Menikah??

119 6 2
                                    

Seharian Wei tidak keluar kamar. Ia membereskan barang-barangnya dan mengingat kenangan-kenangan di masa lalu setiap kali ia menemukan benda-benda kesayangannya.

Menjelang sore Wei baru keluar dari kamarnya dan pergi ke halaman. Beberapa saat ia mencari sosok Henry tetapi menurut pelayan beliau sudah pergi dengan Alian, mamanya, sejak 2 jam yang lalu. Katanya sih ke dokter.

Memangnya dia sakit apa? Keliatan sehat begitu kok dibilang sakit. Palingan sakit dibuat-buat, bisik Wei dalam hati.

Di halaman Wei melihat kalau mawar yang dulu ditanam ibunya sudah tidak ada. Padahal mawar itu, mawar kesayangan ibunya. Sekarang halaman itu malah dipenuhi tanaman bonsai dan kaktus.

“ Akhirnya keluar juga dari kamar. Ngapain aja di kamar? Mikirin masa lalu ya?” tiba-tiba saja suara ngebas Rick membangunkan Wei dari lamunan.

Cowo itu berpenampilan berbeda sekali. Ia tidak memakai kacamatanya. Ia hanya menggunakan kaos kutang dan celana pendek dibawah lutut. Ditangan kirinya ada sikat dan lap mobil. Sedangkan di tangan kanannya sabun colek dan pembersih mobil. Sepertinya dia akan mencuci mobil.

“ Mau nyuci mobil?” tanya Wei tanpa menjawab pertanyaan Rick sebelumnya. Rick mengangguk sambil tersenyum lebar. Ia berjalan ke arah jip kuning warisan Henry dan meletakkan semua perlengkapan mencucinya di dekat ban jip.

“ Mau bantuin?” tanya Rick sambil mengambil selang yang ada di garasinya. Ia mulai memutar kran dan membiarkan air mengucur bebas.

“ Seharusnya kamu menampung airnya di ember. Kalau seperti itu kamu buang-buang air.” Ujar Wei datar sambil memandang air yang terus mengalir ke saluran pembuangan.

“ Yah, palingan yang kebuang cuma sedikit.”

Wei mengerutkan keningnya mendengar jawaban Rick. Cuma sedikit? Air yang menurutnya sedikit justru bisa untuk melegakan dahaga anak-anak yang kehausan di tanah kering.

Rick terus melanjutkan kegiatannya mencuci mobil tanpa menyadari tatapan tajam dan muak Wei. Gadis itu terus memandangi air yang mengalir dan terbuang dengan percuma. Dahinya terus mengerut karena kesal. Menurutnya orang yang membuang air dengan percuma sama seperti ayahnya, angkuh dan sombong. Egois. Tidak memikirkan orang lain.

Air dari selang terus mengalir dan terbuang percuma. Rick pun tidak terlalu peduli. Ia terus mencuci jipnya dengan asyik. Dengan gemas Wei mengambil ember yang ada di garasi rumah Rick dan membawanya ke dekat Rick. Ditaruhnya ujung selang ke ember sehingga air yang keluar dari selang tertampung dan tidak terbuang percuma.

Melihat tindakan Wei, Rick menghentikan kegiatannya dan memandang cewe itu dengan heran. Dilihatnya ember dan Wei secara bergantian.

“ Ngapain ditampung?” tanyanya dengan heran.

“ Ya, biar ngga kebuang-buang. Sekarang kamu nyuci mobilnya pakai air yang dari ember aja. Jadi airnya lebih hemat.”

Rick memandang embernya dengan gusar. Digaruknya rambutnya yang tidak gatal karena bingung harus bereaksi apa. Ia merasa seperti dulu waktu Wei memaksanya mengenakan kemeja untuk mengikuti acara Natal. Ia tidak bisa menolak sama sekali walaupun tidak suka.

“ Tapi jadi ribet nih!” protes Rick sambil memandang ember yang mulai penuh.

“ Ribet dikit ngga kenapa-napa ‘kan? Udah, aku bantuin deh nyucinya.”

Dengan cepat Wei mengambil sikat yang ada di dekat kaki Rick dan mulai membersihkan ban yang kotor. Tanpa berkomentar Rick tersenyum lebar melihat Wei bergerak dengan cepat untuk membantunya. Kalau begitu ia tidak akan menolak mencuci mobil dengan air yang harus ditampung diember. Selama ia bisa mencuci mobil dengan cepat.

CINTA TERTUTUP LUKA  [FINISHED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang