O1. Fire Alarm; Stranger

14.7K 947 194
                                    

Saat itu, Doyoung yang sangat kelelahan sedang tidur nyaman di atas kasur empuknya. Tangannya memeluk guling polos berwarna putih dengan tubuhnya yang ditutupi selimut bewarna baby blue, menutupi bagian kakinya hingga dadanya. Sesekali ia akan mengeratkan selimutnya, merasa suhu di sekitarnya menurun dan membuatnya sedikit menggigil.

Posisi tidur Doyoung adalah miring, menghadap ke jendela yang tidak tertutupi gorden (mungkin Doyoung terlalu malas untuk membenarkan gordennya yang masih tersingkap ke samping) dan menampilkan langit yang gelap dan gemerlap kota Seoul pada malam hari yang indah.

Namun, tidurnya yang dirasanya nyaman ternyata sangat berkebalikan dengan kondisi kamar yang di dominasi warna biru ini. Kertas dan buku tebal bertebaran di atas selimutnya, bahkan, laptopnya pun masih berada di atas kasur walaupun sudah dalam kondisi mati dan ditutup.

Mungkin karena itulah ia menggigilㅡ karena mungkin ia terlalu kelelahan hingga lupa untuk menyalakan pemanas ruangan.

Maka, Doyoung mengerang dalam tidurnya dan terus merapatkan selimutnya untuk mencari kehangatan. Tapi kegiatannya itu harus terhenti saat tiba-tiba telinganya menangkap sebuah suara; alarm kebakaran.

Doyoung langsung terperanjat, merasa kaget dengan suara yang menggema di kamarnya sekaligus merasa takut akan terjadi sesuatu yang buruk di sini.

Jadi Doyoung segera bangun, mengabaikan kertas dan buku yang langsung berjatuhan dari kasurnya menuju ke dinginnya lantai. Matanya mencari sendal tidur kelinci miliknya dan ketika sudah dilihatnya, ia segera melangkahkan kakinya dan langsung memakai sendal itu di kakinya.

Tanpa membuang waktu, Doyoung segera berlari keluar apartemennya untuk memeriksa apa yang sedang terjadi.

Napasnya memburu, namun keringat tidak keluar dari tubuhnya karena mungkin efek cuaca yang sangat dingin. Doyoung mengabaikan napasnya yang masih terengah karena berlari dan segera berjalan menuju gerombolan orang yang tengah mengelilingi sesuatu. Doyoung segera menghampiri mereka dan tanpa tahu sopan santun, ia langsung menepuk salah satu bahu perempuan di sana.

Saat perempuan itu membalikkan badannya untuk menghadap ke arah Doyoung, Doyoung langsung menghadiahinya pertanyaan, "Maaf, tapiㅡ ada apa? Apakah ada kebakaran di sini?" Tanyanya. Raut wajah dipenuhi rasa penasaran.

Perempuan di hadapannya yang ternyata terlihat lebih tua darinya itu tersenyum, seolah menenangkan, "Tidak. Tidak ada apa-apa. Hanya tadi ada orang iseng yang membakar sampah di sini." Balasnya.

Mulut Doyoung membentuk o saat mendengarnya, helaan napas lega pun keluar darinya. Lalu ia segera membungkukan badannya, berterimakasih, "Ah, terimakasih, ya. Maaf sudah mengganggu."

Senyuman dan gelengan dari perempuan itu adalah jawaban yang diterima Doyoung. Doyoung menyimpulkan itu sebagai. 'Tidak apa-apa.' Jadi, Doyoung memilih untuk kembali ke apartemennya, tiba-tiba merasa kantuk menyerangnya lagi.

Namun, saat Doyoung ingin membuka pintu apartemennya, pintu di depannya itu tidak bergerak sama sekali. Membuat Doyoung mengernyitkan keningnya dan beberapa saat kemudian matanya membulat.

Sial. Ia terkunci di luar apartemennya sendiri.

Rasanya Doyoung ingin sekali menangis dengan keras sekarang. Ia hanya ingin tidur dengan hangat dan nyaman karena ia merasa sangat kelelahan, hingga tiba-tiba ia menyadari bahwa ia sekarang hanya memakai piyama tipis, tanpa coat-nya di musim dingin ini.

Jadi yang sekarang dilakukan Doyoung adalah duduk di depan pintu apartemennya dan meringis, merasa kasihan dengan dirinya sendiri.

Kakinya ia tekuk di depannya dadanya dan ia gerakan tangannya untuk memeluk kakinya itu.

Jaedo's 💕Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang