Dua

98 17 2
                                    

Ohh jadi nama ia Daffa .
Daffa Putra

Pada hari ini Nina berangkat lebih pagi karena ia tidak ingin kejadian seperti kemarin terulang lagi, yaitu ia terlambat dan bertemu dengan cowok yang menyebalkan. Nina di jemput oleh sahabat yang sejak SMP sampai SMA selalu bersamanya yaitu Rina, Rina aurelia.

Di sekolah tak sengaja Nina berpapasan dengan cowok yang kemarin di tabraknya, Dan mereka sama-sama hanya memasang ekspresi yang dingin, entah apa yang membuat mereka saling bersikap dingin , padahal mereka baru bertemu kemarin, bahkan mereka belum berkenalan. Nina pergi dengan menarik tangan Rina menjauhi cowok itu. Tidak mengerti ada apa di antara mereka, sebelum Nina sangat menjauhi langkahnya, Nina menengok menatap cowok tersebut , dan tak diduga seperti ada suatu telepati di antara mereka, cowok tersebut menengokkan kepalanya dan menatap Nina. Nina langsung pergi menjauhi langkah nya dari cowok itu.

"Kenapa sihh Nin, lo kok kaya benci banget sama cowok tadi? Lo ada masalah sama dia? "Rina bertanya-tanya kepada Nina, karena Rina sangat penasaran dengan sikap Nina kepada cowok tersebut.

"jadi cowok yang tadi itu cowok yang gua tabrak kemaren. Padahal kemaren gua udah minta maaf sama dia, tapi dia malahan ngebentak gua, yahh gua kesel lahh sama dia, dan itu membuat gua benci ke dia." rasa kesal Nina kepada cowok itu pun masih sangat terbaca di wajahnya.

"jangan benci-benci sama seseorang, karena waktu tidak akan pernah ngasih tau lo kapan rasa benci itu berubah jadi cinta dan bisa membuat lo jatuh hati sama dia" goda Rina kepada Nina. Nina yang geli mendengar Nasihat dari Rina hanya bisa tersenyum kecil kepadanya.

**
Suasana kantin sangat ramai, Nina yang duduk sendirian di kursi kantin terpojok, ia hanya terfokus kepada laptopnya, karena hobi nya yang sangat senang menulis cerita kehidupannya dari hari ke hari. Dari kecil Nina memiliki mimpi untuk menjadi seorang penulis.

"doooorrrrr.." Rina mengageti Nina yang sedang Fokus kepada laptop, bukan hanya sekali dia mengageti Nina, tetapi sudah berkali-kali dalam masa-masa mereka saling mengenal, dan mungkin itu sudah menjadi hobbi Rina sejak kecil.

"Apaan sihh Rin, kalo jantung gue copot gimana." Nina agak sedikit kesal kepada Rina, tetapi ekspresi Nina yang kesal membuat Rina tertawa kecil.

"Hahahaha.. Lucu dehhh Kamuhh kalo lagi kesel. santai kalo jantung lo copot ntar gua pungut trus gua kasih ke cowok yang tadi pagi bikin lo sensian Haha. " goda Rina yang membuat Nina semakin kesal kepada sahabatnya itu. Tetapi rasa kesal Nina cepat padam karena lelucon yang dibuat-buat oleh Rina.

"Ehh..ehh .. Gue pengen ngasih tau lo sesuatu Nin." Rina membuat Nina sangat penasaran, dan membuat Nina langsung menutup laptopnya dan terfokus pada Rina.

"Apaan ?? Jangan bikin gua penasaran dehh." Nina menatap Rina dengan tatapan nya yang serius.

"Cowok itu lohh, cowok yang tadi, cowok yang lo benci tadi Pagi, ternyata dia sekelas sama gue. Dan nama dia ternyata Daffa. Daffa Putra."

"Ohh jadi namanya Daffa Putra." Nina berbicara didalam hatinya.

"Laahhhh bodo amatt , ga penting juga gua tau nama dia. udah lahh.. gua mau ke kelas, gak penting ngurusin cowok itu." Nina sangat cuek sekali mendengar berita yang Rina beritahukan kepadanya.

sebenarnya Nina pun sangat ingin tahu nama cowok yang sejak kemarin membuatnya kesal, tetapi Nina berpura-pura cuek di hadapan Rina setelah ia mengetahui hal tersebut.

Kelas Nina dan Rina sebelahan, itu artinya kelas Nina dan daffa pun sebelahan. hal itu membuat Nina sedikit tidak nyaman, tetapi Nina berusaha untuk tidak memperdulikan hal tersebut. Nina berharap agar ia dan daffa tidak sering bertemu, walaupun kelas mereka hanya di batasi oleh dinding.

---------
Tunggu kelanjutannya di part selanjutnya Guys😊
Semoga kalian suka💞

1sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang