rafiq.
Saat Rafiq membalikkan badannya menghadap Audina, jantung perempuan itu kian berdetak kencang. Bukan, bukan karena cinta tentu saja. Tapi karena hafalan yang di perintahkan Rafiq dan ketidaksiapan dirinya lah yang mengakibatkan detak jantungnya kian menggila.
" ya baik pak, sebentar lagi saya akan kesana" kira-kira itulah yang keluar dari mulut laki-laki itu sesaat setelah berhadapan dengan Audina.
Pipp
Suara dari handphone itu menandakan bahwa telpon itu telah terputus.
"hahh.... Hari ini lo selamat" kata yang baru keluar dari mulut Rafiq untuk Audina seperti Air di tengah gurun pasir. "tapi tenang aja, besok lo harus siapin hafalan lo buat gue uji. Jadi jangan sampai lo lupa ya" sembari tersenyum Rafiq meninggalkan Audina yang sudah memandang kosong di depannya. Padahal ia lagi mengucapkan syukur di dalam hatinya.
" yang penting gue selamat hari ini. Urusan besok, besok sajalah. Semoga aja besok kak Rafiq sibuk lagi. Jadi gue lepas dari tugas yang membelenggu ini hufftt.. " monolognya.
*****
Gak banyak yang mau di bilang
Cuman mau bilang makasih buat yang udah baca cerita gaje iniDan lope lope di udara buat yang mau VOTE dan kasih saran buat amatir kayak aku
TERIMA KASIH ^^
KAMU SEDANG MEMBACA
Perilouse
Teen FictionRafiq? Sekali mengenalnya bersiaplah masuk kedalam jurang pesonanya yang dalam. Setelah terperosok di dalam jurang itu persiapkan juga tubuh mu untuk memanjat dinding terjal di sisi jurang itu agar bisa keluar dari sana. Tapi apa ini berlaku untuk...