2; Black Letter

697 73 1
                                    

Normal pov

Ui sudah menyiapkan bekal untuk Akaashi dan juga dirinya sendiri dini hari. Ibunya pun sampai bingung, karena Ui sangat bersemangat dengan bekal yang dibuatnya.

Saat ini Ui sedang berdiri didepan gedung olahraga yang sedang digunakan untuk latihan voli pagi itu. Ui mengintip sebentar dibalik pintu, seseorang memanggil namanya dari belakang. Akaashi.

"Jangan melamun didepan pintu, Kuriyama-san."

"Ah, gomen," Ui tersenyum kikuk.

"Ayo," Akaashi menarik tangan Ui sehingga mereka masuk bersama.

"Oh, Akaashi-san!" Sapa mereka.

"Beri aku toss Akaashi!!" yang paling bersemangat dan berisik, Bokuto.

"Bokuto-san urusai!" Seru Emi yang berdiri disebelahnya sambil membawa minuman.

Ui melihat latihan mereka dibench bersama para manager dan juga sahabatnya itu. Ui dapat melihat jika Akaashi sedikit bersemengat dan memancarkan aura senang walaupun tipis.

"Apa kau sedang bersemangat Akaashi?" Seru Bokuto.

"Kenapa memang?"

"Yah, toss mu sangat menyenangkan!" seru Bokuto dengan semangatnya.

"Mungkin."

Ui melihat latihan dengan senang hati, karena ada Akaashi yang selalu mencuri perhatiannya dengan pembawaan yang tenang dan wajah coolnya saat dilapangan.

"Hoi Ui! Jangan terlalu fokus," seru Emi mengingatkan.

"Ahaha, gomen!"

"Mou~"

Ui yang bingung karena memikirkan sesuatu akhirnya berbicara pada Emi.

"Emi-cchi, bagaimana jika praktek olahragaku merah?" Ui menunduk dengan bingung.

"Ah, aku baru ingat. Materi kita itu voli," Emi menepuk jidatnya seraya menghela nafas pasrah akan keadaan sahabatnya itu.

"Aku sangat buruk dalam praktek," seru Ui yang sudah lemas sambil memainkan jari-jarinya yang berada di pangkuannya.

Secara tiba-tiba, kepala Ui ditepuk oleh seseorang. Membuat sang empunya segera mengadah guna mengetahui siapa pelakunya.

"Akan ku ajarkan," serunya.

"Tapi, bukannya senpai sudah sangat sibuk?" Seru Ui hati-hati.

"Bukan masalah jika akhir pekan. Aku punya banyak waktu luang," seru Akaashi seraya mengambil botol minumnya yang berada di sebelah Ui.

"Memangnya tidak apa-apa, senpai?" Seru Ui takut-takut.

"Hm, bukan masalah."

Ui sebenarnya ingin menolak karena tahu bahwa senpainya itu harus belajar dengan giat agar nilainya tidak turun karena kelelahan berlatih voli sampai malam.

"Senpai," Ui melirik Akaashi takut-takut.

Akaashi menaikkan satu alisnya bertanda menanyakan ada apa pada Ui.

"Tidak usah mengajariku, aku akan belajar sendiri saja," semakin lama suara Ui semakin merendah sambil menunduk dalam.

"Tidak! Aku akan tetap mengajarimu!" Akaashi masih memasang wajah datar nan tenangnya itu sambil menatap Ui yang masih menunduk.

"Akaashi, berikan aku toss lagi. Hey hey hey!!!"

"Tolong simpan itu untuk nanti, Bokuto-san," seru Akaashi.

If I Know (Akaashi Keiji)✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang