Tiga

85 13 3
                                    

Sorry ya Gue ga tertarik sama lo..
Walaupun lo itu menarik di mata
Semua cewe .

Saat waktu makan malam menggambarkan suasana Rumah yang harmonis, Nina yang melihat suasana seperti itu membuatnya tersenyum, karena Nina sangat merasa beruntung berada di dalam keluarga yang sangat ia Sayangi.

"Kamu mau makan apa sayang" Ucap mamah menawarkan kepada papah.

"Nasi dengan ikan saja." pinta papah dengan raut tersenyum.

"Kalo kamu mau makan apa sayang." mamah menawarnya kepada Nina

"Gapapa mahh biar aku yang ngambil sendiri. Mamah makan aja" Nina yang menolak mamah sambil tersenyum.

"Yasudah.." senyum mamah.

**

Papah Daffa yang duduk di ruang tamu sedang menunggu daffa pulang. Seperti biasanya Daffa selalu seperti ini dan membuat papahnya cemas.

Semenjak papah dan mamah Daffa bercerai, Daffa menjadi pribadi yang berbeda, hubungan papah dengan Daffa yang awalnya sangat Dekat dan sekarang berubah seakan ada dinding pemisah.

Jam sudah menunjukan pukul 22.00 malam, tetapi Daffa belum juga pulang. Tak lama kemudian terdengar suara motor Daffa yang baru saja memasuki bagasi.

Saat Daffa memasuki rumah , Daffa melihat papahnya masih menunggu dirinya. Daffa yakin pasti papahnya akan memberikan Nasihat-nasihat yang sama sekali tidak ingin Daffa dengar seperti biasanya.

"Daffa Darimana saja kamu?" tanya papah

Daffa mengabaikan pertanyaan papahnya,karena kali ini Daffa tidak ingin mendengarkan nasihat-nasihat yang dituturkan oleh papah seperti biasanya, karena hal itu sudah sangat membosankan untuk Daffa. Daffa terus bejalan menaiki tangga menuju Kamarnya, tanpa memperdulikan papahnya.

Papah Daffa merasa sedih dengan perubahan sikap Daffa. Papah Daffa tau, pasti Daffa berubah karena perceraian itu, dan hal itu membuat Daffa merasa bahwa papahnya telah membuat mamahnya tidak bisa dekat dengan Daffa.

**

Nina sedang mencari buku-buku di perpustakaan , dan ia bingung bagaimana ia bisa meraih buku yang berada paling atas itu. ia melihat sebuah kursi , dan ia menggunakan kursi untuk meraih buku yang ingin dia ambil. Ternyata setelah ia menginjak kursi itu, tubuhnya tidak seimbang , saat ia ingin terjatuh,tetapi tiba-tiba ada seorang laki-laki yang menyangga tubuhnya.

"Lo gapapa kan?" tanya laki-laki itu.

"hemmmm....iya gua gapapa."

"Ohh ya. Gua Vino Pratama,gue kelas IPA 3, panggil aja gue Vino." laki-laki itu tersenyum padanya.

"Gue Nina dari kelas IPA 2 . ohh ya thanks udah nolongin gue."

" hemm.. Gue ke kelas duluan yah . seneng bisa kenal sama lo" ujar Vino.

"Iyahh"

saat Vino pergi ke kelasnya , tiba-tiba ada sosok laki-laki tinggi yang menghampiri Nina. sangat tidak asing sosok laki-laki itu bagi Nina , dan ia tak lain adalah Daffa.
Daffa duduk di kursi dan mengambil posisi berhadapan dengan Nina, hal tersebut membuat Nina merasa ntah itu Salah tingkah atau kah itu rasa tidak nyaman.

"Ngapain lo duduk depan gue." ketus Nina kepada Daffa.

"Suka-suka gue lahh, lo pikir perpustakaan ini punya nenek buyut lo." balas Daffa dengan ekspresi dinginnya.

"Sorry ya gue ga tertarik sama lo, walaupun lo itu menarik di mata semua cewek." ujar Nina.

"Haahhh..." Daffa bingung degan perkataan Nina

Ntah mengapa Nina mengatakan hal itu kepada Daffa, bahkan tanpa Daffa bertanya kepadanya dan berbicara kepadanya, tetapi Nina mengatakan hal yang tidak penting seperti itu.

"Haduuhhh ngomong apaan sih gue." ucap nina dalam hatinya.

"Ngapain lo ngeliatin gue, Dasar cowok sok gantengan lohh." ketus Nina

"hillihh , dasar cewek ga jelas."

Nina bingung mengapa setiap bertemu dengan Daffa ia selalu bertengkar denganya, bahkan sejak pertama kali mereka bertemu tidak ada sekalipun suasana yang damai diantara mereka hingga detik ini. Pada saat itu Nina segera meninggalkan Daffa Karena ia tak tahan dengan suasana yang membuat perasaannya merasa aneh.

"Dasar cewek anehh." ucap Daffa dalam hatinya.

------
Thanks yang udah baca 👌

Tunggu kelanjutan ceritanya di part selanjutnya guys💞

1sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang