ᴘʀᴏʟᴏɢ

130 6 1
                                    

"Angga, kenapa sih kamu nggak bisa suka sama senja.
Senja itu cantik lho!"

Kata ku pada angga yang tertidur di bawah pohon Pinus yang menjulang tinggi.

Angin semilir membuat matanya berat, namun nggak sampai membuatnya pulas.
Sedangkan aku di sebelahnya, masih menunggu langit biru dipenuhi senja.

"Kalau aku suka senja,berarti aku suka kamu dong!" Katanya datar.

Mata Angga masih terpejam, bahkan sesekali hidungnya mencium aroma angin yang sejuk.

"Yaah, berarti kamu nggak suka aku dong?huh!" Aku memanyunkan bibir dan bersidekap.

Raja membuka matanya dan bangkit.


"Eh, bukan gitu maksudku. Mmm... Gimana yaa... "

"Suka. Kalau aku nggak suka kamu, mana mungkin sekarang aku ada disini sama kamu!"

Ujarnya Sembari memandang daun-daun Pinus yang bergerak gerak terkena gesekan angin.

"Jadi kamu suka aku? Sayangnya aku nggak suka kamu, tuh! Aku lebih suka sama ka Rafael. Dia nggak seperti kamu yang aneh. Dia lebih ganteng ketimbang kamu!"

Lalu aku membuang muka, dan terus menatap langit, menunggu senjaku yang cantik datang.

"Dih! Siapa juga yang mau sama kamu!"cibirnya.

"Bukannya tadi kamu yang bilang?"ejekku mengerling ke arahnya.

"Tapi bukan begitu maksudku. Aku suka kamu sebagai sahabat. Dan kita memang sahabat kan?, Nggak mungkin pacaran.pacaran itu bisa putus. Kalau sahabatan akan selamanya. Dan kita, akan selamanya begitu."


"Jadi sahabat terus? Kamu janji nggak akan musuhin aku kan suatu hari nanti?" Tanyaku polos

Angga menjawab pertanyaan ku barusan dengan senyum.
Ya, hanya senyum sebentar, lalu kembali menggerakkan kedua bibirnya.

"Nggak akan. Cuma dengan persahabatan kita bisa ngelewatin tawa atau air mata. Itu karena kita sahabat! Dan aku nggak akan biarin hal besar sekalipun memecahkan persahabatan kita,"

"Janji ya, selamanya kamu akan jadi sahabatku,"

Kataku sembari menunjukkan kelingkingku padanya.

Angga mengangguk cepat, lalu mengaitkan kelingkingnya di kelingkingku.

"Iya. Selamanya sahabatan. Nggak akan musuhan...."

"Dan nggak akan pacaran.hahaha..."

Aku tertawa, diikuti tawa renyah Angga.
Tawa khas anak seumuran 17 tahun.

Friends ᴢᴏɴᴇ ForeverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang