Double-Shot - Arigatou! (part 2)

4.6K 392 60
                                    

Senyum Kuroko menghilang begitu ia membaca bagian akhir pesan itu. Ia memang benar-benar sedih, ia memang tidak dapat menahannya, kalau ia mengungkapkan perasaannya, ia takut Kagami tidak akan jadi pergi ke amerika, ia takut gara-gara dirinya Kagami mengurungkan niatnya pergi, ia takut ia tak mendukung cahayanya. Kuroko hanya ingin Kagami berhasil, meski itu artinya, dia akan berpisah dengan Kagami, pacar pertamanya, untuk waktu yang sangat lama, entah bisa atau tidak mereka melakukan hubungan jarak jauh, entah apakah Kagami yang sudah sukses masih menunggunya, masih mengingatnya. Kurokopun berjalan lagi, menuju bulan berikutnya. Ia menemukannya, tapi ada yang aneh ketika dia membacanya, kertasnya sama tebalnya, tapi sepertinya lebih lusuh dari sebelumnya.

.

Month 11

Kau tahu apa yang membuatku depresi? Bahwa aku mengingat aku akan pergi ke amerika, meninggalkan seirin, meninggalkan teman-teman kiseki no sedai, dan terutama, meninggalkanmu. 

Berkali-kali aku hendak mengurungkan niatku, berkali-kali aku menangis, bila membayangkan bahwa aku harus tinggal disana bertahun-tahun, tanpa dirimu. Aku terus mengingat, bagaimana dirimu mengubah sifatku, bagaimana ketabahanmu membuatku sadar, bagaimana senyummu, mengubah duniaku. Aku tak bisa melupakannya, hari demi hari, jam demi jam, detik demi detik, yang muncul pertama dalam otakku hanyalah dirimu. Dirimu yang menampilkan wajah sedihmu ketika kita melakukannya setelah pertandingan melawan jabberwock, aku tak bisa membayangkan, dirimu menangis bila aku tak berada disana, dirimu yang tak bisa tertawa, aku benar-benar telat memikirkannya..

ketika alex memberitahuku bahwa aku diberi undangan itu, aku memang senang sekali, aku tak memikirkan apapun dan memberi tahumu dengan perasaan riang gembira, aku tak memikirkan..bahwa aku tidak bisa membawamu kesana, namun aku sadar malam itu, malam kau memberikan wajah sedihmu. 

Kuroko, bagaimana perasaanmu ketika mendengar aku akan pergi ke amerika? Benarkah kau ikut senang? Karena bagiku kau terlihat terpukul.. 

maafkan aku yang egois ini, maafkan aku karena aku terlalu memikirkan diriku sendiri, maafkan aku karena aku tak memikirkan dirimu, maafkan aku karena aku telah membuat pinggangmu sakit, kakimu tak bisa berjalan, karena aku melakukannya terlalu kasar akhir-akhir ini, sebagai pertahananku agar aku tak menangis, maafkan aku karena disaat terakhir seperti ini, aku malah sibuk mengerjakan banyak hal, maafkan aku karena aku tidak mempedulikanmu, menghiraukan ajakanmu pergi bersama, bahkan membalas pesanmu.. 

Kuroko, ketahuilah, aku, benar-benar mencintaimu..aku mempacarimu bukan hanya karena aku ingin memuaskan hasrat bercintaku, bukan karena aku tahu kau tidak akan bisa hamil sehingga aku tidak harus bertanggung jawab apa-apa, tapi karena aku sungguh terpikat padamu, segala sesuatu yang ada pada dirimu, tindakanmu, pengorbananmu, usahamu, senyummu, dirimu seutuhnya, telah membuatku tak akan bisa melepasmu, kau satu-satunya orang yang dapat membuatku seperti ini, kau satu-satunya orang yang membuat gejolak hatiku.

.

Kuroko menghentikan bacanya. Ia tak kuat untuk tidak menghapus air matanya, betapa bodohnya ia meragukan perasaan Kagami padanya, betapa bodohnya ia tak tahu bahwa Kagami begitu mencintainya, begitu sayang kepadanya, betapa bodoh ia memikirkan kata-kata Kagami, perkataan candaannya tadi. Betapa bodoh ia tidak berpikir, bahwa Kagami juga merasa sengsara akan berpisah darinya, akan merasa kesepian tanpa dirinya. Mengapa ia tidak memikirkannya? Mengapa ia sempat berpikir Kagami memang egois? Padahal dirinyalah yang egois, sampai menampilkan wajah sedihnya ketika mereka bercinta, hingga Kagami merasa bersalah. Ia tahu, menulis seperti itu membutuhkan mental yang kuat, Kuroko tahu, Kagami menangis saat menulisnya, Kagami begitu memikirkan perasaannya yang hancur, terlihat dari beberapa tulisan yang mengeblur karena air di beberapa tempat, air mata sang kekasih. Dan tangan Kagami yang bergetar, dari beberapa tulisan yang melenceng. Kuroko merasa dirinya terlalu bodoh menyangsikan rasa cinta Kagami. Kemudian, tulisan yang belum selesai dibacanya itu, ia teruskan

one-shots book ( KAGAKURO Fanfic )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang